Alasan Amien Rais Cs Pertanyakan Ijazah Jokowi Meski UGM Sudah Klarifikasi

Alasan Amien Rais Cs Pertanyakan Ijazah Jokowi Meski UGM Sudah Klarifikasi

Jauh Hari Wawan S - detikJogja
Selasa, 15 Apr 2025 12:14 WIB
Massa TPUA menggeruduk Fakultas Kehutanan UGM untuk meminta klarifikasi keaslian ijazah milik Presiden ke-7 Joko Widodo atau Jokowi, Selasa (15/4/2025)
Massa TPUA menggeruduk Fakultas Kehutanan UGM untuk meminta klarifikasi keaslian ijazah milik Presiden ke-7 Joko Widodo atau Jokowi, Selasa (15/4/2025) Foto: Jauh Hari Wawan S/detikJogja
Sleman -

Politisi senior Amien Rais masih mempertanyakan keaslian ijazah UGM yang dimiliki Presiden ke-7 Indonesia Joko Widodo atau Jokowi meski pihak kampus sudah dua kali klarifikasi. Amien Rais menilai UGM tidak memberikan bukti apapun.

Ketua Majelis Syuro Partai Ummat itu menyebut solusi kasus ini sederhana. Menurutnya, Jokowi tinggal menunjukkan ijazah Fakultas Kehutanan UGM yang dia miliki.

"Ya, tapi kan nggak ada buktinya, ya. Saya dulu, dua tahun yang lalu, pernah memberikan solusi simpel sekali, ya. Jadi, kalau urusan Jokowi, sebagai Presiden turun, ke PN Jakarta Pusat, bawa ijazahnya, 'Ini lho ijazah saya', sudah selesai, ya. Jadi, itu saja sesungguhnya, tapi ini bertele-tele, ya, putar-putar ini," kata Amien Rais ditemui wartawan di Fakultas Kehutanan UGM, Selasa (15/4/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia meyakini ijazah milik Jokowi yang beredar di media sosial adalah palsu. Oleh karena itu, dia menuntut kejujuran dari UGM, terkait ijazah Jokowi tersebut.

"Nah, jadi khususnya ini momentum yang sangat penting. Kalau saya yakin memang ijazahnya itu tidak ada. Kalau ijazah oplosan memang dibuat, tapi sudah dikatakan oleh para ahli itu jelas, maaf, abal-abal," tegasnya.

ADVERTISEMENT

Di sisi lain, Amien Rais tidak meminta kasus ini diproses hukum berlebihan. Paling tidak Jokowi bisa membuktikan keaslian ijazah yang dimiliki.

"Adapun kemudian konsekuensi hukum, apakah kemudian yang punya ijazah palsu itu dimaafkan atau diberi peringatan, toh sudah jadi orang biasa sekarang, atau dihukum secara apa adanya lah, nggak usah berlebihan, ya," katanya.

"Tapi ini penting sekali untuk menjadi pelajaran supaya siapapun yang berbuat crime dalam bentuk macam-macam itu, diberikan hukuman sepadan. Sudah itu saja, ya," imbuhnya.

Klarifikasi UGM

Dari catatan detikJogja, UGM sudah dua kali memberikan klarifikasi. Pertama yakni pada Oktober 2022 lalu. Saat itu, Rektor UGM Prof.dr. Ova Emilia, M.Med.Ed., Sp.OG(K), Ph.D memastikan Jokowi merupakan lulusan UGM.

"Bapak Ir Joko Widodo alumni prodi S1 Kehutanan angkatan 1980. Bapak Ir Jokowi dinyatakan lulus tahun 1985 sesuai ketentuan dan bukti berdasarkan dokumen yang kami miliki," kata Ova dalam jumpa pers, Selasa (11/10/2022).

Kala itu, Ova menjelaskan pihaknya merespons isu di media baik cetak, elektronik, media sosial, berkenaan dengan tuduhan oleh seseorang yang mempertanyakan ijazah Ir Joko Widodo.

"Maka kami UGM tempat di mana Ir Joko Widodo pernah menempuh pendidikan menyampaikan atas data yang kami miliki dan terdokumentasi dengan baik kami meyakini keaslian ijazah Ir Joko Widodo. Yang bersangkutan benar lulusan Fakultas Kehutanan UGM," jelasnya.

Kemudian, klarifikasi kedua pada Maret 2025. Rismon Hasiholan Sianipar yang menyangsikan keaslian ijazah dan skripsi dari Presiden ke-7 RI Ir. Joko Widodo sebagai lulusan UGM. Alasannya, lembar pengesahan dan sampul skripsi menggunakan font time new roman yang menurutnya belum ada di era tahun 1980-an hingga 1990-an. Klaim sepihak dari Rismon ini membuat polemik.

Dekan Fakultas Kehutanan UGM, Sigit Sunarta, menyesalkan adanya informasi yang menyesatkan yang disampaikan Rismon. Apalagi mantan dosen ini merupakan alumnus dari Prodi Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada.

"Kita sangat menyesalkan informasi menyesatkan yang disampaikan oleh seorang dosen yang seharusnya bisa mencerahkan dan mendidik masyarakat dengan informasi yang bermanfaat," kata Sigit dalam keterangan tertulis, Jumat (21/3/2025).

Soal penggunaan Font Time New Roman pada sampul skripsi dan ijazah seperti yang dituduhkan oleh Rismon dianggap meragukan keaslian dokumen, Sigit menegaskan bahwa di tahun itu sudah jamak mahasiswa menggunakan font Times New Roman atau huruf yang hampir mirip dengannya, terutama untuk mencetak sampul dan lembar pengesahan di tempat percetakan. Bahkan di sekitaran kampus UGM itu sudah ada percetakan seperti Prima dan Sanur (sudah tutup-red) yang menyediakan jasa cetak sampul skripsi.

"Fakta adanya mesin percetakan di sanur dan prima juga seharusnya diketahui yang bersangkutan karena yang bersangkutan juga kuliah di UGM," tegasnya.

Seperti diketahui, sampul dan lembar pengesahan skripsi Joko Widodo dicetak di percetakan, namun seluruh isi tulisan skripsinya setebal 91 halaman tersebut masih menggunakan mesin ketik.

"Ada banyak skripsi mahasiswa yang menggunakan sampul dan lembar pengesahan dengan mesin percetakan," katanya.

Soal nomor seri ijazah Joko Widodo yang disebut tidak menggunakan klaster namun hanya angka saja, Sigit menuturkan soal penomoran ijazah di masa itu, Fakultas Kehutanan memiliki kebijakan sendiri dan belum ada penyeragaman dari tingkat universitas.

Penomoran tersebut tidak hanya berlaku pada ijazah Joko Widodo namun berlaku pada semua ijazah lulusan Fakultas Kehutanan. "Nomor tersebut berdasarkan urutan nomor induk mahasiswa yang diluluskan dan ditambahkan FKT, singkatan dari nama fakultas," katanya.

Simak juga Video 'Tim Jokowi Siapkan Langkah Hukum ke Penyebar Fitnah Ijazah Palsu':

(ams/apl)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads