Pemkot Jogja Diberi Tenggat 3 Hari untuk Bereskan 5.000 Ton Sampah

Pemkot Jogja Diberi Tenggat 3 Hari untuk Bereskan 5.000 Ton Sampah

Dwi Agus - detikJogja
Rabu, 26 Jun 2024 15:14 WIB
Kondisi depo sampah Mandala Krida, Rabu (26/6/2024).
Kondisi depo sampah Mandala Krida, Rabu (26/6/2024). (Foto: Dwi Agus/detikJogja)
Jogja -

Sekda Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Beny Suharsono memberikan tenggat waktu 3 hari untuk pemindahan 5.000 ton sampah dari Kota Jogja. Dalam waktu 3 hari, diharapkan seluruh sampah itu sudah dipindahkan ke TPA Piyungan.

"Jadi tiga hari ini berharap sampah kita geser ke Piyungan. Iya yang 5.000 ton itu," jelasnya ditemui di Kompleks Kepatihan DIY, Rabu (26/6/2024).

Kebijakan ini ditempuh usai ada temuan 5.000 ton sampah terendap di sejumlah depo sampah di Jogja. Beny menuturkan umur sampah tersebut telah mencapai mingguan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Beny menuturkan 5.000 ton sampah ini adalah akumulasi dari seluruh depo. Sejatinya jumlahnya bisa lebih besar jika digabung dengan sampah baru. Tepatnya sampah yang dari pasar, perkantoran, kawasan pendidikan, dan tempat umum.

Penumpukan sampah terjadi karena selama ini sampah hanya berpindah. Dalam catatannya, sampah berpindah dari depo ke depo. Mekanismenya diangkut dengan truk ketika salah satu depo telah melebihi kapasitas.

ADVERTISEMENT

"Penanganan daruratnya itu bergeser, sambil mengakselerasi pengelolaan sampah yang ada penolakan warga. Harus ada pembagian tugas yang tegas. Ajak dialog warga, yang penting terbuka bahwa kita tidak membuang sampah tapi memproses," katanya.

Beny memastikan kondisi TPA Piyungan saat siap menampung sampah Kota Jogja. Ini karena terjadi penurunan jumlah timbunan sampah secara signifikan di TPA itu. Sehingga ada celah tempat untuk meletakkan sementara sampah seberat 5.000 ton.

"5.000 ton didorong ke sana masih mungkin karena penurunan signifikan dan kita perkuat penahannya. Kemarin ada yang jebol juga sudah kita perkuat," ujarnya.

Di satu sisi, pihaknya juga meminta Pemkot Jogja mempercepat pembangunan TPST 3R. Sehingga sampah-sampah dapat diolah sesegera mungkin. Sifatnya bukan lagi membuang namun mengelola dan mengolah sampah.

Beny juga menyinggung terkait rencana pembangunan tiga TPST 3R oleh Pemkot Jogja. Dia menyebut pembangunan ketiganya molor dari tenggat waktu. Dari awalnya dijanjikan akhir April 2024 operasional optimal namun belum terealisasi.

"Itu strategi kita, lakukan deadline segera diselesaikan, dari dulu juga sudah ada deadline. Dulu sepakat akhir April, mundur lalu pakai rencana berikutnya. Lalu karena mundur pakai rencana berikutnya," katanya.

Beny menuturkan bahwa tumpukan sampah tak hanya berada di Kota Jogja. Pemkab Sleman juga mengajukan pemindahan sampah ke TPA Piyungan. Berat sampah yang diajukan seberat 923 ton.

Pemda DIY, lanjutnya, telah menyanggupi permintaan ini. Namun untuk pemindahan tetap diutamakan dari Kota Jogja. Baru setelahnya menyusul sampah dari Kabupaten Sleman akan dibawa ke TPA Piyungan.

"Kami sanggupi setelah Kota (Jogja) teratasi. Kenapa Sleman kami tahan dulu hari keempat, karena punya peluang wilayah cukup luas meski tidak disarankan untuk dibakar. Kota blas (sama sekali) tidak punya lahan. Kalau Bantul mulai menata klaster di Kalurahan, masih aman belum minta," ujarnya.

Pemkot Jogja Gerak Cepat

Diwawancarai terpisah, Penjabat Wali (Pj) Kota Jogja Sugeng Purwanto akui adanya 5.000 ton timbunan sampah. Ini merupakan akumulasi sampah selama beberapa waktu.

Untuk pemindahan sampah, Sugeng berjanji akan selesai Jumat (28/6). Pembersihan depo sudah berlangsung sejak Selasa (25/6), sementara tenggat waktu yang diberikan oleh Pemda DIY selama tiga hari.

"Jadi itu timbunan sudah berjalan sebelumnya. Sampah di depo sampai Jumat kita kuras lah, semaksimal mungkin. Selanjutnya setelah Juni baru bisa mulai, kemudian tempat pengelolaan sampah kami bergulir," katanya.

Terkait operasional TPST 3R, Sugeng menjanjikan mulai optimal awal Juli 2024. Secara reguler, ketiga TPTS 3R dapat mengolah sampah hingga 200 ton. Diantaranya yang berlokasi di Karangmiri, Kranon dan Nitikan.

"Ini masih dibangun disiapkan, insyaallah di awal Juli sudah operasional. Saat ini selesaikan dulu masalah di depo. Menurut prediksi kami ukur panjang-lebar sekitar 1.000 sampai 2.000 ton, kita turunkan 40 sampai 50 truk. Sampah bergerak sedikit, ternyata tumpukan luar biasa, belum lagi ini diangkat tetap tambah terus," ujarnya.




(aku/dil)

Koleksi Pilihan

Kumpulan artikel pilihan oleh redaksi detikjogja

Hide Ads