Lahan yang sempit menjadi salah satu masalah apabila hendak melakukan budidaya tanaman terutama di daerah perkotaan. Pada akhirnya, seseorang akan mengandalkan lahan pekarangan untuk membudidayakan tanaman.
Namun, sebenarnya lahan pekarangan bisa menjadi potensi untuk dapat dimanfaatkan sebagai area budidaya apabila dapat dikelola secara optimal. Saat ini sudah ada berbagai teknologi yang dapat diterapkan dalam penggunaan pekarangan.
Salah satu teknologi yang dapat diterapkan adalah teknik vertikultur dalam budidaya tanaman pertanian. Berikut penjelasan tentang vertikultur beserta kelebihan dan kekurangannya
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Apa Itu Vertikultur?
Istilah vertikultur berasal bahasa Inggris yaitu verticulture. Verticulture terdiri dari dua kata meliputi 'vertical' yang berarti vertikal dan 'culture' yang artinya budidaya atau pemeliharaan.
Dikutip detikJogja dari Jurnal Aplikasi Ipteks untuk Masyarakat berjudul Budidaya Sayuran dengan Teknik Vertikultur untuk Meningkatkan Ketahanan Pangan Rumah Tangga di Perkotaan oleh Rani Andriani Budi Kusumo dkk., vertikultur merupakan teknik budidaya di area sempit dengan memanfaatkan bidang vertikal sebagai area tanamnya dengan pola budidaya secara bertingkat.
Merujuk pada laman resmi Dinas Ketahanan dan Pertanian Kabupaten Ngawi, teknik vertikultur dikenalkan oleh perusahaan benih di Swiss pada tahun 1944 dalam sebuah ide Vertical Garden. Lalu, teknik ini awalnya menyebar ke negara Eropa yang beriklim subtropis dan akhirnya tersebar ke seluruh dunia.
Media dan Tanaman yang Cocok untuk Vertikultur
Dikutip dari Jurnal ABDIKU berjudul Pelatihan Budidaya Tanaman dengan Sistem Vertikultur pada Lahan Terbatas di Jalan Suwandi Kelurahan Gunung Kelua, Samarinda oleh Ratna Kusuma dkk, media tanam yang dapat digunakan dalam vertikultur adalah campuran tanah, kompos, dan sekam. Beberapa tempat media tanam yang dapat digunakan adalah bambu, talang, botol minuman bekas, pipa, dan lainnya. Biasanya, untuk mengurangi biaya modal, barang bekas tidak terpakai digunakan sehingga berdampak sekaligus terhadap pengurangan sampah anorganik.
Lantas, tanaman yang cocok dibudidayakan dengan teknik vertikultur adalah tanaman sayur-sayuran seperti bayam, kangkung, kol, dan lainnya. Selain itu, tanaman sayuran buah dan tanaman hias seperti terong, tomat, mawar, dan tanaman lainnya dapat juga ditanam dengan teknik ini.
Kelebihan Vertikultur
Merujuk Jurnal Pengabdian dan Pengembangan Masyarakat berjudul Skema Model Vertikultur dan Implikasinya bagi Pemberdayaan Masyarakat Studi Kasus: Desa Salam Karangpandan Sukoharjo oleh Yogi Pasca Pratama dkk., terdapat beberapa kelebihan dari sistem pertanian vertikultur, yaitu :
- Lebih efisien dalam penggunaan lahan
- Penghematan penggunaan pupuk dan pestisida
- Kecil kemungkinan rumput dan gulma bakal tumbuh karena tidak berada di area lahan yang luas
- Tanaman mudah dipindahkan karena berada di media yang portable
- Mudah memonitor dan memelihara tanaman
- Keuntungan dari atap plastik karena bisa mencegah kerusakan akibat hujan, menghemat biaya penyiraman karena atap plastik mengurangi evaporasi/penguapan.
Kekurangan Vertikultur
Perlu diketahui, teknik vertikultur memiliki beberapa kekurangan dalam pengimplementasiannya. Dikutip dari Prosiding Seminar Nasional Pengabdian Masyarakat LPPM UMJ berjudul Pelatihan Budidaya Bercocok Tanam dengan Sistem Vertikultur di Lahan Terbatas di Kelurahan Sawah Baru, Ciputat, Tangerang Selatan oleh Setiawati dkk., berikut kekurangan dari teknik ini
- Rawan terhadap serangan jamur sehingga harus dirawat secara intensif
- Modal awal cukup tinggi apabila hendak membangun bangunan instalasinya
- Perlu tangga atau alat khusus yang dapat dinaiki untuk memonitor, memelihara, dan memanen hasil komoditasnya.
- Sistem penyiraman tetap dilakukan secara kontinyu karena tidak mengandalkan hujan
Demikian penjelasan seputar teknik budidaya secara vertikultur. Semoga membantu!
Artikel ini ditulis oleh Hanan Jamil peserta program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.
(par/apu)
Komentar Terbanyak
Ternyata Ini Sumber Suara Tak Senonoh yang Viral Keluar dari Speaker di GBK
Komcad SPPI Itu Apa? Ini Penjelasan Tugas, Pangkat, dan Gajinya
Pengakuan Lurah Srimulyo Tersangka Korupsi Tanah Kas Desa