Pedagang Eks Teras Malioboro 2 Demo Blokir Jalan Malioboro

Pedagang Eks Teras Malioboro 2 Demo Blokir Jalan Malioboro

Adji G Rinepta - detikJogja
Jumat, 07 Feb 2025 16:18 WIB
Aksi demo para pedagang eks Teras MalioboroΒ 2 (TM 2) menutup Jalan Malioboro, Kota Jogja, Jumat (7/2/2025) sore.
Aksi demo para pedagang eks Teras MalioboroΒ 2 (TM 2) menutup Jalan Malioboro, Kota Jogja, Jumat (7/2/2025) sore. Foto: Adji G Rinepta/detikJogja
Jogja -

Para pedagang eks Teras Malioboro 2 demo di Jalan Malioboro, Kota Jogja, siang ini. Massa melakukan aksi blokir Jalan Malioboro hingga kendaraan yang melintas harus putar balik.

Pantauan detikJogja di lokasi, Jumat (7/2/2025), massa pedagang mulai tiba di depan gedung DPRD DIY Jalan Malioboro pukul 14.30 WIB. Mereka lalu menggelar orasi di depan gedung hingga menutup sebagian Jalan Malioboro.

Sekitar satu jam berorasi, massa mendapat informasi tak ada anggota dewan yang akan menemui. Hal itu membuat massa marah, dan akhirnya memblokir Jalan Malioboro.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kendaraan yang melintas pun diberhentikan tepat di depan gedung DPRD DIY. Petugas kepolisian kemudian bergerak cepat dengan mengarahkan kendaraan ke barat atau Jalan Sosrowijayan.

Beberapa kendaraan pun terpaksa harus putar balik atau mundur untuk dialihkan ke Jalan Sosrowijayan.

ADVERTISEMENT
Koordinator massa, Supriyati, menjelaskan aksi penutupan Jalan Malioboro ini akibat adanya informasi jika tak ada anggota dewan yang menerima massa aksi sore ini. Selain itu juga tidak adanya kejelasan kapan massa pedagang ini akan ditemui.

"Kami hanya diombang-ambingkan, baru tadi jam 11-an dapat info bahwa tidak bisa ditemui karena jadwal penuh tapi tidak dijelaskan kapan akan diterima, kita lihat DPRD tidak serius menyelesaikan masalah ini," jelas Supriyati di sela aksi.

Upi, sapaannya, menjelaskan kembalinya para pedagang untuk turun ke jalan akibat semenjak relokasi Januari lalu sebagian pedagang belum laku dagangannya. Ia pun menyampaikan tuntutan para pedagang.

"Sebagian besar dari kami bahkan ada yang belum laku dagangannya, dari buka sampai sekarang, iya Rp 0," tegas Upi.

"Menuntut transparansi relokasi dan partisipatif dan jaminan hidup. Kalau memang pemerintah tidak bisa menyediakan anggaran, atau tidak uang, beri kami waktu dan ruang untuk berjualan di selasar, kami mencari jaminan hidup sendiri. Misalkan dalam 2-3 jam kami bisa berjualan di selasar itu win win solution," pungkasnya.




(rih/ams)

Hide Ads