Harga Sembako Jogja Hari Ini 27 Juli 2025: Telur Ayam Merosot Perlahan

Harga Sembako Jogja Hari Ini 27 Juli 2025: Telur Ayam Merosot Perlahan

Nur Umar Akashi - detikJogja
Minggu, 27 Jul 2025 13:51 WIB
Semangkok telur ayam
Telur ayam. (Foto: Louis Hansel/Unsplash)
Jogja -

Harga sembako (sembilan bahan pokok) dapat berubah setiap harinya akibat pengaruh berbagai faktor. Bagi detikers yang membutuhkan informasi tentangnya, simak daftar harga sembako Jogja 27 Juli 2025 di bawah ini.

Apa saja yang termasuk sembako? Berdasar Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Republik Indonesia Nomor 115/MPP/Kep/2/1998 tentang Jenis Barang Kebutuhan Pokok Masyarakat, sembilan bahan pokok atau sembako adalah beras, gula pasir, minyak goreng dan mentega, daging sapi dan ayam, telur ayam, susu, jagung, minyak tanah, dan garam beryodium.

Tentunya, di samping sembako, informasi seputar harga bahan lainnya juga penting untuk diketahui. Dengan begitu, warga Jogja dapat menentukan prioritas bahan makanan yang akan dibeli dan jumlahnya. Tak hanya konsumen, pedagang maupun produsen juga dapat menentukan langkah yang diambil berdasarkan naik-turunnya harga.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hari ini, harga telur ayam di Jogja kembali turun kendati tidak signifikan. Berapa per kilogramnya? Cek informasi lengkap harga sembako Jogja 27 Juli 2025 berdasar data Bapanas via uraian berikut!

ADVERTISEMENT

Daftar Harga Sembako Jogja 27 Juli 2025 Versi Bapanas

Sumber kredibel yang bisa digunakan untuk mengetahui perkembangan harga sembako sehari-hari adalah panel harga Badan Pangan Nasional (Bapanas). Dikutip dari situs resminya pada Minggu, 27 Juli 2025 pukul 12.04 WIB, daftar lengkap harga sembako Kota Jogja hari ini adalah sebagai berikut:

  • Beras premium: Turun dari Rp 14.536 menjadi Rp 14.500/kg
  • Beras medium: Rp 12.500/kg
  • Beras SPHP: Rp 12.500/kg
  • Kedelai biji kering (impor): Rp 9.200/kg
  • Bawang merah: Turun dari Rp 45.857 menjadi Rp 44.857/kg
  • Bawang putih bonggol: Naik dari Rp 29.857 menjadi Rp 30.571kg
  • Cabai merah keriting: Naik dari Rp 27.429 menjadi Rp 28.714/kg
  • Cabai merah besar: Naik dari Rp 31.786 menjadi Rp 32.571/kg
  • Cabai rawit merah: Naik dari Rp 28.857 menjadi Rp 29.000/kg
  • Daging sapi murni: Rp 130.000/kg
  • Daging ayam ras: Rp 31.500/kg
  • Telur ayam ras: Turun dari Rp 27.625 menjadi Rp 27.313/kg
  • Gula konsumsi: Turun dari Rp 17.409 menjadi Rp 17.300/kg
  • Minyak goreng kemasan: Turun dari Rp 18.273 menjadi Rp 18.100/liter
  • Minyak goreng curah: Rp 17.000/liter
  • Minyakita: Rp 15.700/liter
  • Tepung terigu curah: Rp 9.000/kg
  • Tepung terigu kemasan: Rp 10.875/kg
  • Garam konsumsi: Rp 11.625/kg
  • Ikan kembung: Rp 37.833/kg
  • Ikan tongkol: Rp 34.333/kg
  • Ikan bandeng: Rp 41.333/kg

Sebagai catatan, data harga bahan pangan di atas diambil dari menu 'Tabel Perkembangan Harga' dengan mencantumkan jenis data panel konsumen, wilayah Provinsi DIY, Kota Jogja, dan periode 26-27 Juli 2025. Berhubung data yang disajikan masih bisa berubah, detikers dapat mengakses perkembangan harga terbaru via tautan https://panelharga.badanpangan.go.id/tabel-rekap.

Selama sepekan terakhir, terhitung sejak 20 Juli 2025, harga telur ayam di Jogja tercatat turun perlahan-lahan. Pada 20 Juli, satu kilogram telur dibanderol Rp 28.125. Angka ini langsung turun berturut-turut pada 21 dan 22 Juli.

Per 23 Juli, harganya sempat naik lagi jadi Rp 28.125. Namun, besoknya, kembali turun ke angka Rp 28.000. Setelah itu, harganya merosot perlahan-lahan. Pada 25 Juli, dibanderol Rp 27.938, turun 62 rupiah dibanding sehari sebelumnya.

26 Juli 2025, harganya turun lagi, kali ini jadi Rp 27.625 sekilo. Lalu, hari ini, harga telur ayam masih tampak meneruskan tren turunnya. Data Bapanas menunjukkan, harga satu kilogram telur ayam turun menjadi Rp 27.313/kg.

Faktor-faktor Penyebab Naiknya Harga Sembako

Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan harga bahan pokok naik. Dirangkum dari Journal of Sharia and Law berjudul 'Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kenaikan Harga Sembako oleh Para Pedagang Menurut Perspektif Ekonomi Syariah' karya Nur Azizah Nasution dkk, ini poin-poinnya:

1. Faktor Produksi

Tanpa adanya produksi, para pedagang sembako di pasar akan kekurangan jumlah barang. Penyebabnya bervariasi, mulai dari hasil panen yang tidak maksimal, keterbatasan biaya petani, hingga cuaca buruk. Alhasil, barang langka membuat harga melambung.

2. Faktor Distribusi

Semakin lama proses distribusi, makin naik pula harga sembako. Lebih-lebih, jika terjadi keterlambatan dalam prosesnya. Akibatnya, pedagang mesti menaikkan harga sembako demi dapat meraup laba.

3. Faktor Sumber Pasokan

Mirip dengan faktor pertama, sumber pasokan dapat memengaruhi naik-turunnya harga sembako. Semakin banyak barang yang tersedia, harganya akan semakin murah, begitu pula sebaliknya.

4. Faktor Permintaan dan Penawaran

Ketika permintaan terhadap suatu barang naik, para pedagang akan menaikkan harga. Hal ini juga berlaku sebaliknya.

5. Faktor Jumlah Pedagang Pesaing

Semakin banyak pesaing, harga sembako cenderung lebih mendekati tarif pasaran. Sebagai contoh, di pasar A hanya ada dua pedagang sembako. Kondisi ini membuat keduanya bersaing dengan lebih ekstrem ketimbang pasar B yang memiliki 10 pedagang sembako. Sebab, keduanya mesti bersaing ketat untuk memperebutkan pasar.

Demikian informasi harga sembako di Jogja, Minggu, 27 Juli 2025. Perlu dicatat bahwa harga yang ditemui di pasaran bisa saja berbeda. Hal ini disebabkan adanya disparitas untuk masing-masing bahan pokok. Semoga bermanfaat.




(sto/aku)

Hide Ads