Kanker serviks adalah jenis kanker yang terjadi pada leher rahim perempuan. Penyakit ini dapat berakibat fatal hingga memiliki risiko kematian terhadap penderita.
Pakar kesehatan reproduksi Universitas Brawijaya (UB) dr Ayunda Dewi Jayanti Jilan Putri mengatakan, penyebab utama kanker serviks adalah infeksi persisten virus yang disebut Human Papilloma Virus (HPV).
"HPV sendiri adalah jenis virus yang sangat umum dan dapat menular melalui kontak kulit ke kulit pada area genital dan melalui kontak seksual," ujar Ayunda kepada detikJatim, Selasa (10/12/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Ayunda, ada banyak jenis HPV berdasarkan kaitannya dengan kanker leher rahim dan lesi pra-kanker. HPV dikelompokkan menjadi tipe risiko tinggi atau high-risk dan risiko rendah atau low-risk.
"Lebih dari 75 persen kasus kanker leher rahim disebabkan oleh HPV risiko tinggi tipe 16 dan 18," tuturnya.
Ayunda menyebut, kanker serviks merupakan salah satu penyakit dengan risiko kematian tinggi pada perempuan.
Jika merujuk data dari badan kesehatan dunia (WHO), lanjut Ayunda, kanker serviks merupakan jenis kanker terbanyak keempat pada perempuan.
Ditemukan 660 ribu kasus baru kanker serviks dan 350 ribu kematian akibat kanker serviks pada 2022.
Menurut data dari Profil Kesehatan Indonesia tahun 2021, kanker serviks menempati peringkat kedua terbanyak setelah kanker payudara, yaitu sebanyak 36.633 kasus atau 17,2% dari seluruh kanker pada wanita.
Jumlah ini memiliki angka mortalitas yang tinggi sebanyak 21.003 kematian atau 19,1% dari seluruh kematian akibat kanker.
"Kanker serviks juga merupakan penyebab kematian terbanyak ketiga pada perempuan setelah kanker payudara dan paru," sebutnya.
"Dan WHO Regional Asia Tenggara juga menyebutkan Indonesia menduduki peringkat ketiga tertinggi di kawasan Asean untuk incidence rate atau angka kasus baru dan peringkat keempat untuk angka kematian atau mortality rate," sambungnya.
Dengan fakta tersebut, Ayunda menegaskan betapa pentingnya vaksinasi HPV sejak dini sebagai langkah pencegahan. Sebab,.pada umumnya dibutuhkan waktu 15 sampai 20 tahun agar sel abnormal berubah menjadi kanker.
"Namun, pada wanita dengan sistem kekebalan tubuh yang rendah seperti pada infeksi HIV, proses ini bisa lebih cepat sekitar 5 sampai 10 tahun," tegas Ayunda.
Selain mencegah kanker serviks, pemberian vaksin HPV juga dapat membantu mencegah jenis kanker lain yang berisiko muncul akibat infeksi HPV.
Seperti kanker anal, kanker penis, serta penyakit kutil kelamin. Kutil kelamin merupakan salah satu penyakit menular seksual yang juga disebabkan virus HPV.
Ayunda juga memastikan bahwa vaksin HPV terbukti aman dan efektif dalam mencegah infeksi HPV dan kanker serviks.
Temuan dari banyak sistem pemantauan keamanan vaksin dan lebih dari 160 penelitian telah menunjukkan bahwa vaksin HPV memiliki profil keamanan yang baik kumpulan bukti ilmiah secara meyakinkan mendukung keamanannya.
"Efektivitas HPV untuk pencegahan sebelum aktif melakukan hubungan seksual adalah 90-100 persen. Sedangkan jika pada kasus sudah terinfeksi maka efektivitasnya akan berkurang," tandasnya.
Seperti diketahui, Dinas Kesehatan Kota Malang menemukan puluhan wanita terindikasi mengidap gejala awal kanker serviks dalam kurun waktu dua tahun terakhir.
Kasus itu ditemukan dari pemeriksaan IVA (Inspeksi Visual Asam Acetat) yang digelar Dinas Kesehatan Kota Malang. Dengan sasaran perempuan di Kota Malang yang berusia dewasa atau sudah menikah.
(hil/iwd)