Keraton Jogja Ungkap Alasan Rencana Penutupan Plengkung Gading

Keraton Jogja Ungkap Alasan Rencana Penutupan Plengkung Gading

Tim detikJogja - detikJogja
Rabu, 22 Jan 2025 09:38 WIB
Gauk Plengkung Gading, Kraton, Kota Jogja, Senin (18/3/2024).
Plengkung Gading, Kraton, Kota Jogja, Senin (18/3/2024). Foto: Dwi Agus/detikJogja
Jogja -

Kabar bernarasi Plengkung Gading Keraton Jogja akan ditutup viral di media sosial. Keraton Jogja buka suara.

Pengageng Kawedanan Hageng Punakawan (KHP) Datu Dana Suyasa, GKR Mangkubumi membenarkan rencana tersebut. Menurutnya, penutupan tersebut baru akan diujicobakan. Namun Mangkubumi tidak memaparkan secara rinci uji coba tersebut.

"Baru uji coba. Nah aku nggak tahu (mulai dan sampai kapan)," kata Mangkubumi saat ditemui wartawan di Kompleks Kepatihan, Kota Jogja, Selasa (21/1/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia hanya menjelaskan alasan penutupan adalah Plengkung Gading masuk dalam kawasan Sumbu Filosofi Jogja.

"(Alasan penutupan) Itu kan bagian dari, apa namanya, sumbu filosofi," ujar putri sulung Sultan HB X ini.

ADVERTISEMENT

Adapun terkait kemungkinan para pedagang terdampak, Mangkubumi pun membenarkan namun tidak secara gamblang. Ia menyebut akan ada kemungkinan relokasi, termasuk pedagang di kawasan Alun-alun Utara.

"Kita kan nggak ngusir to, ditata. Ya belum tahu (di mana relokasinya) baru diuji coba. Nanti kita atur, kan masih didata juga," paparnya.

"Alun-alun Utara juga iya, kan sudah ditata Alun-alunnya," pungkas Mangkubumi.

Untuk diketahui, kabar penutupan Plengkung Gading itu salah satunya diunggah oleh akun X @titiknol_jogja. Akun tersebut juga menyinggung para pedagang kuliner hingga penyedia odong-odong di utara Plengkung Gading atau kawasan Alun-alun Kidul yang akan terdampak penutupan ini.

"Plengkung Gading closed, deceased monarch only. Farewell Warung Brongkos, bakul cilok, odong-odong, sak tukang parkire. Masyarakate kon kukut, arep dipek dewe," tulis cuitan dalam unggahan tersebut dilihat detikJogja, Selasa (21/1).

Terkait hal itu, pedagang di Alun-alun Selatan atau Alun-alun Kidul (Alkid) malah mengaku belum menerima kabar apa-apa.

Salah satunya Riyadi, pedagang angkringan di kawasan Alkid yang sudah berjualan sejak 1990. Ia mengatakan, biasanya akan ada pemberitahuan dari paguyuban jika akan ada kebijakan yang dilaksanakan.

"Saya malah dereng ngertos (belum tahu). Biasanya kalau ada gitu ada undangan dulu (dari paguyuban)," jelasnya saat ditemui wartawan di lapak dagangannya, Selasa (21/1).

"Ada 400 anggota (paguyuban). (Pedagang) Siang sama malam, sama parkir," sambung Riyadi.

Hal serupa juga disampaikan Karmila, pedagang pecel lele di sisi timur Alkid yang juga mengaku belum mendengar kabar penataan pedagang di Alun-alun Selatan. Ia pun berharap tidak ada pemindahan pedagang di Alkid.

"Belum ada kabar apa-apa, belum ada informasi apa-apa dari paguyuban. Iya (berharap) di sini aja," ungkapnya kepada wartawan di lapaknya.




(rih/dil)

Hide Ads