Hasil penyelidikan sementara pihak kepolisian, manajemen Ayuterra Resort di Ubud, Gianyar, Bali diduga sengaja meminta tali lift dikurangi, yang kemudian berujung pada insiden lift jatuh yang menewaskan lima karyawan resor itu.
Pun begitu, sampai saat ini polisi belum memeriksa atau meminta keterangan dari pemilik resor mewah itu. Polisi punya alasan sendiri kenapa bos Ayuterra Resort belum diperiksa.
"Penyelidikan saat ini masih dilakukan pada para saksi. Mulai dari karyawan, vendor, dan teknisi lift. Kami juga sudah bersurat kepada Kementerian Ketenagakerjaan dan Fakultas Teknik Universitas Udayana sebagai saksi ahli. Sementara kami baru bersurat, nanti pemeriksaannya sekitar dua hari lagi, mohon bersabar," kata Kapolres Gianyar AKBP I Ketut Widiada, Kamis (7/9/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, pemilik resort kemungkinan baru akan diperiksa pada Senin pekan depan. Namun, ini juga belum bisa memastikan karena masih menunggu hasil pemeriksaan Laboratorium Forensik (Labfor) Polri. Hanya saja, polisi tak menyebut di mana bos resor itu berada.
Labfor sendiri masih melaksanakan pemeriksaan dan uji laboratorium dengan mendatangkan ahli dari Jakarta. "Jadi, Polres sifatnya menunggu itu, kurang lebih semingguan," ujar Widiada.
Polisi Libatkan Kemenaker
Dalam penyelidikan kasus ini, polisi juga melibatkan Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker). Keterlibatan Kemenaker ini dalam hal melengkapi alat bukti yang terkait dengan keselamatan dan kesehatan kerja (K3).
"Mereka pasti punya teorinya, kalau menurut saya itu bukan masalah boleh nggak boleh kalau satu tali putus kan harusnya ada satu buat backup," kata Kasat Reskrim Polres Gianyar AKP Ario Seno Wimoko.
Sebelumnya, berdasarkan keterangan teknisi, pada awal pembangunan lift, tali sling berjumlah tiga buah. Namun, pada Maret 2023 dikurangi hingga hanya menjadi satu buah atas permintaan pemilik Ayuterra Resort. Diduga, ini untuk mempermudah perawatan lift.
"Jika pun satu tali sling bisa menarik 500 kilogram hingga satu ton, jika itu putus sudah pasti tidak ada tali penggantinya dan los jatuh langsung ke bawah seperti Ayuterra Resort dengan kemiringan 40 derajat sepanjang rel 60 meter itu," beber Ario.
Untuk menjawab siapa pihak paling bertanggung jawab, Ario melanjutkan, prosesnya masih panjang. Sebab, harus menunggu hasil uji laboratorium forensik ditambah dengan keterangan saksi ahli.
Imbauan PHRI
Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bali buka suara soal insiden kecelakaan lift di Ayuterra Rerort. Seluruh anggota PHRI diimbau untuk rutin merawat lift secara berkala.
"Seandainya sudah tahu ada kerusakan jangan dibiarkan dan harus segera diganti untuk mencegah adanya korban," ujar Wakil Ketua PHRI Bali, I Gusti Ngurah Rai Suryawijaya, ketika dihubungi detikBali, Kamis (7/9/2023).
Menurut Rai, jadwal perawatan lift berbeda-beda, ada yang harian, mingguan, dan bulanan. Jadwal perawatan lift juga bergantung pada daya angkut, tinggi, dan bobot elevator itu sendiri.
Rai menerangkan pengelola hotel dan restoran juga wajib mempertimbangkan daya angkut lift. "Kalau over capacity tali slingnya bisa putus," ungkapnya.
Rai optimistis insiden lift maut di Ayuterra Resort tidak akan memengaruhi signifikan tingkat okupansi hotel di Pulau Dewata. "Karena itu kan kecelakaan," tuturnya.
Diketahuio, tram lift (lift luar) Ayuterra Resort meluncur dan menewaskan lima pegawai resor tersebut pada Jumat (1/9/2023). Polres Gianyar dan Polda Bali masih menyelidiki penyebab putusnya sling elevator tersebut.
(dpw/gsp)