Diturunkannya Al-Quran sebagai wahyu bagi Nabi Muhammad SAW di Gua Hira merupakan salah satu peristiwa bermakna dalam Islam. Oleh karena itu, mengetahui sejarah Gua Hira tempat Nabi Muhammad SAW menerima wahyu Al-Quran menjadi sebuah informasi yang menarik diketahui setiap muslim, sehingga berikut akan dipaparkan sekilas kisahnya.
Mengutip dari buku 'Kuliah Al-Qur'an: Kajian Al-Qur'an dalam Teks dan Konteks' oleh Dr Lalu Muhammad Nurul Wathoni, MPdI, dijelaskan bahwa Al-Quran diturunkan pertama kalinya sebagai wahyu bagi Nabi Muhammad SAW saat beliau berusia 41 tahun. Waktu diturunkannya Al-Quran adalah 17 Ramadhan atau 6 Agustus 610 Masehi.
Menurut Al-Khudlary dalam Tarikh Tasyri', waktu diturunkannya Al-Quran dari awal hingga akhir diperkirakan terjadi dalam 22 tahun 2 bulan 22 hari. Tepatnya sekitar tanggal 17 Ramadhan hingga 9 Dzulhijjah. Nabi Muhammad SAW menerima wahyu Al-Quran secara berangsur-angsur.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lebih lanjut diuraikan dalam buku '49 Teladan dalam Al-Quran' oleh Ririn Rahayu Astutiningrum, bahwa Al-Quran pertama kali diturunkan saat Nabi Muhammad SAW sedang berkhalwat di Gua Hira yang letaknya ada di Bukit Jabal Nur. Peristiwa ini bersejarah di dalam Islam karena Nabi Muhammad SAW menerima wahyu dari Allah SWT.
Lantas, bagaimana kisah diturunkannya Al-Quran di Gua Hira? Berikut ulasan penjelasannya.
Dalil Diturunkannya Al-Quran di Gua Hira
Sebelum mengetahui sejarahnya secara lebih dekat, tidak ada salahnya untuk memahami terlebih dahulu dalil yang menyebutkan tentang diturunkannya wahyu Nabi Muhammad SAW di Gua Hira. Seperti dijelaskan dalam 'Buku Mengenal Nabi Ulul Azmi' oleh Tim Anak Berilmu, bahwa terdapat sebuah riwayat yang menjelaskan tentang diturunkannya wahyu Al-Quran yang diturunkan kepada Rasulullah SAW.
Melalui riwayat dari Abi Salamah bin Abdurrahman berkata bahwa Rasulullah SAW menyampaikan sabda:
"Sesungguhnya aku berdiam diri di Gua Hira, maka ketika habis masa diamku, aku turun lalu aku telusuri lembah. Aku lihat ke muka, ke belakang, ke kanan dan ke kiri. Lalu aku lihat ke langit tiba-tiba aku melihat Jibril yang amat menakutkan. Maka kau pulang ke Khadijah. Khadijah memerintahkan mereka untuk menyelimuti aku. Mereka pun menyelimuti aku. Lalu Allah menurunkan, 'Wahai orang yang berselimut. Bangunlah lalu berilah peringatan. Dan perbuatan dosa (menyembah berhala) tinggalkanlah dan janganlah kamu memberi (dengan maksud) memperoleh balasan yang lebih banyak."
Disampaikan bahwa firman Allah SWT dalam riwayat tersebut tertuang di dalam Al-Quran Surat Al-Muddatstsir ayat 1-6. Sebagaimana diriwayatkan:
يٰٓاَيُّهَا الْمُدَّثِّرُۙ ١ قُمْ فَاَنْذِرْۖ ٢ وَرَبَّكَ فَكَبِّرْۖ ٣ وَثِيَابَكَ فَطَهِّرْۖ ٤ وَالرُّجْزَ فَاهْجُرْۖ ٥ وَلَا تَمْنُنْ تَسْتَكْثِرُۖ ٦
Yâ ayyuhal-muddatstsir. Qum fa andzir. Wa rabbaka fa kabbir. Wa tsiyâbaka fa thahhir. War-rujza fahjur. Wa lâ tamnun tastaktsir.
Artinya: "Wahai orang yang berselimut (Nabi Muhammad), bangunlah, lalu berilah peringatan! Tuhanmu, agungkanlah! Pakaianmu, bersihkanlah! Segala (perbuatan) yang keji, tinggalkanlah! Jangan memberi (dengan maksud) memperoleh (balasan) yang lebih banyak!"
Sejarah Turunnya Al-Quran sebagai Wahyu Nabi Muhammad SAW
Dihimpun dari buku '99 Kisah Menakjubkan Dalam Al-Quran' karya Ridwan Abqary, sejarah diturunkannya Al-Quran sebagai wahyu bagi Rasulullah SAW bermula saat Kota Makkah yang masih dipenuhi dengan kaum-kaum yang memuja berhala. Pada saat itu, Nabi Muhammad SAW menyimpan tanda tanya besar terkait dengan pemujaan terhadap berhala-berhala tersebut.
Tidak hanya itu saja, Nabi Muhammad SAW menyadari kaum Quraisy sudah tersesat terlalu jauh. Meskipun demikian, Nabi Muhammad SAW tidak mengetahui apa yang harus dilakukan demi menyadarkan kaum tersebut.
