Cerita Mahasiswa Jogja Habiskan Rp 6 Juta Sebulan, Buat Apa Saja?

Cerita Mahasiswa Jogja Habiskan Rp 6 Juta Sebulan, Buat Apa Saja?

Serly Putri Jumbadi - detikJogja
Selasa, 11 Feb 2025 23:30 WIB
shot of graduation hats during commencement success graduates of the university, Concept education congratulation. Graduation Ceremony ,Congratulated the graduates in University.
Ilustrasi mahasiswa di Jogja. (Foto: Getty Images/iStockphoto/Rattankun Thongbun)
Sleman -

Jogja dikenal sebagai Kota Pelajar dengan total 128 perguruan tinggi. Mahasiswa dari beragam daerah pun berbondong-bondong kuliah di Jogja.

Lantas berapa biaya hidup para mahasiswa ini?

Salah satu mahasiswa FPSB UII 2021, Biyan (23) mengaku pengeluarannya sebulan tembus Rp 6 juta. Mahasiswa asal Jogja ini mengaku uang sakunya itu hanya digunakan untuk makan, nongkrong, hingga transpor.

"Saya nggak ngekos, tapi kalau sebulan kira-kira 6 juta. Itu uang saku buat makan, nongkrong, dan kebutuhan lain. Rata-rata paling banyak pengeluaran buat kendaraan (mobil) bensinnya Pertamax," kata Biyan kepada detikJogja, Selasa (11/2/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain untuk kendaraan, Biyan menyebut kebutuhan nongkrong di kafe, dan makan cukup menguras uang sakunya per bulan.

"Karena saya ikut organisasi, jadi tiap minggu pasti nongkrong di kafe. Bisa sampai 3-4 kali seminggu. Itu fleksibel aja (kebutuhan lain beli baju) kalau memang dibutuhkan, nggak mesti sebulan beli," kata dia.

ADVERTISEMENT

"Kalau Gofood Shopee Food juga sering pakai uang saku tersebut. Kadang siang panas, macet pas di kontrakan teman atau sekre (kampus) saya beli pakai itu," tambahnya.

Di sisi lain, mahasiswa Fakultas Hukum UII asal Palembang, Fadhil (20), mengaku menghabiskan biaya sekitar Rp 5 juta per bulan. Sebagai anak rantau, pengeluarannya paling banyak digunakan untuk makan dan biaya kontrak rumah.

"Pengeluaran Rp 5 juta itu buat makan, sama biaya kontrakan rumah seperti air, sampah, WiFi, dan lain-lain. Kalau ngontrak rumah itu saya bareng teman-teman 20 juta per tahun," ujar Fadhil.

Fadhil bilang biaya makan menjadi persentase paling banyak selama sebulan. Apalagi, dia sering menggunakan jasa layanan pesan antar makanan.

"Paling banyak dari biaya hidup sebulan itu Gofood sama Shopee Food (menyebut jasa layanan pesan antar). Itu bisa 100 ribu per hari karena ongkirnya besar," tambahnya.

Kemudian biaya transpor dan hobi juga masuk dalam pengeluarannya sebulan.

"Terus itu masuk juga ke biaya saya beli buku, per bulan biasanya bisa beli dua buku. Itu lebih ke hobi. Sama kendaraan juga saya pakai mobil dan motor bensinnya Pertamax, kalau itu pengeluarannya belum tentu," urainya.

Sebagai pembanding yaitu Sulthan (24) mahasiswa Magister Hukum UGM angkatan 2023 menyebutkan biaya hidup selama kuliah kisaran Rp 3 juta per bulan. Mahasiswa asal Magelang ini menyebut biaya hidup itu untuk kebutuhan pokok semata.

"Uang sebulan sekitar uang kos, makan, kebutuhan internet itu kurang lebih antara 2,5-3 (juta). Kos sekitar 1 jutaan," jelas Sulthan.

Selain untuk kebutuhan bayar kos, Sulthan mengatakan angka tersebut paling banyak untuk kebutuhan makan dan minum kopi.

"Pengeluarannya paling banyak itu karena mungkin kita mahasiswa S2 itu kegiatannya banyak tugas dan belajar lebih ekstra. Asupan beli kopi, snack, rokok. Biasanya lebih banyak ya takeaway kalau santai ya nongkrong. Kalau makan ya sering langsung di tempat, kalau Gofood situasional, jarang," kata dia.

"Kalau beli barang baju atau sepatu itu di luar uang saku," ujar Sulthan.

Survei Biaya Hidup Mahasiswa Jogja

Sebagai informasi, survei SBHM Jogja pada 2024 ini mengambil sampel 2 ribu mahasiswa di 43 perguruan tinggi se-Jogja. Dengan rincian sampel 19 universitas, 3 institut, 11 sekolah tinggi, 5 politeknik, dan 5 akademi. Periode survei dilakukan pada 26 Maret hingga 22 April 2024.

Survei ini dilakukan dengan kuesioner tatap muka langsung. Adapun sampling error 2,23%.

Dari hasil surveinya, Ardito memaparkan, pengeluaran rata-rata mahasiswa di Jogja mencapai Rp 2.966.514,00 per bulan. Angka ini meningkat dibanding survei tahun 2020 yakni sebesar Rp 2.917.264,00.

Dari nominal tersebut, pengeluaran terbesar mahasiswa, yaitu untuk makan-minum sebesar 26%, gaya hidup 23%, serta pondokan atau kos 22%.

"Pengeluaran terbesar yang pertama adalah makan-minum, kemudian lifestyle, lifestyle itu baru muncul nomor dua di (survei) 2020, pada (survei) tahun 2016 dia di nomor 3 setelah sewa tempat tinggal atau pondokan. Yang nomor tiga sewa tempat tinggal," ujar Ardito.

Sedangkan pengeluaran lainnya yang tercantum dalam survei antara lain transportasi, komunikasi dan informasi, kesehatan, rekreasi, dan lain-lain.




(ams/rih)

Hide Ads