Jika dilihat dari teknik pembuatannya, batik bisa digolongkan menjadi tiga tipe, yakni batik tulis, batik cap, dan batik printing. Dari ketiga jenis tersebut, batik tulis punya harga yang paling mahal. Apa alasannya?
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Daring mendefinisikan batik sebagai kain bergambar yang pembuatannya secara khusus dengan menuliskan atau menerakan malam pada kain itu, kemudian pengolahannya diproses dengan cara tertentu.
Lebih lanjut, dikutip dari dokumen unggahan Eprints Universitas Negeri Yogyakarta, batik tersusun dari kata mbat dan tik. Dalam bahasa Jawa, mbat berarti ngembat atau melempar berkali-kali, sedangkan tik berasal dari kata titik. Bila digabungkan, membatik artinya melempar titik berkali-kali pada kain.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada mulanya, batik hanya digunakan dalam lingkup keraton, yakni sebagai pakaian raja dan para pengikutnya. Namun, lama-kelamaan, batik mulai meluas dan dipakai juga oleh rakyat biasa. Dewasa ini, batik bisa dijumpai dalam kehidupan sehari-hari di pelbagai acara, baik formal maupun nonformal.
Tatkala membeli batik, sebagian orang mungkin bertanya-tanya, kenapa batik tulis dibanderol harga yang lebih mahal dibandingkan jenis batik lainnya? Tentu saja, di baliknya, ada alasan yang logis dan masuk akal. Berikut ini penjelasan ringkasnya.
Alasan Batik Tulis Harganya Lebih Mahal
Selain dikenal punya motif yang indah nan memukau, batik tulis juga terkenal dengan kerumitan proses pembuatannya. Oleh karena itu, tidak sembarang orang bisa menghasilkan batik tulis berkualitas tinggi.
Lantas, seperti apa proses pembuatan batik tulis? Sebagai contoh, langkah-langkah untuk membuat batik tulis sebagaimana tertera dalam Jurnal Neraca berjudul 'Eksplorasi Proses Pembuatan Batik Tulis di Plered: Tehnik, Tradisi, dan Inovasi' oleh Ana Karlina dkk adalah:
- Persiapan bahan, mulai dari kain katun prima, lilin batik alias malam, pewarna alam, dan bahan-bahan pendukung lainnya.
- Proses nganji, yakni membuat motif batik pada kain dengan menggunakan canting secara manual.
- Proses pewarnaan. Dalam tahap ini, kain yang sudah dibatik dicelupkan ke dalam pewarna alam dengan teknik pencelupan tertentu.
- Proses pelorodan, yakni melepaskan lilin batik dari kain dengan cara merebusnya dalam air panas bercampur soda abu.
- Finishing. Sesuai namanya, dalam tahap terakhir ini, kain batik yang telah jadi akan dijemur, disetrika, dan dikemas untuk kemudian dipasarkan.
Proses pembuatannya yang lama dan membutuhkan tingkat ketelatenan tinggi, menjadikan batik tulis dihargai mahal. Bagaimana tidak, salah sedikit saja, kain batik yang dihasilkan bisa berubah.
Terlebih, selain prosesnya yang butuh ketelitian tinggi, penggambaran motif-motif batik tulis juga dilakukan secara manual. Tentunya, hal ini menuntut keahlian tertentu. Adanya penggambaran motif secara manual, alih-alih dengan cetakan, menjadikan proses membuat batik tulis semakin rumit. Karenanya, tidak heran jika batik tulis dihargai lebih mahal ketimbang jenis batik lainnya.
Disadur dari situs resmi Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bangli, rentang harga batik tulis cukup bervariasi, tergantung target konsumennya. Mulai dari puluhan ribu hingga jutaan rupiah. Namun, dapat dipastikan, bahwa harga batik tulis akan lebih mahal dibanding batik cap atau print.
Cara Membedakan Batik Tulis, Cap, dan Printing
Meski memiliki teknik pembuatan yang berbeda satu dengan lainnya, hasil akhir ketiga tipe batik ini sekilas tampak sama. Untuk membedakannya, detikers perlu memperhatikan sejumlah tips berikut ini yang diambil dari situs resmi Pemerintah Kota Surakarta:
- Warna dasar kain. Batik tulis punya warna dasar yang lebih muda dibandingkan batik cap. Sementara itu, kain batik printing umumnya berwarna meriah.
- Tingkat kerapian motif. Karena dibuat secara manual, motif batik tulis biasanya tidak simetris dan ukurannya berbeda-beda. Lain lagi dengan batik cap dan printing yang notabene jauh lebih rapi, simetris, dan sempurna.
- Tinta tembus pandang. Untuk batik tulis, tintanya akan terlihat tembus pandang. Selain itu, warna, corak, dan motifnya juga akan sama persis untuk bagian depan maupun belakang kain. Di sisi lain, batik cap dan printing hanya memiliki warna di satu sisi, atau jika ada juga di sisi satunya, tidak akan sejelas batik tulis.
- Aroma kain. Batik tulis punya aroma khas karena memakai pewarna alami. Sementara itu, batik cap punya bau menyengat dengan aroma malam khasnya. Adapun batik printing, baunya paling menyengat karena menggunakan tinta kimia.
- Harga kain batik. Tentu saja, yang terakhir adalah perbedaan dari segi harga. Singkat kata, batik tulis punya harga yang lebih mahal ketimbang batik cap dan printing karena proses pembuatannya tidak mudah.
Nah, itulah penjelasan lengkap mengenai alasan batik tulis dihargai lebih mahal ketimbang jenis batik lainnya. Semoga bisa menjawab rasa ingin tahu detikers, ya!
(par/dil)
Komentar Terbanyak
Jawaban Menohok Dedi Mulyadi Usai Didemo Asosiasi Jip Merapi
PDIP Jogja Kembali Aksi Saweran Koin Bela Hasto-Bawa ke Jakarta Saat Sidang
Ponsel Diplomat Kemlu yang Tewas Misterius Ternyata Hilang