Menteri Pekerjaan Umum (PU), Dody Hanggodo meninjau Dam Srandakan, Bantul, yang mengalami kerusakan di bagian groundsill. Dia menyebut perbaikan harus dilakukan secepatnya.
"Ini lagi cara agar segera bisa ditangani, perbaikan groundsill ini darurat," kata Dody kepada wartawan di Srandakan, Bantul, Senin (27/1/2025).
Groundsill adalah bangunan yang dibangun melintang di sungai. Sedangkan tujuannya adalah untuk mengurangi kecepatan arus dan meningkatkan laju pengendapan sedimen di bagian hulu groundsill.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Karena dari pagi sampai siang sudah beberapa area daratan yang kesapu air, jadi memang harus segera ditangani," ucapnya.
Dody juga menyebut jika tidak segera diperbaiki akan berdampak pada potensi kerusakan infrastruktur di bagian hilir. Beberapa di antaranya adalah Jembatan Srandakan dan Pandansimo.
"Pastilah (berdampak ke Jembatan Srandakan dan Pandansimo), kan kelihatan itu. Karena itu kita mesti (segera memperbaiki)," ujarnya.
Menyoal target perbaikan groundsill yang ambrol, Dody menyebut secepat mungkin. Namun semua itu bisa terealisasi jika Pemkab sudah mengeluarkan status tanggap darurat terkait kejadian tersebut.
"(Target) Secepatnya," katanya.
Sementara itu, Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih mengatakan telah melakukan pembicaraan dengan Dody. Hasilnya, Pemkab segera mengeluarkan status tanggap darurat.
"Penanganannya sendiri tadi sudah dinyatakan dengan tegas dan jelas, bahwa karena ini tanggap darurat, kementerian perlu mendapatkan dukungan dari kabupaten untuk menerbitkan surat tanggap darurat. Nah, meski saat ini libur dan besok masih libur, besok akan kita terbitkan," ujarnya.
Sehingga penyelesaian perbaikan groundsill di Srandakan bisa segera mungkin. Apalagi, kata Halim, kerusakan groundsill berdampak pada banyak sektor.
"Karena ini menyangkut perlindungan terhadap banyak hal. Kita punya jembatan Srandakan dan Pandansimo yang harus dilindungi," ucapnya.
"Kedua, kita punya ribuan hektare lahan pertanian yang akan mendapatkan dampak dari ambrolnya groundsill ini. Maka segera harus diperbaiki," lanjut Halim.
Terkait anggaran perbaikan groundsill, Halim menyebut berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
"APBN semuanya karena ini kan wilayahnya Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak. Jadi jelas tidak mungkin pakai APBD," katanya.
Diberitakan sebelumnya, tingginya debit air membuat Dam Srandakan, Bantul jebol. Peristiwa ini diketahui Minggu pagi (26/1), tepatnya pukul 06.00 WIB. Alhasil luapan air tak terbendung terus melaju ke arah selatan atau hilir.
Kepala Pelaksana BPBD Bantul Agus Yuli Herwanta menuturkan kerusakan dam cukup luas. Tercatat untuk luas kerusakan bendungan sepanjang 160 meter dan lebar 35 meter. Sementara untuk talud jebol sepanjang 25 meter, lebar 5 meter dan tinggi 10 meter.
"Benar, Dam Bendungan Srandakan jebol lagi tadi, diketahui pukul 06.00 WIB. Penyebabnya debit aliran Sungai Progo yang deras yang menyebabkan konstruksi jebol atau longsor," jelasnya saat dihubungi melalui sambungan telepon, Minggu (26/1/2025).
Agus menuturkan kerusakan Dam Srandakan berpotensi lebih besar jika tidak diatasi. Beberapa konstruksi bangunan di sekitar dam bisa terdampak.
"Bila tidak segera ditindak lanjuti, bendungan akan jebol kembali. Kondisi saat ini dapat mempengaruhi konstruksi jembatan Srandakan. Kalau untuk estimasi kerusakan Rp 1,5 miliar," katanya.
(ahr/apu)
Komentar Terbanyak
Mahasiswa Amikom Jogja Meninggal dengan Tubuh Penuh Luka
Mahfud Sentil Pemerintah: Ngurus Negara Tak Seperti Ngurus Warung Kopi
UGM Sampaikan Seruan Moral: Hentikan Anarkisme dan Kekerasan