Siswi Dimarahi gegara Jilbab, Ganjar Ancam Pecat Guru SMAN 1 Sumberlawang

Siswi Dimarahi gegara Jilbab, Ganjar Ancam Pecat Guru SMAN 1 Sumberlawang

Eko Susanto - detikJateng
Minggu, 13 Nov 2022 16:11 WIB
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menerima kunjungan kerja (kunker) Komisi I DPR RI di Gedung Gradhika Bhakti Praja, Semarang.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menerima kunjungan kerja (kunker) Komisi I DPR RI di Gedung Gradhika Bhakti Praja, Semarang. (Foto: Dok. Istimewa)
Magelang -

S (15), siswi kelas X SMA Negeri 1 Sumberlawang, Kabupaten Sragen, menajdi korban perundungan dari guru matematikanya gegara tak berjilbab. Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menyebut pihaknya sudah mengurus kasus tersebut.

"Udah, udah. Kita urus semua," kata Ganjar kepada wartawan di sela-sela event Borobudur Marathon 2022 kategori Bank Jateng Tilik Candi, Minggu (13/11/2022).

Ganjar menyebut pihaknya sudah meminta guru yang bersangkutan, Suwarno (54) untuk menandatangani surat pernyataan. Ganjar mengaku bakal memecat guru tersebut jika mengulangi perbuatannya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Gurunya kita minta untuk tanda tangan pernyataan tidak akan mengulang, kalau mengulang tak pecat," tegas Ganjar.

Diberitakan sebelumnya, S menjadi korban perundungan gurunya gegara tak berjilbab. Peristiwa itu terjadi saat S mengikuti mata pelajaran di kelas pada Kamis (3/11) pekan lalu.

ADVERTISEMENT

"Anak saya di sana kebetulan tidak berkerudung. Ada (oknum) guru yang memarahi dia, dan cenderung ke arah bullying," kata wali murid tersebut, Agung Purnomo (47), saat dihubungi detikJateng, Rabu (9/11).

Agung menyebut tindakan guru itu keterlaluan karena sudah memarahi anaknya di depan kelas. Selain itu, ada narasi dari teguran guru yang menurutnya subjektif.

"Nasihatnya kamu harus tobat. Ini subjektivitasnya sudah parah," ucap Agung.

Oleh karea itu, pihaknya mengadu ke Polres Sragen untuk membantu menyelesaikan masalah tersebut.

"Karena sekarang polisi bukan hanya penegak hukum, tapi juga sahabat masyarakat. Yang mungkin dari mereka bisa memberikan jalan atau solusi, agar masalah ini bisa diselesaikan," ucapnya.

Sementara itu, guru SMAN 1 Sumberlawang Suwarno sudah meminta maaf soal peristiwa ini. Suwarno mengaku hanya berniat memberi nasihat kepada siswi tersebut.

"Karena ada satu anak yang belum memakai jilbab itu tadi. Tapi sebelumnya saya tidak pernah menyampaikan itu. Tapi karena ada anak yang malu ke masjid tidak jilbaban itu, saya menyampaikan secara spontanitas," ujar Suwarno.

"Saya menyampaikan dengan kata-kata yang biasa, tidak ada niat memojokkan, atau dengan kata-kata yang keras, bentak-bentak gitu, tidak," ucapnya.

Kendati demikian, sekolah negeri tidak memiliki aturan tertulis yang mewajibkan siswinya yang beragama islam memakai jilbab. Suwarno juga menyadari hal tersebut.

Usai kejadian itu, dia mengatakan sudah merenungkan dan tidak akan mengulangi lagi, karena dampaknya tidak baik untuk anak. Dia berjanji ke depannya akan lebih berhati-hati, dan memberikan pelayanan yang santun kepada siswanya agar mereka nyaman.

Suwarno juga meminta agar masalah ini dapat diselesaikan secara kekeluargaan. Tidak perlu merembet ke ranah hukum.

"Saya sudah 26 tahun mengajar, dan baru kali ini, jadi mohon dimaklumi dan dimaafkan, saya juga punya anak dan istri. Kalau bisa, kita tempuh jalur damai, kekeluargaan. Berilah waktu bagi saya untuk memperbaiki diri, dan betul-betul menghentikan perbuatan yang tidak terpuji seperti bullying atau perundungan," pungkasnya.




(ams/ams)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads