Alasan UGM Tak Jadi Naikkan UKT 2024

Alasan UGM Tak Jadi Naikkan UKT 2024

Jauh Hari Wawan S - detikJogja
Rabu, 29 Mei 2024 19:58 WIB
Suasana Balairung Gedung Rektorat UGM pagi ini, pasca demo, Senin (2/5) kemarin
Kampus Universitas Gadjah Mada (UGM). Foto: Dok. Istimewa
Sleman -

Universitas Gadjah Mada (UGM) membatalkan kenaikan Uang Kuliah Tunggal (UKT) untuk calon mahasiswa baru untuk tahun ajaran 2024/2025. Apa alasannya?

Sekretaris Universitas UGM, Dr. Andi Sandi Antonius Tabusassa Tonralipu mengatakan dengan dibatalkannya kenaikan UKT dan IPI, merupakan tindak lanjut dibatalkannya kenaikan UKT dan Iuran Pengembangan Institusi (IPI) oleh Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi RI, Nadiem Anwar Makarim.

Hal itu berdasarkan surat Dirjen Diktiristek nomor: 0511/E/PR.07.04/2024 perihal Pembatalan kenaikan UKT dan IPI Tahun Akademik 2024/2025. Selanjutnya UGM diminta mengusulkan kembali UKT dan IPI untuk dikonsultasikan ke Kemendikbudristek RI.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Batas akhir pengusulan kembali hingga 5 Juni nanti, kita dalam proses penggodokan dengan melibatkan para dekan dan perwakilan elemen mahasiswa," kata Andi Sandi dalam keterangan resmi yang diterima detikJogja, Rabu (29/5/2024).

Sandi menegaskan UGM sebagai universitas nasional tetap berkomitmen mencerdaskan kehidupan bangsa melalui pendidikan untuk mencetak calon pemimpin bangsa dan SDM yang berkualitas di bidangnya dengan menerapkan biaya kuliah terjangkau. Pimpinan UGM selalu menekankan agar tidak ada satu pun mahasiswa yang terhambat kuliahnya karena alasan biaya.

ADVERTISEMENT

Salah satu bentuk kontribusi UGM untuk mewujudkan komitmen tersebut adalah meningkatkan inklusivitas dengan membuka peluang bagi semua lapisan masyarakat untuk mengakses pendidikan di kampus UGM.

"Kita terus membuka peluang pada calon mahasiswa baru dari daerah terdepan, terluar, dan tertinggal di Indonesia termasuk mereka dari keluarga yang mengalami keterbatasan ekonomi," katanya.

Dengan dibatalkannya UKT 2024, kemungkinan besar UGM akan kembali menerapkan besaran UKT dan IPI seperti pada tahun 2023.

Sebelumnya, sejumlah mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) menggelar aksi berkemah di depan halaman gedung Balairung UGM. Aksi yang sudah dimulai sejak Senin (28/5) itu dilakukan sebagai bentuk protes atas tingginya UKT dan hadirnya Iuran Pengembangan Institusi (IPI) atau uang pangkal di UGM.

Humas Aliansi Mahasiswa UGM, Maulana, mengatakan mereka akan menginap di halaman depan Rektorat hingga sepekan ke depan atau sampai tanggal 3 Juni.

"Ini akan menginap dalam seminggu ke depan. Dimulai dari hari Senin 27 Mei 2024 sampai tanggal 3 Juni 2024," kata Maulana kepada wartawan, Selasa (28/5/2024).

Dikatakan Maulana, UGM tidak pernah menerapkan uang pangkal. Pada 2022 UGM hanya menarik sumbangan sukarela bagi mahasiswa jalur mandiri.

Kemudian, pada 2023, uang pangkal diterapkan pada semua golongan UKT unggul dan pada tahun ini kampus kembali menerapkan uang pangkal dengan lebih luas lagi.

Sementara pada tahun ini, UGM menarik uang pangkal kepada seluruh mahasiswa jalur mandiri, kecuali yang mendapat UKT golongan nol rupiah.

"Jelas (merugikan), karena dengan penerapan IPI ke semua golongan kecuali golongan (UKT) 0 itu tentu akan mengecilkan kuota daripada mahasiswa yang itu tidak mampu atau golongan menengah ke bawah. Jelas itu sangat-sangat merugikan bagi calon mahasiswa," ujarnya.

Lebih lanjut, kata Maulana, pembayaran IPI di UGM bisa dibayarkan dengan dicicil sebanyak 2 kali. Tapi, menurutnya dalam Permendikbud Nomor 2 Tahun 2024 dalam pasal 30 ada tiga skema pembayaran.

"Kampus boleh melakukan pembebasan terhadap uang pangkal atau IPI, yang kedua itu adalah pengurangan pengurangan nominal IPI dan yang ketiga adalah biaya pencicilan atau dapat mengangsur daripada uang IPI. Namun kampus (UGM) hanya memberikan opsi ketiga yaitu mencicil sebanyak 2 kali," ungkapnya.




(apu/ahr)

Hide Ads