Rumah Pompa Rp 22,8 M Dibangun di Ngobaran, Bakal Airi Panggang-Purwosari

Rumah Pompa Rp 22,8 M Dibangun di Ngobaran, Bakal Airi Panggang-Purwosari

Muhammad Iqbal Al Fardi - detikJogja
Selasa, 16 Jul 2024 17:02 WIB
Hasil pengerjaan tahap pertama rumah pompa dari sungai bawah tanah Ngobaran di Kalurahan Kanigaran, Kapanewon Saptosari.
Hasil pengerjaan tahap pertama rumah pompa dari sungai bawah tanah Ngobaran di Kalurahan Kanigaran, Kapanewon Saptosari. (Foto: dok. PDAM Tirta Handayani)
Gunungkidul -

Rumah pompa atau booster pump air dibangun di sumber Ngobaran di Kalurahan Kanigaran, Kapanewon Saptosari, Kabupaten Gunungkidul. Rumah pompa air itu bakal mengairi wilayah Saptosari hingga Panggang yang terdampak kekeringan setiap tahunnya.

"Itu jaringan pipa, boost pump, bak sama rumah pompanya," jelas Direktur Umum PDAM Tirta Handayani, Sulistiyo Aribowo, saat dihubungi wartawan Selasa (16/7/2024).

Sulistiyo mengatakan rumah pompa itu dicanangkan pada tahun 2022 dan dilaksanakan pada tahun 2023. Saat ini tahap pertama rumah pompa itu telah selesai dibangun. Nantinya rumah pompa air tersebut bisa dimanfaatkan oleh sekitar 17 ribu kepala keluarga (KK) atau 1.100 sambungan rumah (SR).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lalu pembangunan tahap kedua ditarget rampung pada tahun ini dan dapat mengaliri sekitar 3 ribu SR. Saat ini pihaknya telah mengajukan uji coba proyek tahap pertama.

"Menambah SR 3 ribuan," katanya.

ADVERTISEMENT

Direktur Utama PDAM Tirta Handayani Toto Sugiharta menambahkan proyek tersebut bisa mengairi 1.100 SR. Adapun kapasitas distribusi airnya, Toto mengungkapkan 170 liter per detik.

"(Proyek tersebut) Mampu melayani ketersediaan air bersih untuk 1.100 sambungan rumah khususnya di Kapanewon Saptosari, Panggang, dan Purwosari," jelas Totok melalui keterangan resmi yang diterima detikJogja, hari ini.

Sedot Anggaran Rp 22,8 Miliar

Dia mengungkapkan proyek tahap pertama yang menyedot APBN tahun anggaran 2023 senilai Rp 22,8 miliaran meliputi beberapa pengerjaan seperti pemasangan dua buah pompa berkapasitas 100 liter per detik.

"Pembangunan proyek tahap pertama dengan biaya Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun anggaran 2023 senilai Rp. 22.800.000.000," sebutnya.

Lebih lanjut, Toto menyebutkan proyek tersebut mampu menjawab kekeringan di sejumlah wilayah Gunungkidul. Proyek tersebut merupakan hasil kerja sama antara PDAM Tirta Handayani, Pemkab Gunungkidul dan Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak (BBWSSO) Direktorat Sumber Daya Air Tanah dan Air Baku (ATAB).

Selanjutnya, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) ATAB, Ika Yulianti, menerangkan uji coba proyek tahap pertama berupa pengujian teknis dan operasional. Dia mengatakan proyek tahap kedua berupa penambahan pipa 12 inch sejauh 7 km.

"Akan dilanjutkan proyek tahap kedua yaitu penanaman pipa 12 inch dari reservoir 3 ke reservoir 5 sejauh 7 KM," ungkapnya.

13 Kapanewon Gunungkidul Rawan Kekeringan

Sebelumnya, Kepala Pelaksana BPBD Gunungkidul, Purwono, menerangkan 13 dari 18 Kapanewon di Gunungkidul diprediksi terdampak kekeringan di tahun ini. 13 Kapanewon tersebut mayoritas berada di sisi selatan.

"Karena memang zona selatan dengan karakteristik perbukitan kapur (karst) sehingga tidak dijumpai mata air di permukaan," ujar Purwono kepada wartawan saat ditemui di kantor Pemkab Gunungkidul, Senin (15/7).

Terpisah, Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Gunungkidul, Sumadi, menyebutkan ada enam kapanewon yang paling terdampak setiap tahunnya yakni Panggang, Tepus, Karangmojo, Saptosari, Rongkop dan Girisubo.

Dia mengatakan kekeringan di enam wilayah tersebut terjadi karena beberapa faktor seperti jaringan PDAM yang belum tersedia hingga berkurangnya debit sumber air.

"Seperti di Panggang dan Tepus itu mereka mengandalkan air hujan dan jaringan PAM belum ada," ungkapnya




(ams/cln)

Hide Ads