Kegundahan yang dirasakan oleh Rasulullah SAW membawa beliau sering termenung dan pergi menyendiri. Meskipun Kota Makkah sangat ramai dan dipenuhi dengan hiruk pikuk manusia, tetapi hati Nabi Muhammad SAW digambarkan merasakan kehampaan.
Oleh sebab itu, Nabi Muhammad SAW sering menyendiri di suatu tempat, salah satunya di Gua Hira. Selama berada di Gua Hira, Nabi Muhammad SAW kerap termenung memikirkan keagungan yang dimiliki oleh Allah SWT.
Bahkan Rasulullah SAW berusaha untuk menjauhkan dirinya sejenak dari kehidupan duniawi yang begitu dielu-elukan oleh tidak sedikit orang yang ada di sekitarnya. Suatu ketika, Rasulullah SAW dikejutkan dengan kehadiran Malaikat Jibril. Dikisahkan bahwa Malaikat Jibril datang dan memeluk Rasulullah SAW dengan begitu erat.
Melalui momen tersebut Malaikat Jibril meminta Nabi Muhammad SAW untuk membaca. Namun, Nabi Muhammad SAW memberikan jawaban bahwa dirinya tidak bisa membaca dengan badan yang gemetar hebat. Meskipun telah diminta sebanyak tiga kali, jawaban Rasulullah SAW tetap sama.
Kemudian saat itulah Malaikat Jibril membacakan Surat Al-Alaq ayat 1-5. Setelah menyelesaikan bacaannya, Malaikat Jibril menghilang begitu saja.
Walaupun Malaikat Jibril telah pergi, tetapi Nabi Muhammad SAW masih merasakan tubuhnya bergetar dengan hebat. Beliau memutuskan untuk pergi meninggalkan Gua Hira dan pulang ke rumahnya. Lalu beliau disambut oleh istrinya, Khadijah, yang menatap Nabi Muhammad SAW dengan penuh keheranan.
Setelahnya, Nabi Muhammad SAW meminta Khadijah untuk menyelimuti tubuhnya. Situasi tersebut membuat Khadijah mencoba menenangkan perasaan Nabi Muhammad SAW yang masih bingung dan juga cemas. Hingga akhirnya Khadijah meminta bantuan Waraqah yang mempelajari kitab Taurat dan juga Injil.
Pada saat itulah, Waraqah menjelaskan apa yang dialami oleh Nabi Muhammad SAW merupakan utusan Allah SWT. Disampaikan bahwa Allah SWT mengutus Malaikat Jibril sama halnya Allah SWT mengutus Malaikat Jibril menemui Musa. Inilah yang membuat Nabi Muhammad SAW dikenal sebagai nabi terakhir yang dipilih oleh Allah SWT untuk mengajarkan Islam melalui Al-Quran.
Surat Al-Alaq Ayat 1-5 Wahyu Pertama Nabi Muhammad SAW
Dijelaskan dalam buku 'Komik Indahnya Juz Amma' oleh Aan Wulandari, bahwa selama menyendiri di Gua Hira, Rasulullah SAW didatangi oleh Malaikat Jibril. Pada saat itu, Rasulullah SAW mengaku tidak bisa membaca sama sekali.
Kemudian Malaikat Jibril berkata tiga kali, 'iqra'. Namun, Rasulullah SAW tetap memberikan jawaban yang sama. Inilah yang membuat Malaikat Jibril membacakan Surat Al-Alaq ayat 1-5.
Sementara itu, masih dijelaskan dalam buku '49 Teladan dalam Al-Quran', bahwa surat pertama yang diturunkan adalah Surat Al-Alaq ayat 1-5. Melalui surat ini Allah SWT meminta Nabi Muhammad SAW untuk membaca. Adapun bunyi dari Surat Al-Alaq ayat 1-5 adalah sebagai berikut:
اِقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِيْ خَلَقَۚ ١ خَلَقَ الْاِنْسَانَ مِنْ عَلَقٍۚ ٢ اِقْرَأْ وَرَبُّكَ الْاَكْرَمُۙ ٣ الَّذِيْ عَلَّمَ بِالْقَلَمِۙ ٤ عَلَّمَ الْاِنْسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْۗ ٥
Iqra' bismi rabbikalladzî khalaq. Khalaqal-insâna min 'alaq. Iqra' wa rabbukal-akram. Alladzî 'allama bil-qalam. 'Allamal-insâna mâ lam ya'lam.
Artinya: "Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan! Dia menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah! Tuhanmulah Yang Mahamulia, yang mengajar (manusia) dengan pena. Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya."
Demikian sejarah diturunkannya Al-Quran di Gua Hira beserta dengan penjelasan singkat terkait Surat Al-Alaq ayat 1-5 sebagai wahyu pertama Nabi Muhammad SAW. Semoga membantu.
(par/par)
Komentar Terbanyak
Jokowi Berkelakar soal Ijazah di Reuni Fakultas Kehutanan UGM
Blak-blakan Jokowi Ngaku Paksakan Ikut Reuni buat Redam Isu Ijazah Palsu
Tiba di Reuni Fakultas Kehutanan, Jokowi Disambut Sekretaris UGM