7 Hal di Balik Ganjar Ancam Pecat Guru Sragen yang Marahi Siswi Tak Berjilbab

Round-Up

7 Hal di Balik Ganjar Ancam Pecat Guru Sragen yang Marahi Siswi Tak Berjilbab

Tim detikJateng - detikJateng
Senin, 14 Nov 2022 07:15 WIB
SMA N 1 Sumberlawang Sragen, Kamis (10/11/2022).
SMAN 1 Sumberlawang, Sragen. Foto: dok. istimewa
Solo -

Perkara seorang guru di SMAN 1 Sumberlawang yang memarahi siswinya gegara tak berjilbab berbuntut panjang. Pemprov Jateng turun tangan dan guru diminta menandatangani surat pernyataan dengan ancaman pecat di dalamnya.

Berikut ini perjalanan perkara yang menyebabkan siswi berinisial S (15) itu kini enggan berangkat ke sekolah.

Awal Mula Perkara Terungkap

Orang tua S, Agung Purnomo, mengadukan dugaan perundungan yang dialami putrinya ke Polres Sragen pada Rabu (9/11). Agung saat itu mengatakan keputusannya untuk mengadu ke polisi lantaran pihak sekolah dinilainya tak memberikan penyelesaian secara konkret.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Bukan masalah mau melakukan penegakan atau penindakan hukum minta polisi seperti itu, tidak. Polisi sahabat masyarakat yang selalu melayani kapan pun dan di mana pun berada. Dari sisi situ saya masuk. Semoga nantinya kepolisian jadi mediator di tengah," kata Agung saat dihubungi detikJateng, Rabu (9/11).

"Anak saya di sana kebetulan tidak berkerudung. Ada (oknum) guru yang memarahi dia, dan cenderung ke arah bullying," lanjutnya.

ADVERTISEMENT

Menanggapi aduan tersebut, Kapolres Sragen AKBP Piter Yanottama menjelaskan, sesuai aturan, aduan itu nanti akan diproses oleh anggotanya. Aduan tersebut akan dilihat pelanggaran hukum dan proses penyelesaiannya.

"Alurnya, begitu pengaduan, nanti diasesmen Reskrim. Nanti seperti apa. Apakah ada pelanggaran hukum atau restorative justice," kata Piter kepada wartawan, Kamis (10/11).

Guru Matematika SMAN 1 Sumberlawang Sragen Minta Maaf

Guru Matematika SMAN 1 Sumberlawang, Suwarno (54), yang diadukan Agung orang tua salah satu muridnya ke Polres Sragen karena diduga melakukan perundungan.

Masalah ini muncul ketika Suwarno disebut meminta salah satu siswinya yang masih duduk di kelas X untuk memakai jilbab. Dia menyampaikan itu saat jam pelajarannya di depan kelas pada Kamis (3/11).

"Saya sampaikan secara umum di kelas supaya anak yang lain tahu. Memakai jilbab bukan karena pakaian budaya atau patut-patutan. Tapi memakai jilbab itu karena perintah Allah. Jadi memakai jilbab itu perintah Allah, bukan karena perintah gurunya, saya ingin anak-anak memakai jilbab dengan kesadaran diri, dengan ikhlas, tidak dipaksa dan tidak ditekan. Saya menyampaikannya seperti itu," kata dia saat ditemui di SMAN 1 Sumeberlawang, Kamis (10/11).

S Tak Hanya Sekali Dirundung

Agung mengungkapkan, putrinya tersebut tidak sekali saja mendapatkan perlakuan yang tidak mengenakkan. Bahkan, sebelum mendapatkan teguran dari dari guru Matematika, S sudah dibully oleh kakak kelas.

Kejadian itu, kata Agung, terjadi bahkan sebelum kasus teguran guru itu terjadi. Agung menceritakan, dugaan kasus perundungan terjadi sejak awal masuk sekolah yakni dengan menanyai apa agamanya dan alasan tidak memakai jilbab.

Simak lebih lengkap di halaman berikutnya...

"Kedua saat jam kosong, anak saya yang satu meja disamperin kakak kelas ditanyai, 'sebelahmu agamanya apa kok nggak berjilbab'," ucapnya, Jumat (11/11).

Terakhir, lanjut Agung, teguran mengenai pemakaian jilbab dilakukan oleh guru matematika yakni Suwarno saat jam pelajaran.

Teman Sekelas Beri Dukungan

Teman kelas memberikan dukungan semangat kepada S dengan berkirim surat. Surat tersebut diberikan kepada S pada Sabtu (5/11) lalu.

Ayah S, Agung Purnomo (47), mengatakan surat tersebut diberikan langsung oleh teman-teman anaknya. "Saat ke sini itu hari Sabtu, saya dan istri punya kegiatan, jadi nggak ketemu teman-teman anaknya," kata Agung, Jumat (11/11/2022).

