Perbaikan DAM Srandakan Bantul telah dimulai. Diawali dengan pemasangan beton tetrapod di sekitar daerah bendungan yang jebol. Termasuk di sejumlah talud lokasi rusaknya DAM Srandakan di aliran Sungai Progo.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan dan Energi Sumber Daya Mineral (PUP-ESDM) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Anna Rina Herbranti, membenarkan adanya perbaikan DAM Srandakan. Hanya saja kewenangan penanganan berada di bawah Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak (BBWSSO).
"Benar, saat ini sedang dalam proses perbaikan. Tapi karena wilayah sungai maka kewenangan yang memperbaiki dari BBWSSO," jelasnya saat dihubungi melalui sambungan telepon, Minggu (2/2/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pemasangan Tetrapod, lanjutnya, bertujuan agar kerusakan konstruksi tidak semakin menjalar. Di satu sisi juga agar air tetap bisa mengalir ke wilayah hilir. Ini karena terdapat ruang diantara pemasangan Tetrapod.
"Iya pakai Tetrapod untuk perbaikan sementara. Nanti dari BBWSSO akan memperbaiki penanganan sementara dan butuh waktu kira-kira 3 bulan," katanya.
Ahli Madya Bidang Pelaksanaan Jaringan Pemanfaatan Air Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak (BBWSSO), Vicky Ariyanti, dimintai konfirmasi terpisah menuturkan perbaikan DAM Srandakan terbagi dalam dua tahapan. Saat ini bersifat kedaruratan pascabencana dan lanjut perbaikan permanen.
Vicky menuturkan tindakan darurat ditempuh agar kerusakan tidak semakin melebar. Di satu sisi juga agar aliran debit Sungai Progo tetap terkendali. Terlebih jika terjadi kenaikan debit pada sisi hulu sungai.
"Rencana kegiatan dilaksanakan oleh Satker Operasi dan Pemeliharaan (OP) untuk pasca bencana dulu sebelum satker Pelaksanaan Jaringan Sumber Air (PJSA) melaksanakan kegiatan rehab lebih permanen," ujarnya.
Vicky juga memastikan perbaikan akan dimulai dalam waktu dekat. Saat ini sejumlah alat dan sarana perbaikan, termasuk tetrapod telah tiba. Setelahnya akan diletakkan di lokasi DAM yang jebol.
"Sudah dimulai, Tetrapod dan alat penunjang lainnya sudah di lokasi. Tapi ini dari Satker OP dulu sebelum PJSA yang melakukan perbaikan permanen," katanya.
Kepala Pelaksana BPBD Bantul Agus Yuli Herwanta memastikan daerah DAM jebol steril dari aktivitas warga. Untuk saat ini pihaknya juga masih menunggu rencana perbaikan. Tepatnya dari Kementrian Pekerjaan Umum melalui BBWSSO.
Dia juga membenarkan adanya perbaikan dalam waktu dekat. Terbukti dengan datangnya sejumlah sarana penunjang. Di antaranya tumpukan Tetrapod yang nantinya terpasang di area DAM yang jebol.
"Benar, tapi kalau yang tahu persis skema perbaikan DAM adalah Kementerian PU melalui BBWSSO. Kami memantau dampak kebencanaan pasca DAM jebol," ujarnya.
Berdasarkan catatannya, luas kerusakan bendungan sepanjang 160 meter dan lebar 35 meter. Sementara untuk talud jebol sepanjang 25 meter, lebar 5 meter dan tinggi 10 meter.
Penyebab dari jebolnya DAM Srandakan adalah kenaikan debit aliran Sungai Progo. Terjadi pada pagi hari tanggal 26 Januari 2025. Kerusakan dari DAM ini diperkirakan mencapai Rp 1,5 miliar.
"Kerusakannya itu konstruksi karena terputus. Kalau untuk estimasi kerusakan Rp 1,5 miliar," katanya.
(apu/apu)
Komentar Terbanyak
Kanal YouTube Masjid Jogokariyan Diblokir Usai Bahas Konflik Palestina
Israel Ternyata Luncurkan Serangan dari Dalam Wilayah Iran
BPN soal Kemungkinan Tanah Mbah Tupon Kembali: Tunggu Putusan Pengadilan