Marak Manusia Silver, Pakar FMIPA UGM Ingatkan Risiko Bahaya Cairannya

Marak Manusia Silver, Pakar FMIPA UGM Ingatkan Risiko Bahaya Cairannya

Jihan Nisrina Khairani - detikJogja
Rabu, 06 Des 2023 14:24 WIB
Pandemi Covid-19 mempengaruhi semua aspek kehidupan, kesehatan hingga ekonomi. Tapi di sisi lain muncul profesi baru, di antaranya badut dan manusia silver, Minggu, 3/7/2022.
Ilustrasi manusia silver di jalanan (Foto: Aulia Damayanti)
Jogja -

Fenomena manusia silver masih banyak dijumpai di sejumlah persimpangan jalanan Jogja. Melihat hal ini, dosen Fakultas MIPA UGM melakukan sosialisasi mengenai bahaya cat yang digunakan untuk melumuri tubuh secara langsung.

Berdasarkan riset yang dilakukan, Ketua Pelaksana Program Pengabdian FMIPA UGM, Prof. Endang Tri Wahyuni menyebut cat silver tersebut mengandung bahan-bahan kimia yang berbahaya bagi kesehatan.

"Dari data analisis menggunakan instrumentasi XRF (X-Ray Fluorescence), ditemukan bahwa penyusun utama bahan kimia dari cairan silver tersebut adalah unsur Al, Cl dan K," terang Endang melalui keterangan tertulis dari humas UGM yang diterima detikJogja, Rabu (6/12/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Terdapat pula unsur logam berat berbahaya dalam cairan silver terkait, yakni merkuri dan kromium dalam skala ppm (part per million). Di sisi lain, kandungan unsur peraknya tidak terlalu besar.

"Justru kandungan perak di cairan silver hanya di kisaran 0,18%," ucapnya.

ADVERTISEMENT

Anggota pelaksana program pengabdian, Dr. Suherman menambahkan bahaya dari penggunaan cat silver tidak hanya menimbulkan dampak bagi penggunanya, tapi juga memiliki konsekuensi terhadap sumber air konsumsi. Saat cairan silver tersebut dibilas, muncul potensi jika zat tersebut dapat masuk ke dalam badan air dan mencemari sumber air.

Berangkat dari itu, tim pengabdian FMIPA UGM yang di antaranya beranggotakan Arif Arkan dan Ayuning Dewi pun berinisiatif untuk menyelenggarakan kegiatan sosialisasi. Pendekatan langsung ke pelaku manusia silver juga dilakukan di sejumlah perempatan di Jogja.

Langkah ini diambil dengan harapan dapat meningkatkan kesadaran dan kewaspadaan masyarakat sehingga akan mengurangi risiko penggunaan cairan silver terhadap kesehatan manusia dan lingkungan sekitar.

Artikel ini ditulis oleh Jihan Nisrina Khairani peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.




(ams/rih)

Hide Ads