Penggunaan wastra atau kain tradisional Nusantara semakin diminati masyarakat dalam balutan busana fashion. Melihat peminat kain tradisional yang semakin tinggi, perajin batik pun banyak dilibatkan.
Pengusaha busana Surabaya, Dameria Ambuwaru mengatakan, pada penggunaan wastra kini banyak melibatkan perajin batik. Menurutnya, dengan menggandeng perajin akan saling menguntungkan dalam memproduksi maupun menjadikan busana berbahan kain tradisional.
"Kita kolaborasi dengan perajin, tergantung pakai batik tulis atau cap. Kalau cap jauh lebih cepat daripada batik tulis. Kerja sama perajin sama-sama menguntungkan," kata Ketua Perkumpulan Pengusaha Busana (PERSANA) Jawa Timur itu, Sabtu (5/7/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, PERSANA atau perkumpulannya banyak designer di dalamnya terus mengkampanyekan busana wastra Nusantara, khususnya yang ada di Jawa Timur. Karena tekstil batik, tenun juga bisa bersaing dan tak kalah dengan fashion luar negeri.
Wastra Nusantara akan terus ditunjukkan dalam balutan trend fashion modern saat ini. Tak hanya menjadi busana formal saja, tetapi juga casual fashion yang bisa digunakan sehari-hari dan acara santai.
"Harapan kita dengan memakai wastra, Indonesia tetap bisa menjadi tuan di negeri sendiri. Karena serbuan dari luar sangat luar biasa. Jadi bagaimana bertahan dengan produk kita, kita menggunakan wastra," jelasnya.
Dengan rancangan busana yang pas, wastra Nusantara akan terlihat elegan. Bisa dipakai pesta dengan menyantumkan atau memasukkan unsur wastra, misalnya pada bagian dada ada tenun atau batik dan bawahnya diberi brokat atau tekstil pada umumnya.
Salah satu desainer asal Surabaya Lia Afif masih konsisten memadukan batik pada rancangan busananya. Seperti 8 busana yang dia pamerkan dalam acara Surabaya Culture Fashion 2025 pada Rabu, 2 Juli 2025.
"Saya menampilkan 8 outfit batik warna-warna sogan yang saya kombinasi dengan lurik, kombinasi dengan less, ready to wear dan ready to wear deluxe," kata Lia.
Baginya, terdapat hal yang menarik ketika mendesain busana menggunakan kain batik. Apalagi kain tradisional kini tak hanya diminati orang tua, tetapi bergeser ke kawula muda.
"Saya merasa bermain batik itu suatu hal yang menarik. Jadi motif-motif batik yang saya pakai ini padu ladannya lebih ke arah untuk ready to relax, tetap ada aksen manis-manisnya," pungkasnya.
(dpe/abq)