"Kedua saat jam kosong, anak saya yang satu meja disamperin kakak kelas ditanyai, 'sebelahmu agamanya apa kok nggak berjilbab'," ucapnya, Jumat (11/11).
Terakhir, lanjut Agung, teguran mengenai pemakaian jilbab dilakukan oleh guru matematika yakni Suwarno saat jam pelajaran.
Teman Sekelas Beri Dukungan
Teman kelas memberikan dukungan semangat kepada S dengan berkirim surat. Surat tersebut diberikan kepada S pada Sabtu (5/11) lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ayah S, Agung Purnomo (47), mengatakan surat tersebut diberikan langsung oleh teman-teman anaknya. "Saat ke sini itu hari Sabtu, saya dan istri punya kegiatan, jadi nggak ketemu teman-teman anaknya," kata Agung, Jumat (11/11/2022).
Isi surat tersebut di antaranya "Jangan lupa besok senin berangkat sekolah ya", "Semoga masalah cepat selesai ya, jangan lupa makan dan tidur yang cukup, kalau habis makan jangan lupa ber** wkwk, ditunggu di sekolah ya, semangat kalian, love you", "Semangat ya cantik jangan dipikirkan ucapan orang lainnya, tetap jadi pribadi sendiri dan oh ya cepat balik ya, selamat istirahat".
Agung menyebut dengan adanya surat dan dukungan dari teman sekelas itu menandakan bahwa putrinya mudah bergaul dengan teman sekelas.
"Iya tu keringanan teman-teman sendiri, mereka ke sini langsung. Kalau banyak dukungan berarti anak saya ini tidak punya musuh dengan teman kelasnya," ucapnya.
Kakak S Juga Pernah Alami Teror gegara Jilbab di Sekolah
Ternyata kakak S juga pernah mendapat teror yang sama-sama terkait dengan jilbab. Hal tersebut diungkap oleh ayah S, Agung Purnomo (47).
Menurutnya, kakak S yakni Z mendapat perlakuan tak menyenangkan dari lingkungan sekolah gara-gara tidak mengenakan jilbab pada 2020 lalu. Agung mengatakan, saat itu Z yang bersekolah di SMAN 1 Gemolong mendapat teror berupa pesan WhatsApp yang dikirimkan setiap hari oleh salah satu pengurus Rohis.
Pesan yang berisi permintaan untuk berjilbab itu lama-kelamaan menjurus pada intoleransi dan menghina keluarga Z. Kedua kejadian yang menimpa 2 anaknya ini membuat Agung trauma.
"Saya itu trauma sebenarnya, dulu anak saya yang pertama (mendapat teror) di bulan yang sama, juga November," kata Agung kepada detikJateng di kediamannya.
Disdik Jateng dan Ombudsman Turun Tangan
Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Jawa Tengah Uswatun Hasanah buka suara terkait kasus perundungan siswi SMAN 1 Sumberlawang, Sragen. Uswatun menyebut upaya permohonan maaf dan pembinaan sudah dilakukan.
"Yang bersangkutan sudah membuat surat pernyataan minta maaf dan sudah kami saksikan dan sudah kami laporkan pada Bapak Gubernur," kata Uswatun melalui pesan singkat, Jumat (11/11).
Pihak sekolah disebut sudah pernah menemui keluarga korban, namun hingga saat ini permintaan maaf itu belum diterima. Saat ini, guru itu tengah dibina oleh Dinas Pendidikan Jateng.
Simak Video "Video: Ganjar Ungkap Pesan Megawati kepada Kepala Daerah Kader PDIP"
[Gambas:Video 20detik]