Menteri LH Minta Pemda di DIY Perbanyak Bank Sampah, Ini Alasannya

Menteri LH Minta Pemda di DIY Perbanyak Bank Sampah, Ini Alasannya

Pradito Rida Pertana - detikJogja
Senin, 18 Nov 2024 16:45 WIB
TPA Piyungan, Kabupaten Bantul.
TPA Piyungan, Kabupaten Bantul. Foto: Pradito Rida Pertana/detikJogja.
Bantul -

Menteri Lingkungan Hidup (LH) Hanif Faisol Nurofiq meminta pemerintah di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) untuk memperbanyak bank sampah di hulu. Selain itu Dinas Lingkungan Hidup (DLH) diminta mengolah food waste atau sampah sisa makanan secara maksimal.

Hanif mengatakan, kebijakan Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) X agar setiap kabupaten/kota mengolah sampah adalah langkah tepat. Menurutnya, kebijakan itu juga menjadi pembelajaran bahwa pengelolaan sampah adalah hal yang penting.

"Gubernur telah mengambil kebijakan dengan memberikan sebenarnya pelajaran bagi kita semua bahwa pengelolaan sampah wajib dilakukan secara intensif," kata Hanif kepada wartawan di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Piyungan, Bantul, Senin (18/11/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"TPA ini ditutup sementara oleh Pak Gubernur sembari melakukan penataan supaya lebih ramah lingkungan," sambung Hanif.

Selanjutnya, Hanif menceritakan, sebelum ke TPA Piyungan, ia sempat mendatangi depo pembuangan sampah di depan Stadion Mandala Krida, Kota Jogja. Menurutnya, sampah di depo tersebut tampak menggunung.

ADVERTISEMENT

"Tadi kita sama-sama ke depo pembuangan sampah di depan Stadion Mandala Krida, Kota Jogja. Ini sudah menggambarkan dari rangkaian efek penutupan TPA Piyungan ini," ujarnya.

Selain itu, Hanif tidak menampik jika penutupan TPA Piyungan berimplikasi terhadap kabupaten/kota di DIY. Di mana masing-masing harus mengambil langkah sendiri dalam mengelola sampah.

"Ini berimplikasi terhadap masing-masing kabupaten/kota mengambil langkah sendiri. Tapi sampah bersih di depan mereka padahal dibuang di tempat jauh, nah ini jadi problem di tempat lain," ucapnya.

Pihaknya pun meminta kepada Gubernur, bupati dan wali kota serta Kepala Dinas Lingkungan Hidup untuk segera melakukan langkah-langkah penyelesaian efektif di lapangan. Salah satunya dengan memperkuat garis pertahanan di hulu.

"Jadi kami minta Pak Gubernur, Pak Kadis untuk segera membentuk, membangun bank sampah unit di hulu. Kemudian memperbanyak penyuluh-penyuluh lingkungan hidup untuk mengedukasi tentang pilah dan pilih sampah," katanya.

"Hanya itu cara paling sementara sambil teman-teman provinsi kabupaten menyiapkan teknologi akhir dari pengelolaan sampah," imbuh Hanif.

Hanif juga meminta kepada DLH provinsi hingga kabupaten/kota di DIY agar fokus dalam mengelola sampah sisa makanan. Mengingat dari sistem informasi pengelolaan sampah nasional (SIPSN) sampah paling banyak di DIY merupakan jenis sisa makanan.

"Ini komposisi sampah dari data yang masuk ke SIPSN, adalah 60% food waste, ini jadi tugas Pak Kadis (DLH) menyelesaikannya. Karena food waste sejatinya itu barang komersial jika kita bisa mengolah dengan cerdas. Ini yang akan sisa nanti, sehingga sambil menunggu penataan harus segera dilakukan," ujarnya.

Apabila pengolahan sampah sisa makanan bisa maksimal, Hanif menyebut bisa menurunkan produksi sampah harian dari Kota Jogja, Kabupaten Sleman, dan Kabupaten Bantul. Selain itu, ketiga kabupaten/kota itu tidak lagi bergantung pada TPA Piyungan.

"Kenapa? Karena untuk Kota Jogja, Sleman, dan Bantul hampir sekitar 1.300 ton per hari. Artinya kalau disetop di sini berikutnya sampah itu akan lari ke mana dan itu harus jadi perhatian kita, tidak kemudian kita lepas," ucapnya.

Hanif juga menilai semua itu agar depo-depo sampah tidak lagi penuh. Pasalnya semua itu bisa mencemari lingkungan.

"Karena itu langkah-langkah tadi kami mintakan. Kami tegaskan lagi, depo-depo itu sangat meresahkan masyarakat dan mencemarkan lingkungan. Sehingga kami minta dihentikan," katanya.




(apl/rih)

Koleksi Pilihan

Kumpulan artikel pilihan oleh redaksi detikjogja

Hide Ads