Berbicara tentang bercocok tanam, istilah tabulampot tentunya akan masuk sebagai salah satu topik pembahasan. Sejatinya, apa itu tabulampot yang kabarnya bisa dilakukan di lahan sempit saja? Di bawah ini penjelasannya.
Dikutip dari buku Membuat Tabulampot Rajin Berbuah oleh Ir Joesi Endah H, kepanjangan tabulampot adalah tanaman buah dalam pot. Metode ini biasa diterapkan oleh orang-orang yang tinggal di kota besar, tempat di mana lahan terbuka untuk berkebun mulai sulit ditemui.
Disebut-sebut memiliki segudang keuntungan, tabulampot mulai banyak dikenal masyarakat luas. Apakah detikers tertarik untuk coba bercocok tanam buah-buahan dengan teknik tabulampot ini? Simak pembahasan lengkapnya melalui uraian berikut.
Sejarah Tabulampot
Berdasar penjelasan dalam buku Membuat Tabulampot oleh Dhany Ardyansyah, kebanyakan buah ditanam di lahan luas agar nutrisi yang dibutuhkan tanaman-tanaman ini terpenuhi dan dengannya, buah berkualitas muncul. Namun, keterbatasan lahan mendorong manusia untuk berubah.
Pada 1982 silam, titik awal bisnis perdagangan buah dalam pot dimulai. Saat itu, ketika polybag belum ditemukan, para penangkar bibit mempunyai ide memindahkan bibit tanaman buah ke dalam keranjang bambu untuk pengiriman jarak jauh agar tidak rusak.
Sesampainya di tempat tujuan, bibit tersebut kemudian dipindah ke dalam pot gerabah atau drum bekas. Siapa sangka, tanaman buah yang ditanam di dalam pot ternyata juga bisa menghasilkan buah. Dari situlah, usaha tabulampot mulai berkembang.
Selain pemakaian drum, tabulampot juga bisa diterapkan dengan tempat berupa kaleng bekas cat atau galon air mineral. Namun, yang paling sering digunakan adalah drum bekas. Pasalnya, benda satu ini dianggap memadai untuk menampung akar tanaman buah yang ditanam.
Kelebihan Teknik Tabulampot
Kembali disadur dari buku yang telah disebut sebelumnya, terdapat banyak keuntungan ketika menerapkan teknik tabulampot. Ini poin-poin pentingnya:
- Bisa memanfaatkan halaman atau lahan sempit.
- Pertumbuhan tanaman tidak merusak bangunan di sekitarnya.
- Kebutuhan unsur hara mineral dan air bagi tumbuhan terpenuhi secara optimal.
- Pemborosan pupuk bisa diminimalisir.
- Sistem drainase lebih mudah diterapkan.
- Mudah dalam perawatannya, terutama untuk menanggulangi hama dan penyakit.
- Tercipta ekosistem yang sehat dan indah.
- Tanaman mudah dipindahkan tanpa risiko kematian.
- Terlihat lebih indah karena ukurannya hanya berkisar antara 1-2 meter.
- Memiliki potensi usaha.
- Mudah dalam pengaturan masa berbunga dan berbuah.
- Menanggulangi kecenderungan punahnya beberapa jenis tanaman buah.
Cara Bercocok Tanam Teknik Tabulampot
Diringkas dari laman resmi Pemerintah Kabupaten Magetan, berikut ini langkah-langkah yang bisa detikers lakukan untuk menerapkan teknik tabulampot:
- Persiapkan media tanam seperti tanah, kompos, dan arang sekam. Bersihkan dari kerikil dan campurkan bahan agar merata.
- Sediakan pot sesuai ukuran bibit tanaman buah. Mulanya, awali dengan pot berukuran kecil. Lalu, sesuaikan dan ganti ukuran pot seiring tanaman buah bertumbuh besar.
- Dalam seminggu pertama, simpan tanaman di tempat teduh dan siram setiap pagi dan sore. Usai seminggu, letakkan di tempat terbuka yang terkena cahaya matahari.
- Selama musim kemarau, cukup siram tanaman sekali sehari. Adapun saat musim hujan, siram ketika medianya terlihat kering saja.
- Beri tanaman pupuk dengan pupuk organik (baik berupa kompos, kandang, ataupun organik cair). Setelah satu bulan, lakukan pemupukan tiap 3-4 bulan sekali.
- Bersihkan gulma dan semak di sekitar tabulampot untuk mencegah hama dan penyakit. Pastikan juga untuk memangkas dahan yang terkena penyakit serta lindungi buah dengan plastik atau jaring pelindung.
Jenis Buah yang Cocok untuk Teknik Tabulampot
Kembali diringkas dari buku Membuat Tabulampot oleh Dhany Ardyansyah, hampir semua jenis tanaman buah bisa dibudidayakan dalam pot. Namun, tidak semua akan menghasilkan buah. Begini pengelompokan jenis buahnya:
1. Kategori Mudah Berbuah
Buah dengan kategori ini bisa mulai berbuah saat berumur 6-8 bulan. Di antara tanaman yang masuk kategori pertama ini adalah mangga, jambu air, jambu biji, keruk, belimbing, buah naga, dan kedondong.
2. Kategori Cukup Sulit Berbuah
Bedanya dengan kategori mudah berbuah, tanaman-tanaman dalam golongan ini baru mulai berbuah saat berumur 1-3 tahun. Di antara buah yang masuk kategori cukup sulit berbuah adalah klengkeng, nangka mini, melon, sawo, delima, dan anggur.
3. Kategori Sulit Berbuah
Terakhir, tanaman-tanaman dalam kategori sulit berbuah baru bisa mulai berbuah setelah berusia 3 tahun atau lebih. Di antara buah yang masuk kategori ini adalah rambutan, manggis, duku, jambu bol, alpukat, dan durian.
Nah, itulah penjelasan lengkap mengenai tabulampot, teknik bercocok tanam yang cocok dilakukan di rumah. Selamat mencoba menerapkan teknik satu ini, ya, detikers!
(sto/apu)
Komentar Terbanyak
Jawaban Menohok Dedi Mulyadi Usai Didemo Asosiasi Jip Merapi
PDIP Jogja Kembali Aksi Saweran Koin Bela Hasto-Bawa ke Jakarta Saat Sidang
PDIP Bawa Koin 'Bumi Mataram' ke Sidang Hasto: Kasus Receh, Bismillah Bebas