Isi surat tersebut di antaranya "Jangan lupa besok senin berangkat sekolah ya", "Semoga masalah cepat selesai ya, jangan lupa makan dan tidur yang cukup, kalau habis makan jangan lupa ber** wkwk, ditunggu di sekolah ya, semangat kalian, love you", "Semangat ya cantik jangan dipikirkan ucapan orang lainnya, tetap jadi pribadi sendiri dan oh ya cepat balik ya, selamat istirahat".

Agung menyebut dengan adanya surat dan dukungan dari teman sekelas itu menandakan bahwa putrinya mudah bergaul dengan teman sekelas.

"Iya tu keringanan teman-teman sendiri, mereka ke sini langsung. Kalau banyak dukungan berarti anak saya ini tidak punya musuh dengan teman kelasnya," ucapnya.

Kakak S Juga Pernah Alami Teror gegara Jilbab di Sekolah

Ternyata kakak S juga pernah mendapat teror yang sama-sama terkait dengan jilbab. Hal tersebut diungkap oleh ayah S, Agung Purnomo (47).

Menurutnya, kakak S yakni Z mendapat perlakuan tak menyenangkan dari lingkungan sekolah gara-gara tidak mengenakan jilbab pada 2020 lalu. Agung mengatakan, saat itu Z yang bersekolah di SMAN 1 Gemolong mendapat teror berupa pesan WhatsApp yang dikirimkan setiap hari oleh salah satu pengurus Rohis.

Pesan yang berisi permintaan untuk berjilbab itu lama-kelamaan menjurus pada intoleransi dan menghina keluarga Z. Kedua kejadian yang menimpa 2 anaknya ini membuat Agung trauma.

"Saya itu trauma sebenarnya, dulu anak saya yang pertama (mendapat teror) di bulan yang sama, juga November," kata Agung kepada detikJateng di kediamannya.

Disdik Jateng dan Ombudsman Turun Tangan

Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Jawa Tengah Uswatun Hasanah buka suara terkait kasus perundungan siswi SMAN 1 Sumberlawang, Sragen. Uswatun menyebut upaya permohonan maaf dan pembinaan sudah dilakukan.

"Yang bersangkutan sudah membuat surat pernyataan minta maaf dan sudah kami saksikan dan sudah kami laporkan pada Bapak Gubernur," kata Uswatun melalui pesan singkat, Jumat (11/11).

Pihak sekolah disebut sudah pernah menemui keluarga korban, namun hingga saat ini permintaan maaf itu belum diterima. Saat ini, guru itu tengah dibina oleh Dinas Pendidikan Jateng.

"Sampai saat ini (keluarga siswa) belum menerima permintaan maaf," ujarnya.

"Prinsip proses pembinaan dan upaya minta maaf pada keluarga sudah dilakukan. Selanjutnya melalui Kabid SMA dan Kepala Dinas Pendidikan, dilakukan pembinaan sekaligus pernyataan bahwa mengaku bersalah dan meminta maaf dan tidak akan mengulang lagi," jelasnya.

Ombudsman Jawa Tengah ikut memantau terkait dugaan siswi SMAN 1 Sumberlawang Sragen dirundung oleh salah satu guru gegara tak memakai jilbab. Ombudsman mendorong proses pembinaan untuk memastikan kejadian serupa tak terulang.

Kepala Ombudsman Provinsi Jawa Tengah Siti Farida mengatakan dari pantauan yang dilakukan, penyelesaian masalah masih terus diupayakan berbagai pihak.

"Kami terus memantau. Koordinasi kami dengan Pemprov Jateng, termasuk Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, intensif untuk menyelesaikan masalah yang diadukan," kata Siti saat dihubungi detikJateng, Jumat (11/11).

Siti menegaskan pada intinya diharapkan permasalahan tersebut rampung dan untuk pembinaan ke depan agar tidak terulang baik dilakukan oleh siswa maupun tenaga pendidik.

"Ada pembinaan ke depan, bagaimana untuk memastikan siapa pun termasuk tenaga pendidik untuk tidak mengarah ke tindakan bullying," kata Siti.

Ganjar Ancam Pecat Guru SMAN 1 Sumberlawang

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menyebut pihaknya sudah mengurus kasus tersebut.
"Udah, udah. Kita urus semua," kata Ganjar kepada wartawan di sela-sela event Borobudur Marathon 2022 kategori Bank Jateng Tilik Candi, Minggu (13/11/2022).

Ganjar menyebut pihaknya sudah meminta guru yang bersangkutan, Suwarno (54) untuk menandatangani surat pernyataan. Ganjar mengaku bakal memecat guru tersebut jika mengulangi perbuatannya.

"Gurunya kita minta untuk tanda tangan pernyataan tidak akan mengulang, kalau mengulang tak pecat," tegas Ganjar.



Simak Video "Video: Ganjar Ungkap Pesan Megawati kepada Kepala Daerah Kader PDIP"
[Gambas:Video 20detik]


Hide Ads