Berhubung Ramadhan tengah hadir, tidak ada salahnya bagi detikers untuk mengisi waktu luang dengan membaca sejarah bulan mulia satu ini. Selain merupakan bulan mulia, Ramadhan juga dipenuhi peristiwa-peristiwa agung yang perlu diketahui.
Sejak disyariatkan, Ramadhan bertransformasi menjadi bulan suci umat Islam dengan puasa sebagai ibadah ikoniknya. Sampai akhir zaman nanti, puasa Ramadhan akan senantiasa menjadi kewajiban bagi para pemeluk agama Islam.
Terlepas dari kewajiban syariat tersebut, tahukah detikers bahwasanya sejarah Ramadhan sudah ada sejak sebelum Islam datang? Yuk, simak kisah lengkapnya yang telah detikJogja siapkan di bawah ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sejarah Munculnya Bulan Ramadhan
Diringkas dari laman resmi Universitas Pakuan, pada 412 Masehi, diadakanlah suatu pertemuan antara para petinggi suku bangsa Arab di Makkah. Para petinggi yang biasanya bertikai satu sama lain tersebut berkumpul untuk menentukan nama-nama bulan.
Penamaan bulan ini diperlukan agar urusan perdagangan bisa berlangsung dengan lebih lancar. Hasilnya, muncullah 12 nama bulan yang sampai sekarang masih terus digunakan. Kesemuanya adalah Muharam, Safar, Rabiul Awwal, Rabiul Tsani, Jumadal Ula, Jumadal Tsaniyyah, Rajab, Syaban, Ramadhan, Syawal, Dzulqa'dah, dan Dzulhijjah.
Hanya saja, pada saat itu, nama-nama bulan di atas belum diurutkan berdasar penomoran. Alhasil, tidak ada yang tahu bulan apa yang terletak di urutan pertama. Baru pada masa kekhalifahan Umar bin Khattab, kalender Islam dibuat dan dengannya, Muharam ditetapkan sebagai bulan pertama.
Apa Arti Ramadhan?
Menurut penjelasan dari dokumen bertajuk Ramadhan dan Pendidikan Umat: Menuju Indonesia yang Sejahtera oleh Muhammad Abduh yang diunggah Kementerian Agama Sumatera Selatan, secara bahasa, Ramadhan berarti sangat panas. Apa alasannya?
Pada bulan Ramadhan, orang-orang Arab merasakan padang pasir yang begitu panas akibat terpaan terik Matahari. Oleh karena itu, dipilihlah nama Ramadhan yang dianggap sesuai. Selain Ramadhan, bulan-bulan lain juga dinamai sesuai dengan hal yang ikonik pada bulan tersebut.
Keterangan senada tertulis dalam situs NU Jawa Barat. Dijelaskan bahwasanya Ramadhan berasal dari kata ar-Ramdhu yang berarti 'menjadi terbakar karena panas yang amat sangat dari batu-batu kerikil panas'.
Namun, ada juga pendapat lain yang menyatakan Ramadhan berarti 'mengasah'. Arti ini mengacu kebiasaan masyarakat Jahiliyah yang mengasah alat-alat perang pada bulan kesembilan hijriah ini. Tidak hanya alat perang, Ramadhan juga bisa dimaknai sebagai bulan untuk mengasah jiwa maupun ketajaman pikiran dan kejernihan hati.
Sementara itu, berdasar uraian dalam buku Serial Cinta Ramadhan oleh Edi Purwanto, Ramadhan bisa jadi berasal dari kata ar-Ramiidh yang artinya gugur. Dalam Tafsir al-Qurthubi, tertulis:
إِنَّمَا سُمِيَ رَمَضَانَ لِأَنَّهُ يَرْمِضُ الذُّنُوْبَ أَيْ يَحْرِقُهَا بِالْأَعْمَالِ الصَّالِحَةِ
Artinya: "Sesungguhnya dinamai Ramadhan, karena ia menggugurkan atau membakar dosa-dosa dengan amal shalih."
Sejarah Disyariatkannya Puasa Ramadhan
Lalu, bagaimana sejarah disyariatkannya puasa pada bulan Ramadhan? Dikutip dari buku Panduan Lengkap Puasa Ramadhan oleh Abu Ubaidah Syahrul Fatwa dan Abu Ubaidah Yusuf, puasa Ramadhan pertama kali diwajibkan pada tahun ke-2 Hijriah.
Namun, puasa Ramadhan tak serta-merta diwajibkan. Pada mulanya, seorang muslim diberi pilihan untuk berpuasa atau memberi makan satu orang miskin tiap harinya. Salamah bin al-Akwa berkata:
كُنَّا فِي رَمَضَانَ عَلَى عَهْدِ رَسُولِ اللهِ ﷺ مَنْ شَاءَ صَامَ وَمَنْ شَاءَ أَفْطَرَ فَافْتَدَى بِطَعَامٍ مِسْكِينٍ حَتَّى أُنْزِلَتْ هَذِهِ الْآيَةُ ﴿ فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ )
Artinya: "Kami ketika menghadapi Ramadhan pada zaman Rasulullah SAW, barang siapa yang ingin puasa maka boleh berpuasa, dan barang siapa yang ingin berbuka maka dia memberi makan seorang miskin, hingga turun ayat Allah ini (QS al-Baqarah 185): 'Barang siapa yang melihat bulan maka hendaknya dia berpuasa.'" (HR Bukhari no 4507 dan Muslim no 1145)
Lalu, pada fase kedua, Ramadhan sudah diwajibkan. Hanya saja, siapa pun yang tidur sebelum Matahari tenggelam, maka ia tidak boleh berbuka sampai hari berikutnya. Adapun fase ketiga adalah ketika puasa Ramadhan diwajibkan dan waktunya bermula dari terbit fajar sampai Matahari tenggelam.
