Pakar UGM Ungkap Potensi Banjir Bandang Usai Kemarau, Ini Tips Antisipasinya

Pakar UGM Ungkap Potensi Banjir Bandang Usai Kemarau, Ini Tips Antisipasinya

Jauh Hari Wawan S - detikJogja
Rabu, 06 Des 2023 13:42 WIB
Pakar Sumber Daya Alam UGM Agus Maryono.
Foto: Pakar Sumber Daya Alam UGM Agus Maryono (Jauh Hari Wawan/detikJogja)
Sleman -

Pakar Sumber Daya Alam Universitas Gadjah Mada (UGM), Agus Maryono mengingatkan adanya potensi bencana hidrometeorologi. Dia memprediksi akan terjadi banyak banjir bandang usai kemarau panjang.

"Banjir bandang diprediksi akan meningkat, saya yang memprediksi akan meningkat, karena kita habis kemarau sangat panjang berarti lengas tanahnya turun," kata Agus saat jumpa pers di UGM, Rabu (6/12/2023).

Agus yang juga dekan SV UGM mengatakan, kondisi tanah setelah kemarau panjang ketika turun hujan bisa memicu tanah longsor. Dari situ menjadi pemicu banjir bandang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Longsor umumnya di tebing dan salah satunya di sungai. Longsoran itu kalau menimpa sungai, menyumbat sungai nanti jadi penggenangan lama di hulunya kemudian jebol, nah itulah banjir bandang terjadi akibat longsor," bebernya.

Dijelaskannya, penyebab banjir bandang ada beberapa. Pertama, terjadi sumbatan alur sungai karena longsor dan proses menahun tumpukan kayu dan batu di tempat tertentu.

ADVERTISEMENT

Kedua, dua puncak banjir bertemu. "Kalau ada sungai dan ada dua sungai anaknya, puncak banjir bertemu di satu titik itu banjir di hilir," jelasnya.

Ketiga, bendungan jebol. Agus bilang ketika kemarau panjang, bendungan kering bahkan tanah di tubuh bendungan rekah. "Itu harus diwaspadai. Dinas PU harus turun di bendungan yang punya indikasi rekah," katanya.

Keempat, daerah aliran sungai (DAS) rusak dan kelima hujan ekstrem. "Kalau ini dijadikan satu hujan ekstrem menyebabkan longsor, longsor kemudian bisa menyebabkan banjir bandang dan seterusnya," jelasnya.

Lebih lanjut, Agus bilang potensi banjir bandang justru ada di sungai-sungai kecil. "Sungai besar tidak pernah banjir bandang. Yang banjir bandang sungai kecil-kecil, dua meter, tiga meter, lima meter itu yang harus diwaspadai," ucapnya.

Termasuk di Jogja ada Kali Code yang juga punya potensi banjir besar.

"Code itu pernah banjir bandang 2008, jadi longsoran di Jetis itu nutup. Maka saya katakan mungkin, karena Code itu (tebingnya) terjal di Kotabaru itu, semua bisa terjadi," katanya.

Tips Antisipasi Banjir Bandang

Sebagai langkah antisipasi, Agus menyarankan agar memantau dan memeriksa hulu sungai. Terutama sungai yang melewati permukiman masyarakat, sungai kecil dan menengah dan sungai-sungai di daerah berbukit.

Termasuk memeriksa sungai-sungai yang punya sejarah pernah terjadi banjir bandang.

"Sungai mana yang harus disusuri itu sungai yang melewati permukiman dan perkampungan," katanya.

"Jadi warga harus tahu itu hulunya seperti apa kondisinya," pungkasnya.




(apu/ams)

Hide Ads