Ratusan lahan padi di Kabupaten Gunungkidul terdampak kekeringan hingga mengalami gagal panen. Perkiraan kerugian akibat gagal panen ini mencapai nilai miliaran rupiah.
Sekretaris Dinas Pertanian dan Pangan (DPP) Gunungkidul, Raharjo Yuwono menyebutkan setidaknya ada 92 hektare (ha) lahan di Kapanewon Ngawen dan 242 ha lahan di Kapanewon Semin yang terdampak kekeringan. Akibatnya ratusan lahan yang ditanami padi menjadi gagal panen.
"Kekeringan puso (gagal panen) di Semin 242 ha. Iya bener (lahan di Ngawen) puso 92 ha," ungkap Raharjo saat dihubungi wartawan, Kamis (18/7/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Raharjo menyebutkan kekeringan berat di Ngawen mencapai 65 ha dan sedang di angka 35 ha. Sedangkan kekeringan berat di Semin mencapai 108 ha dan sedang di angka 70 ha.
Curah hujan yang sangat minim berdampak pada irigasi pertanian. Raharjo mengungkapkan sebagian lokasi tanam memiliki persediaan sumber air dan sebagian lainnya tidak.
"Kondisi demikian sangat berpengaruh pada kebutuhan air irigasi pertanian," katanya.
Untuk mengurangi dampak kekeringan, Raharjo mengeluarkan surat rekomendasi agar petani bisa mendapatkan solar bersubsidi untuk penggunaan pompa air tanah.
"Pemberian rekomendasi BBM solar bersubsidi untuk operasional pompa air tanah dalam sehingga biaya lebih murah dan terjangkau petani. Rekom diberikan ke poktan atau P3A pengelola pompa irigasi," terangnya.
Diwawancarai terpisah, Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT) UPTD BPTP DPP Gunungkidul, Nuryadi, mengungkapkan lahan pertanian di Semin merupakan wilayah tadah hujan.
Sejak Mei 2024 hingga sekarang, lanjutnya, sudah tidak turun hujan di wilayah tersebut. "Jadi kalau tidak ada air hujan banyak yang gagal (panen)," terangnya.
Nuryadi memaparkan kerugian akibat gagal panen ini mencapai Rp 7 juta per hektare. Jika dikalikan 242 ha maka kerugian mencapai sekitar Rp 1,6 miliar.
"Setiap hektare katakanlah Rp 7 juta tinggal mengalikan itu, cukup banyak," terangnya.
Pada awal tahun ini, Nuryadi mengaku telah menyarankan kepada petani untuk menanam padi sejak April. Selain itu, dia mengatakan pihaknya juga menganjurkan untuk menanam varietas padi yang berumur pendek.
"Kita menganjurkan pertama segera tanam. Yang kedua itu menanam varietas yang umurnya pendek dan kita sudah mengantisipasi," kata Nuryadi.
"Varietas padi umur pendek contohnya N70, Cakrabuana, Padjajaran. Varietas umurnya panjang seperti Ciherang, IR64," ungkapnya.
(aku/rih)
Komentar Terbanyak
Jawaban Menohok Dedi Mulyadi Usai Didemo Asosiasi Jip Merapi
PDIP Jogja Kembali Aksi Saweran Koin Bela Hasto-Bawa ke Jakarta Saat Sidang
Ponsel Diplomat Kemlu yang Tewas Misterius Ternyata Hilang