Sederet Alasan Keraton Jogja Tutup Plengkung Gading hingga Tata Pedagang Alkid

Terpopuler Sepekan

Sederet Alasan Keraton Jogja Tutup Plengkung Gading hingga Tata Pedagang Alkid

Tim detikJogja - detikJogja
Minggu, 26 Jan 2025 12:48 WIB
Potret Plengkung Gading, Kamis (23/1/2025) pukul 16.30 WIB.
Plengkung Gading Jogja. Foto: Adji G Rinepta/detikJogja
Jogja -

Keraton Jogja berencana untuk menutup Plengkung Gading. Selain itu mereka akan melakukan penataan para pedagang di Alun-alun Kidul (Alkid).

Pihak keraton akan melakukan uji coba sebelum kebijakan ini berlaku. Hanya saja mereka belum bisa memastikan kapan uji coba akan digelar.

Rencana penutupan Plengkung Gading yang selama ini digunakan sebagai akses masyarakat Jogja ini menjadi salah satu berita yang banyak dibaca di detikJogja selama sepekan terakhir.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Adapun informasi mengenai rencana penutupan Plengkung Gading dan penataan pedagang Alkod itu awalnya beredar melalui media sosial.

Kabar yang diunggah akun X @titiknol_jogja tersebut juga menyinggung para pedagang kuliner hingga penyedia odong-odong di utara plengkung Gading atau kawasan Alun-alun kidul yang akan terdampak penutupan ini.

ADVERTISEMENT

"Plengkung Gading closed, deceased monarch only. Farewell Warung Brongkos, bakul cilok, odong-odong, sak tukang parkire. Masyarakate kon kukut, arep dipek dewe," tulis cuitan dalam unggahan tersebut dilihat detikJogja, Selasa (21/1/2025).

Pihak Keraton Jogja dan Pemda Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mengakui adanya rencana tersebut. Mereka mengungkap beberapa alasan yang membuat Plengkung Gading harus ditutup.

Berikut ini beberapa alasan yang dikemukakan oleh pihak Keraton Jogja dan Pemda DIY.

Bagian dari Sumbu Filosofi Jogja

Penghageng Kawedanan Hageng Punakawan (KHP) Datu Dana Suyasa, GKR Mangkubumi pun membenarkan rencana tersebut.

Menurutnya, penutupan tersebut baru akan diujicobakan. Namun Gusti Mangkubumi tidak memaparkan secara rinci uji coba tersebut. Ia hanya menjelaskan alasan penutupan lantaran Plengkung Gading masuk dalam kawasan Sumbu Filosofi Jogja.

"Baru uji coba. Nah aku ndak tahu (mulai dan sampai kapan)," paparnya saat ditemui wartawan di Kompleks Kepatihan, Kota Jogja, Selasa (21/1).

"(Alasan penutupan) itu kan bagian dari, apa namanya, sumbu filosofi," sambung Gusti Mangkubumi.

Adapun terkait kemungkinan para pedagang terdampak, Gusti Mangkubumi pun membenarkan namun tidak secara gamblang. Ia menyebut akan ada kemungkinan relokasi, termasuk pedagang di kawasan Alun-alun utara.

"Kita kan ndak ngusir to, ditata. Ya belum tahu (di mana relokasinya) baru diuji coba. Nanti kita atur, kan masih didata juga," paparnya.

"Alun-alun utara juga iya, kan sudah ditata alun-alunnya," pungkas Gusti Mangkubumi.

Rekomendasi UNESCO

Gubernur DIY Sultan Hamengku Buwono X juga mengatakan hal serupa. Dia juga menyebut penataan itu sebagai bagian dari pelaksanaan rekomendasi UNESCO terkait sumbu filosofi Jogja.

Sultan menyebut langkah itu akan diawali dengan uji coba. Hanya saja dia menegaskan uji coba rencana itu belum dilakukan.

"Ya belum, wong dicoba aja belum," ungkap Sultan saat ditemui wartawan di kompleks Kepatihan Kota Jogja, Rabu (22/1/2025).

Sultan juga menegaskan jika tidak ada penggusuran terhadap pedagang di sekitar. Dua rencana itu, kata Sultan, adalah amanat dari rekomendasi UNESCO soal Sumbu Filosofi Jogja.

"Ya pengertian ditata bukan berarti digusur. Kan baru percobaan aja, memungkinkan ndak, kalau memang ndak memungkinkan ya," papar Sultan.

"Semua penataan kan ada rekomendasi-rekomendasi dari UNESCO to, harus diikuti. Kalau yang berkait dengan Keraton kan kita ngatur sendiri," sambungnya.

Plengkung Gading Retak

Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan Dan Energi Sumber Daya (PUPESDM) DIY mengungkap alasan munculnya rencana penutupan Plengkung Gading. Yakni untuk menjaga struktur bangunan yang termasuk cagar budaya tersebut.

Kepala Dinas PUPESDM DIY, Anna Rina Herbranti mengatakan rencana penutupan ini guna menata lalu lintas di kawasan tersebut. Pasalnya, menurutnya badan bangunan plengkung Gading sudah ada beberapa titik yang mengalami keretakan.

"Kendaran kalau lewat kan det, det, det gitu kan, pasti ada beban kan, padahal kondisinya sudah ada beberapa retak," jelasnya saat ditemui wartawan di Kompleks Kepatihan Kota Jogja, Kamis (23/1/2025).

"Plengkung gading itu adalah salah satu cagar budaya, kemudian ada di Sumbu Filosofi, nah lalu lintas yang ada kan kalau jumlahnya cukup padat, dan melihat kondisi Plengkungnya kan beberapa ada yang retak, sehingga kita harus menjaga lalu lintas tersebut," sambungnya.

Meski begitu, Anna mengatakan belum ada kajian lebih rinci mengenai kondisi retakan di Plengkung Gading. Ia pun tidak menutup kemungkinan Plengkung Gading juga akan direvitalisasi kedepannya.

"Ya mungkin, mungkin nanti perlu diperbaiki," ungkap Anna.

"Kami belum mendeteksi secara (rinci) seperti itu ya. Kan juga harus koordinasi dengan dinas Kebudayaan. Tapi informasinya sudah ada beberapa titik yang retak," imbuhnya.




(ahr/ahr)

Hide Ads