Soal Rencana Penutupan Plengkung Gading, Wamenpar Akan Ajak Bicara Pemda DIY

Soal Rencana Penutupan Plengkung Gading, Wamenpar Akan Ajak Bicara Pemda DIY

Jauh Hari Wawan S - detikJogja
Senin, 27 Jan 2025 15:24 WIB
Potret Plengkung Gading, Kamis (23/1/2025) pukul 16.30 WIB.
Potret Plengkung Gading, Kamis (23/1/2025) pukul 16.30 WIB. Foto: Adji G Rinepta/detikJogja
Sleman -

Rencana penutupan Plengkung Gading oleh Keraton Jogja menuai banyak respons masyarakat. Wamen (Wakil Menteri) Pariwisata Ni Luh Puspa menyampaikan akan bertemu dengan pihak pengelola untuk mendiskusikan hal tersebut.

"Kalau memang ini menuai pro kontra dan lain sebagainya tentu kami dari Kemenpar akan mendiskusikannya dengan pemilik, yaitu Pemda," kata Ni Luh Puspa ditemui wartawan di sela kunjungan ke Kalasan, Sleman, Senin (27/1/2025).

Adapun informasi mengenai rencana penutupan Plengkung Gading dan penataan pedagang Alkid itu awalnya beredar melalui media sosial. Ni Luh Puspa bilang, jika setiap kebijakan yang muncul pastinya sudah melalui kajian. Meski begitu, dirinya tetap akan mencoba berdiskusi dengan pihak Keraton.

"Jadi saya rasa apa yang diambil keputusan pasti sudah melalui kajian, pertimbangan yang matang, nanti kita lihat," ucapnya.

Sebelumnya, Pengageng Kawedanan Hageng Punakawan (KHP) Datu Dana Suyasa, GKR Mangkubumi pun membenarkan rencana tersebut.

Menurutnya, penutupan tersebut baru akan diujicobakan. Namun Gusti Mangkubumi tidak memaparkan secara rinci uji coba tersebut. Ia hanya menjelaskan alasan penutupan lantaran Plengkung Gading masuk dalam kawasan Sumbu Filosofi Jogja.

"Baru uji coba. Nah aku nggak tahu (mulai dan sampai kapan)," paparnya saat ditemui wartawan di Kompleks Kepatihan, Kota Jogja, Selasa (21/1).

"(Alasan penutupan) itu kan bagian dari, apa namanya, sumbu filosofi," sambung Gusti Mangkubumi.

Adapun terkait kemungkinan para pedagang terdampak, Gusti Mangkubumi pun membenarkan namun tidak secara gamblang. Ia menyebut akan ada kemungkinan relokasi, termasuk pedagang di kawasan Alun-alun utara.

"Kita kan nggak ngusir to, ditata. Ya belum tahu (di mana relokasinya) baru diuji coba. Nanti kita atur, kan masih didata juga," paparnya.

"Alun-alun utara juga iya, kan sudah ditata alun-alunnya," pungkas Gusti Mangkubumi.

Gubernur DIY Sultan Hamengku Buwono X juga mengatakan hal serupa. Dia juga menyebut penataan itu sebagai bagian dari pelaksanaan rekomendasi UNESCO terkait sumbu filosofi Jogja.

Sultan menyebut langkah itu akan diawali dengan uji coba. Hanya saja dia menegaskan uji coba rencana itu belum dilakukan.

"Ya belum, wong dicoba aja belum," ungkap Sultan saat ditemui wartawan di kompleks Kepatihan Kota Jogja, Rabu (22/1).

Sultan juga menegaskan jika tidak ada penggusuran terhadap pedagang di sekitar. Dua rencana itu, kata Sultan, adalah amanat dari rekomendasi UNESCO soal Sumbu Filosofi Jogja.

"Ya pengertian ditata bukan berarti digusur. Kan baru percobaan aja, memungkinkan nggak, kalau memang nggak memungkinkan ya," papar Sultan.

"Semua penataan kan ada rekomendasi-rekomendasi dari UNESCO to, harus diikuti. Kalau yang berkait dengan Keraton kan kita ngatur sendiri," sambungnya.




(ahr/apu)

Hide Ads