Sesuatu yang kerap terlihat tak jarang justru dianggap sudah biasa, sehingga tidak diketahui hakikat sebenarnya. Sebagai contoh soal batik, barang kali detikers juga belum mengetahui apa yang benar-benar batik dan apa yang tidak.
Batik kini tak hanya terdiri dari batik tulis atau batik cap. Bahkan, sekarang ada yang disebut sebagai batik printing dan batik polimikro.
Namun, batik yang sesungguhnya memiliki definisi dibuat dengan goresan tinta lilin panas.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal tersebut diungkapkan oleh Ketua Koperasi Bangun Bersama PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG), Nanang, dalam kunjungan detikEdu bersama berbagai media lainnya dalam program Journalism Fellowship on CSR 2025 yang terselenggara dari kerja sama Gerakan Wartawan Peduli Pendidikan (GWPP) dan TBIG pada Selasa (13/5/2025).
Definisi batik yang diungkapkan oleh Nanang, senada dengan apa yang tertera dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI).
KBBI mendefinisikan batik sebagai kain bergambar yang pembuatannya secara khusus dengan menuliskan atau menerakan malam pada kain itu, kemudian pengolahannya melalui proses tertentu.
"Kalau printing, itu bukan batik. Jadi, (itu adalah) konveksi atau garment motif batik. Jadi, itu tidak termasuk batik karena tidak ada goresan lilin panas," terang Nanang di Pekalongan, Jawa Tengah.
Ragam Pengetahuan soal Batik
Batik Tulis dan Batik Cap
Dalam program fellowship jurnalistik ini, awak media berkesempatan melihat langsung proses pembuatan batik tahap demi tahap. Sejumlah staf di Rumah Batik TBIG menjadi pemandu kami.
Faisal dan Hana, dua di antara staf menunjukkan setiap proses membuat selembar kain batik. Ada dua jenis proses dalam pembatikan, yakni batik tulis dan batik cap.
Warna batik tulis maupun batik cap dapat menembus hingga ke bagian belakang kain.
Batik tulis dibuat menggunakan canting secara tradisional. Sementara, batik cap memiliki ciri khas pengulangan motif karena digambar menggunakan cap seperti stempel.
Setiap perajin batik juga memiliki ciri khas masing-masing.
"Dari banyak perajin itu memiliki ciri khas masing-masing. Biasanya satu perajin ini ciri khasnya ada di warna," ujar Hana, Selasa (13/5/2025).
Batik Pekalongan dan Batik Hokokai
![]() |
Hana menyebut, ciri khas umum batik Pekalongan adalah multiwarna, seperti batik hokokai.
Bagi yang belum awam dengan istilah batik hokokai, batik tersebut tercipta ketika terdapat kelangkaan kain pada era kolonialisme Jepang. Batik hokokai memiliki warna bervariasi dan identik dengan motif bergambar kupu-kupu.
"Biasanya hokokai itu ada ciri khasnya sendiri. Kebanyakan motif bunga-bunga," kata Hana.
Hana turut mengatakan, terkait dengan batik hokokai ini juga dikenal istilah batik pagi-sore.
Batik pagi-sore merupakan istilah untuk kain batik yang memiliki dua jenis motif di bagian kanan dan kiri. Sehingga, batik pagi-sore dapat dikenakan untuk acara pagi hari dan sore hari.
"Pembatik itu mensiasati supaya dalam satu kain itu bisa dipakai dua kali," imbuh Faisal dalam kesempatan yang sama.
Dikarenakan dapat digunakan dalam dua kesempatan sekaligus, Faisal menyebut panjang batik hokokai lebih panjang dari kain batik biasanya.
Pewarnaan Batik
![]() |
Faisal menyampaikan, pekerjaan membatik dilakukan secara terspesialisasi. Artinya, ada yang melakukan proses menggambar motif batik, ada yang mewarnai, dan sebagainya.
Satu lembar kain batik dapat diwarnai dengan menggunakan pewarnaan sintetis dan alami. Pewarnaan sintetis cenderung cerah, sedangkan warna alami cenderung warna kuning; cokelat; biru; dan hitam.
Warna alami batik bisa didapat dari bahan-bahan alam seperti daun ketapang, tanaman indigofera, dan lainnya. Namun, hanya tanaman yang bisa dibuat menjadi tekstur pastalah yang akan digunakan.
(nah/nwk)