Fase ketiga inilah yang kemudian akan terus berlaku sepanjang masa hingga hari kiamat tiba. Wallahu a'lam bish-shawab.
Lantas, kenapa diwajibkan pada bulan Ramadhan? Mengapa syariat ini tidak diberikan untuk sebelas bulan lain? Menurut penjelasan dari NU Online, Ramadhan sejatinya sudah mendapatkan tempat spesial sejak dahulu.
Pada bulan ini, orang-orang Quraisy berlaku shalih (tahannuts atau tabarrur). Pun juga pada bulan ini, Rasulullah dahulu mengasingkan diri di Gua Hira sebelum akhirnya menerima wahyu yang diantar Malaikat Jibril.
Allah SWT kemudian menetapkan Ramadhan menjadi bulan untuk beribadah puasa sebulan penuh. Perintah ini tercantum dalam surat al-Baqarah ayat 185:
شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِيْٓ اُنْزِلَ فِيْهِ الْقُرْاٰنُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنٰتٍ مِّنَ الْهُدٰى وَالْفُرْقَانِۚ فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ ۗوَمَنْ كَانَ مَرِيْضًا اَوْ عَلٰى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِّنْ اَيَّامٍ اُخَرَ ۗيُرِيْدُ اللّٰهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلَا يُرِيْدُ بِكُمُ الْعُسْرَ ۖوَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللّٰهَ عَلٰى مَا هَدٰىكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ
Artinya: "Bulan Ramadhan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Al-Qur'an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu serta pembeda (antara yang hak dan yang batil). Oleh karena itu, siapa di antara kamu hadir (di tempat tinggalnya atau bukan musafir) pada bulan itu, berpuasalah. Siapa yang sakit atau dalam perjalanan (lalu tidak berpuasa), maka (wajib menggantinya) sebanyak hari (yang ditinggalkannya) pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu dan tidak menghendaki kesukaran. Hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu agar kamu bersyukur."
Kemuliaan Bulan Ramadhan
Jadi, apa kemuliaan Ramadhan yang membuatnya spesial dibanding bulan-bulan lain? Dikutip dari buku Ramadhan Bersama Nabi SAW oleh Muhammad Abduh Tuasikal, kemuliaan-kemuliaan Ramadhan adalah:
1. Bulan Turunnya Al-Quran
Sebagaimana kita ketahui bersama, Ramadhan adalah bulan turunnya Al-Quran. Dalilnya adalah ayat ke-185 surat al-Baqarah:
شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِيْٓ اُنْزِلَ فِيْهِ الْقُرْاٰنُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنٰتٍ مِّنَ الْهُدٰى وَالْفُرْقَانِۚ
Artinya: "Bulan Ramadhan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Al-Qur'an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu serta pembeda (antara yang hak dan yang batil)...."
2. Bulan Pintu Surga Dibuka, Pintu Neraka Ditutup, dan Setan Dibelenggu
إِذَا جَاءَ رَمَضَانُ فُتِحَتْ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ وَغُلَقَتْ أَبْوَابُ النَّارِ وَصُفَدَتِ الشَّيَاطِينُ
Artinya: "Apabila Ramadhan tiba, pintu surga dibuka, pintu neraka ditutup, dan setan pun dibelenggu." (HR Bukhari no 3277 dan Muslim no 1079)
3. Bulan yang Memiliki Lailatul Qadr
اِنَّآ اَنْزَلْنٰهُ فِيْ لَيْلَةِ الْقَدْرِ. وَمَآ اَدْرٰىكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِۗ. لَيْلَةُ الْقَدْرِ ەۙ خَيْرٌ مِّنْ اَلْفِ شَهْرٍۗ. تَنَزَّلُ الْمَلٰۤىِٕكَةُ وَالرُّوْحُ فِيْهَا بِاِذْنِ رَبِّهِمْۚ مِنْ كُلِّ اَمْرٍۛ. سَلٰمٌ ۛهِيَ حَتّٰى مَطْلَعِ الْفَجْرِ ࣖ.
Artinya: "Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Quran) pada Lailatul Qadr. (1) Tahukah kamu apakah Lailatul Qadr itu? (2) Lailatul Qadr itu lebih baik daripada seribu bulan. (3) Pada malam itu turun para malaikat dan Ruh (Jibril) dengan izin Tuhannya untuk mengatur semua urusan. (4) Sejahteralah (malam) itu sampai terbit fajar. (5) (QS al-Qadr: 1-5)
4. Bulan yang Padanya Doa-doa Dikabulkan
إِنَّ لِلَّهِ فِي كُلِّ يَوْمٍ عِتْقَاءَ مِنَ النَّارِ فِي شَهْرِ رَمَضَانَ وَإِنَّ لِكُلِّ مُسْلِمٍ دَعْوَةً يَدْعُوْ بِهَا فَيَسْتَجِيبُ لَهُ
Artinya: "Sesungguhnya Allah membebaskan beberapa orang dari api neraka pada setiap hari di bulan Ramadhan, dan apabila setiap muslim memanjatkan doa, maka pasti dikabulkan." (HR Al-Baazar)
Demikian uraian ringkas mengenai sejarah Ramadhan, bulan suci umat Islam yang dipenuhi kemuliaan. Semoga bisa menambah wawasan detikers, ya!
(sto/apu)
Komentar Terbanyak
Jawaban Menohok Dedi Mulyadi Usai Didemo Asosiasi Jip Merapi
PDIP Jogja Kembali Aksi Saweran Koin Bela Hasto-Bawa ke Jakarta Saat Sidang
PDIP Bawa Koin 'Bumi Mataram' ke Sidang Hasto: Kasus Receh, Bismillah Bebas