Sebagian tanaman di dunia ini memiliki karakteristik sekali berbuah langsung mati. Jenis tanaman seperti ini disebut monokarpik.
Istilah monokarpik berasal dari bahasa Yunani yaitu mono 'tunggal' dan carp 'buah'. Dikutip dari buku Teknik Produksi Tanaman Pangan Utama oleh Enceng Sobari, tumbuhan yang termasuk dalam monokarpik adalah yang dapat tumbuh kemudian berkembang dan berbunga hanya satu kali, kemudian mati.
Salah satu tanaman yang bersifat monokarpik adalah pisang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pisang Sekali Berbuah Langsung Mati
Setiap batang pisang hanya akan berbuah satu kali saja. Setelah menghasilkan buah, batang tersebut mati dan digantikan tunas anakan yang baru.
Dijelaskan dalam buku Daun Gamal sebagai Substituen Biofertilizer Alternatif oleh Mutmainna dkk, perkembangan pada buah pisang terjadi tanpa pembuahan atau partenokarpi dan tidak mengandung biji.
Umbi batang atau bonggolnya mempunyai kandungan pati yang dapat digunakan untuk sumber karbohidrat, bahkan juga dapat dikeringkan untuk jadi abu.
Abu dari umbi tersebut mengandung natrium yang dapat dipakai untuk bahan membuat sabun dan pupuk.
Pati bonggol pisang juga dapat digunakan untuk bahan baku membuat bioetanol karena kadar gulanya cukup tinggi. Bonggol pisang dapat digunakan untuk diambil patinya.
Tanaman pisang tidak memiliki batang sejati. Dijelaskan oleh Eva Riyanty Lubis buku Untung Berlimpah Budi Daya Pisang, perkembangan dan pertumbuhan batang pohongga terbentuk dari pelepah-pelepah yang mengelilingi melalui proses lunak dan panjang.
Namun, di dalam tanah terdapat bonggol tersembunyi yang merupakan batang pisang yang sebenarnya.
Disebutkan dalam buku Berkebun 21 Jenis Tanaman Buah oleh Drs H Hendro Sunarjono, pisang merupakan buah dari Asia Tenggara. Namun, kini buah tersebut sudah menyebar ke seluruh dunia.
Pisang yang dikonsumsi segar sebagai buah meja berasal dari hasil persilangan alamiah antara Musa acuminata dengan Musa balbisiana. Sekarang turunannya dikenal lebih dari ratusan jenis pisang.
(nah/pal)