Penanganan darurat terkait Dam Srandakan di Kali Progo yang jebol pada akhir bulan Januari ternyata menemui kendala akibat hujan deras di hulu. Dam darurat yang baru tersambung beberapa hari lalu kini jebol lagi.
Panewu (Camat) Srandakan, Sarjiman Sarjiwobroto, mengatakan bahwa penanganan darurat Dam Srandakan sebenarnya sudah selesai beberapa hari yang lalu. Namun, hari ini Dam tersebut kembali mengalami kerusakan.
"Tapi karena ada curah hujan yang cukup tinggi dari Temanggung, malam tadi yang sebenarnya sudah menyambung menjadi tergerus lagi," katanya kepada wartawan, Kamis (27/3/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sehingga terkait dengan penanganan darurat Dam Srandakan yang ditargetkan 90 hari kerja saat ini dihentikan sementara. Pasalnya menjelang libur lebaran tidak memungkinkan ada mobilisasi alat berat.
Baca juga: Ini Penyebab Jembatan Srandakan Lama Putus |
"Dan juga kendaraan untuk dropping material untuk menutup Dam. Sehingga untuk saat ini pekerjaan dilanjutkan setelah lebaran," ujarnya.
Terlepas dari hal tersebut, Sarjiman mengungkapkan bahwa tahun ini bakal berlangsung pula pembangunan Dam permanen yang merupakan proyek multiyears. Di mana hal itu merupakan tindak lanjut penanganan darurat Dam Srandakan.
"Dam permanen itu agar usia bangunan lebih berusia lama dan mengamankan fungsi Jembatan Srandakan 2 (baru)," ucapnya.
Diberitakan sebelumnya, perbaikan Dam Srandakan Bantul telah dimulai. Diawali dengan pemasangan beton tetrapod di sekitar daerah bendungan yang jebol. Termasuk di sejumlah talud lokasi rusaknya Dam Srandakan di aliran Sungai Progo.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan dan Energi Sumber Daya Mineral (PUP-ESDM) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Anna Rina Herbranti, membenarkan adanya perbaikan DAM Srandakan. Hanya saja kewenangan penanganan berada di bawah Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak (BBWSSO).
"Benar, saat ini sedang dalam proses perbaikan. Tapi karena wilayah sungai maka kewenangan yang memperbaiki dari BBWSSO," jelasnya saat dihubungi melalui sambungan telepon, Minggu (2/2).
Tetrapod sendiri kerap dipasang di wilayah bibir pantai. Fungsinya untuk mencegah terjadinya erosi akibat cuaca dan arus sejajar pantai. Dalam kasus ini, akan dipasang di sekitar wilayah bendungan Dam dan talud yang jebol.
Pemasangan tetrapod, lanjutnya, bertujuan agar kerusakan konstruksi tidak semakin menjalar. Di satu sisi juga agar air tetap bisa mengalir ke wilayah hilir. Ini karena terdapat ruang diantara pemasangan tetrapod.
"Iya pakai tetrapod untuk perbaikan sementara. Nanti dari BBWSSO akan memperbaiki penanganan sementara dan butuh waktu kira-kira 3 bulan," katanya.
(afn/rih)
Komentar Terbanyak
Jawaban Menohok Dedi Mulyadi Usai Didemo Asosiasi Jip Merapi
PDIP Jogja Kembali Aksi Saweran Koin Bela Hasto-Bawa ke Jakarta Saat Sidang
Sekjen PDIP Hasto Divonis 3,5 Tahun Bui