Pengumuman! DIY Siaga Darurat Bencana Kekeringan hingga 31 Agustus

Pengumuman! DIY Siaga Darurat Bencana Kekeringan hingga 31 Agustus

Dwi Agus - detikJogja
Senin, 05 Agu 2024 17:06 WIB
Kondisi ladang milik warga di Dusun Kaliduren I, Sumberagung, Moyudan, Sleman terlihat mengalami pecah tanah, Senin (5/8/2024).
Kondisi ladang milik warga di Dusun Kaliduren I, Sumberagung, Moyudan, Sleman terlihat mengalami pecah tanah, Senin (5/8/2024). Foto: Dwi Agus/detikJogja
Jogja -

Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menetapkan status Siaga Darurat Bencana Kekeringan hingga 31 Agustus 2024. Penetapan ini diputuskan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan Hamengku Buwono X berdasarkan kondisi realita lingkungan.

Penetapan ini mulai berlaku sejak 1 Agustus 2024 hingga akhir bulan ini. Penetapan status siaga darurat bencana kekeringan tertuang dalam Surat Keputusan (SK) Gubernur DIY Nomor 286/KEP/2024. Terbitnya Surat Keputusan ini diikuti sejumlah langkah antisipasi dan mitigasi oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY.

"Benar saat ini DIY berstatus Siaga Darurat Bencana Kekeringan berlaku sejak 1 Agustus hingga 31 Agustus 2024. Status siaga darurat ini bisa diperpanjang apabila kekeringan berkepanjangan," jelas Kepala Pelaksana BPBD DIY Noviar Rahmad saat dihubungi melalui sambungan telepon, Senin (5/8/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Penetapan di level provinsi karena telah ada tiga kabupaten terdampak. Noviar berkata penetapan status level provinsi berlaku jika ada satu kabupaten atau kota yang terdampak. Hingga menyatakan status siaga darurat lebih awal.

Penetapan status ini, lanjut Noviar, tetap mengacu kondisi realitas. Ditambah dengan adanya penetapan status darurat di setiap wilayah. Dalam konteks ini, Kabupaten Gunungkidul, Kulon Progo dan Sleman telah menyatakan berstatus siaga darurat hidrometeorologi.

ADVERTISEMENT

"Provinsi bisa melakukan penetapan siaga darurat apabila lebih dari satu kabupaten sudah menetapkan. Sementara yang di kabupaten ini sudah tiga yang menetapkan," katanya.

Noviar menuturkan salah satu wujud tindakan adalah merealisasikan rencana operasi modifikasi cuaca. Penerapan tindakan ini melibatkan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).

Selain itu adalah bantuan kebutuhan air bersih oleh BPBD DIY. Menyasar wilayah-wilayah yang mengalami krisis air bersih. Bantuan air bersih atau dropping dilakukan selama masa status siaga darurat bencana kekeringan.

"Nanti anggarannya kami mintakan melalui dana siap pakai yang ada di BNPB pusat," ujarnya.

Kepala Stasiun Klimatologi BMKG Yogyakarta Reni Kraningtyas saat dimintai konfirmasi terpisah menuturkan puncak musim kemarau sudah terlihat sejak Juli 2024. Sementara untuk puncak musim kemarau diperkirakan berlangsung hingga Agustus 2024.

"Untuk akhir musim kemarau diperkirakan tiba pada September 2024 dasarian pertama. Dimulai Kabupaten Kulon Progo bagian utara," ujarnya.




(apu/ams)

Hide Ads