Polemik Relokasi, Pemda DIY Klaim Gandeng Wakil Pedagang Teras Malioboro 2

Polemik Relokasi, Pemda DIY Klaim Gandeng Wakil Pedagang Teras Malioboro 2

Adji G Rinepta - detikJogja
Senin, 15 Jul 2024 15:48 WIB
Suasana Teras Malioboro 2 pasca aksi berjualan di selasar pedestrian Malioboro, Sabtu (13/7/2024).
Suasana Teras Malioboro 2 usai aksi berjualan di selasar pedestrian Malioboro, Sabtu (13/7/2024). Foto: Dwi Agus/detikJogja
Jogja -

Para pedagang Teras Malioboro 2 (TM2) menuntut dilibatkan dalam proses relokasi tahap 2 dan nekat menggelar aksi jualan di pedestrian. Pemda DIY pun angkat bicara soal tuntutan pedagang Teras Malioboro 2 ini.

Sekretaris Daerah (Sekda) DIY Beny Suharsono menjelaskan pemerintah daerah maupun kota telah menjalin komunikasi dengan perwakilan pedagang.

"Kan dari dulu sudah melibatkan, selama ini tidak pernah melibatkan po? Iya to? Semua dilibatkan, elemennya semua dilibatkan. Pelibatannya tidak seluruhnya (pedagang), tapi ada perwakilan-perwakilan, kan sama seperti itu," jelas Benny saat dihubungi wartawan, Senin (15/7/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Terpisah, Plh Kepala Dinas Koperasi dan UKM DIY Wisnu Hermawan menjelaskan sosialisasi terkait relokasi ini sudah dipaparkan sejak awal atau saat relokasi jilid pertama dimulai. Sosialisasi pun disebut sudah dilakukan secara bertahap.

"Ini (TM2) adalah tempat sementara yang nanti akan dipindahkan, ini yang perlu digarisbawahi," ujar Wisnu saat ditemui wartawan di kantornya, hari ini.

ADVERTISEMENT

"Cuma ada miskonsepsi yang sebenarnya bisa dimaknai berbeda oleh teman-teman PKL yang tidak sabar atau mungkin mereka punya mitra yang saya tidak tahu kepentingannya apa," imbuh Wisnu.

Wisnu berharap para pedagang menyadari relokasi ini adalah upaya pemerintah untuk membuat para pedagang naik kelas melalui proses-proses yang legal. Hal ini memang membutuhkan waktu yang tak sebentar.

"Kalau sebelumnya mereka yang di lorong (selasar) itu kan proses yang tidak legal, mereka menggunakan lorong pemilik toko kemudian mbayar ke siapa tidak jelas dan terkadang ada konflik antara pemilik toko dengan mereka ini yang coba hindarkan," paparnya.

Selain itu, pemerintah juga menjamin eks pedagang selasar Malioboro ini tetap bisa berjualan di kawasan Malioboro. Selain itu juga banyak benefit yang diterima para pedagang.

"Kalau dari skala pembinaan ini sangat super-super full suportnya dibanding UKM lainnya di luar wilayah sumbu filosofi, air bersih, listrik kita support, sewa juga tidak kita bebankan, kemudian fasilitas lain, seperti event kita atur," terang Wisnu.

Wisnu menerangkan komunikasi dengan para pedagang dilakukan oleh Pemkot Jogja. Sedangkan, pihaknya bertugas menyiapkan lokasi relokasi dan fasilitasnya bagi para pedagang.

"Kalau sudah direlokasi tentunya (tanggung jawab) Pemda DIY. Ada 1.041 (pedagang TM 2) kami pegang data dari pemerintah kota," ungkapnya.

Adapun terkait kekhawatiran para pedagang soal menurunnya omzet saat direlokasi, menurut Wisnu, bergantung dengan strategi masing-masing. Namun, Pemda DIY juga bakal turun tangan membantu meningkatkan kesejahteraan para pedagang.

"Memang ada tempat yang laris dan nggak laris. Kalau omzet kalau dari survei teman-teman itu per bulan ada yang Rp 2 miliar, ada yang tidak terlalu," ujar Wisnu.

"Semua pedagang itu ada strateginya, bagaimana mereka bisa meraih omzet yang baru. Produknya punya kekhasan, hospitality, cara menjajakan, semua kita dampingi," pungkasnya.




(ams/apu)

Koleksi Pilihan

Kumpulan artikel pilihan oleh redaksi detikjogja

Hide Ads