Pemda Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) meminta Pemerintah Kota (Pemkot) Jogja bertindak cekatan atas penumpukan 5.000 ton sampah di Jogja. Solusi sementara adalah pemindahan tumpukan-tumpukan sampah tersebut ke TPA Piyungan, terutama sampah yang menumpuk di seluruh depo.
Perintah ini dikeluarkan oleh Sekda DIY Beny Suharsono. Secara tegas dia menyoroti langkah yang diambil Pemkot DIY. Alih-alih melaporkan kondisi riil, justru memindahkan sampah dari depo ke depo.
"(Salah satunya) Depo Mandala Krida ya, kita paksa dan kita baru keluar sekitar 50 ton. Kita ngotot harus diselesaikan. Kami pindahkan ke Piyungan," tegasnya, Selasa (25/6/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Beny lalu menyoroti pemindahan sampah dari depo ke depo. Langkah ini menurutnya justru membuat tumpukan sampah semakin banyak. Kebijakan penanganan sampah, lanjutnya, tak cukup dengan pemindahan depo ke depo.
Kondisi ini justru membuat Kota Jogja penuh dengan tumpukan sampah. Hingga akhirnya terdata sebanyak 5.000 ton lebih sampah menumpuk di depo.
"Ini kan darurat, ini harus kita selesaikan. Kita berikan kesempatan, monggo Pemkot bersama dengan kami (Pemda) DIY kita selesaikan geser dulu ke Piyungan. Piyungan terjadi penurunan, masih memungkinkan di situ," katanya.
Beny menegaskan dengan adanya kebijakan desentralisasi sempah, Pemda DIY tetap tidak lepas tangan. Pihaknya tetap mencarikan solusi atas pengolahan sampah di Kabupaten maupun Kota. Termasuk dengan dibukanya TPA Piyungan sebagai penampungan sementara.
Di satu sisi, dia juga mengingatkan bahwa pemindahan sampah ke Piyungan tidaklah permanen. Pemkot Jogja tetap wajib menyiapkan rencana jangka pendek, menengah dan panjang. Sehingga penanganan sampah optimal dari hulu ke hilir.
"(TPST 3R) Kranon, Nitikan itu jangka menengah atau langkah darurat jangka pendek. Kalau akhir Juni terselesaikan, pabrik bisa dikebut maka residu sampah bisa dikurangi kaarena pabrik sudah bisa mengolah," ujarnya.
Kebijakan pemindahan sampah ke Piyungan muncul karena tidak optimalnya rencana awal. Termasuk operasional TPST 3R yang digadang-gadang mulai akhir April 2024. Faktanya setiap TPST 3R masih dalam proses pembangunan.
"Sampah diangkut keluar ke TPS Piyungan itu langkah darurat, tapi yo ojo darurat terus lho. Pabriknya (TPST 3R) akhir April to kemarin, ini plan C, saya jalan karena kemarin tidak jalan," katanya.
Diberitakan sebelumnya, Sekda DIY Beny Suharsono menyebut tumpukan sampah di Kota Jogja saat ini mencapai sekitar 5.000 ton. Sampah itu menumpuk di depo-depo dan ada yang dipindah-pindahkan ke lokasi lain.
"Sampah ditumpuk dipindah lalu naik ke truk, truknya ndelik (sembunyi), itu harus riil, sebenarnya timbunan. Sampah di Kota (Jogja) itu berapa, ternyata di Kota tidak hanya 1 ton, 2 ton, 1.000 ton tapi ada 5.000 sekian ton yang sekarang ada di kota," kata Beny saat ditemui di Kompleks Kepatihan, Kantor Gubernur DIY, Kota Jogja, Selasa (25/6).
(aku/ahr)
Komentar Terbanyak
Jawaban Menohok Dedi Mulyadi Usai Didemo Asosiasi Jip Merapi
PDIP Jogja Kembali Aksi Saweran Koin Bela Hasto-Bawa ke Jakarta Saat Sidang
Reuni Fakultas Kehutanan UGM Angkatan 1980, Kursi Khusus buat Jokowi Disiapkan