Selokan Mataram dan Van Der Wijck Bakal Ditutup, 1.345 Ha Lahan Terdampak

Selokan Mataram dan Van Der Wijck Bakal Ditutup, 1.345 Ha Lahan Terdampak

Dwi Agus - detikJogja
Senin, 16 Sep 2024 18:20 WIB
Kondisi Selokan Van Der Wijck yang berada di Kalurahan Sendangsari, Minggir, Sleman, Senin (16/9/2024).
Kondisi Selokan Van Der Wijck yang berada di Kalurahan Sendangsari, Minggir, Sleman, Senin (16/9/2024). Foto: Dwi Agus/detikJogja.
Sleman -

Dua saluran irigasi utama di kawasan Sleman akan dihentikan oleh Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak (BBWSSO) sementara waktu. Untuk saluran irigasi di Selokan Mataram dimatikan selama 1,5 bulan mulai 16 Oktober 2024. Sementara Selokan Van Der Wijck selama 1 bulan mulai 1 Oktober 2024.

Pelaksana Tugas Kepala Bidang Operasional dan Pemeliharaan BBWSSO, Syahril, menuturkan penutupan kedua saluran irigasi ini sebagai wujud pemeliharaan rutin. Selain itu juga untuk mengecek adanya potensi kerusakan yang tidak terpantau jika kondisi basah.

"Selokan Mataram itu mulai 16 Oktober hingga 2 Desember, sementara Van Der Wijck mulai 1 Oktober sampai 31 Oktober," jelasnya, Senin (16/9/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Syahril memastikan BBWSSO telah berkoordinasi dengan instansi terkait. Terutama wilayah-wilayah yang bergantung pada kedua saluran irigasi ini. Sosialisasi ini sudah dilakukan sejak 31 Juli 2024 kepada jajaran Pemkab Sleman, Bantul, Kulonprogo hingga kelompok tani.

Keputusan untuk menonaktifkan kedua saluran irigasi telah melalui pertimbangan matang. Terlebih fungsi pengairan pertanian di wilayah Sleman, Bantul dan Kulonprogo. Sehingga petani maupun warga telah mengantisipasi agar tak terdampak sangat signifikan.

ADVERTISEMENT

"Dulu tahun 2023 kan juga pernah, berupa perbaikan skala besar. Dikeringkan agar tahu apakah ada kerusakan, sehingga dapat langsung diperbaiki agar saat digunakan berfungsi normal dan optimal," katanya.

Panewu Minggir Minta Waktu Perbaikan Dipersingkat

Panewu Kapanewon Minggir, Djoko Muljanto, berharap waktu perbaikan saluran irigasi dapat dipersingkat. Ini karena wilayahnya sangat bergantung pada aliran Selokan Mataram maupun Selokan Van Der Wijck. Terlebih wilayahnya berada di sisi selatan dari kedua saluran irigasi ini.

Pihaknya juga terus berkoordinasi dengan BBWSO. Dia juga sempat mengusulkan skema perbaikan penutupan parsial. Tujuannya agar tetap ada aliran irigasi yang mengairi persawahan di wilayah Kapanewon Minggir.

"Kalau memungkinkan jangan satu bulan, kalau bisa dipersingkat. Atau kalau pemeliharaannya diseting dengan teknologi lain. Sisi yang diperbaiki di mana, lalu berikan saluran lain dengan pipa agar air tetap bisa jalan," ujarnya saat dihubungi melalui sambungan telepon, Senin (16/9).

Persawahan Kapanewon Minggir, lanjutnya, sangat bergantung saluran irigasi buatan khususnya Selokan Van Der Wijck. Ini karena kontur tanahnya yang cenderung tinggi dari wilayah Sleman lainnya. Di satu sisi karakter tanah juga mudah kering dan pecah jika tak teraliri secara rutin.

"Kalau dua minggu saja itu bisa rusak, karena tanah di Minggir itu kering dan mudah pecah. Satu minggu itu sudah terlihat rusak berat. Dikhawatirkan itu kalau memang ditutup satu bulan yang Van Der Wijck," katanya.

Djoko menyebut wilayahnya memiliki lahan pertanian hingga 1.100 hektare. Mayoritas ditanami padi yang membutuhkan asupan air melimpah. Sehingga akan berdampak signifikan jika debit air berkurang saat perbaikan kedua saluran irigasi.

Walau begitu pihaknya telah mengantisipasi dengan peralihan tanaman. Berupa menyelingi dengan tanaman palawija. Jenis tanaman in tidak membutuhkan asupan air yang banyak. Namun memiliki nilai jual yang baik bagi petani.

"Adapula yang merespons untuk tidak tanam dulu. Kalau yang beralih ke komoditas lain ada tanaman kelengkeng dan pepaya. Pepaya itu banyak di dekat TPST Sendangsari, karena kebetulan tepat di samping selokan Van Der Wijck," ujarnya.

245 Hektare Lahan Pertanian di Sedayu Terdampak

Penutupan Selokan Mataram dan Selokan Van Der Wijck juga meresahkan petani di wilayah Sedayu Bantul. Tercatat setidaknya sebanyak 245 hektare lahan pertanian akan terdampak langsung. Tersebar di sejumlah Kalurahan di Kapanewon Sedayu.

Panewu Sedayu, Anton Yulianto, menuturkan setidaknya ada 13 titik terdampak signifikan. Luasan lahan pertaniannya antara 5 hektare hingga 34 hektare. Mayoritas mengandalkan saluran irigasi dari selokan Van Der Wijck.

"Luasan yang terdampak itu variatif. Ada yang 5 hektare seperti di Padukuhan Demangan lalu terluas itu sampai 34 hektare di Kalurahan Klangon. Kalau dari perhitungan kami ada 13 titik seluas total 245 hektare," katanya saat dihubungi melalui sambungan telepon, Senin (16/9)

Selengkapnya di halaman berikutnya....

Di satu sisi pihaknya telah mengantisipasi dengan mitigasi. Terlebih penutupan selokan Mataram dan Van Der Wijck tergolong sebagai agenda rutin dan berkala. Sehingga telah diantisipasi oleh pihak pemerintah kalurahan hingga kelompok tani di setiap Padukuhan.

Pihaknya juga mengimbau adanya pergantian komoditas selama perbaikan saluran irigasi. Selain itu juga menyesuaikan masa tanam agar berkurangnya debit air tak berdampak signifikan. Terutama rugi akibat gagal tanam maupun panen.

"Pekerjaan irigasi dimulai dengan menyesuaikan siklus musim tanam, petani juga menyesuaikan masa tanamnya dengan waktu kapan irigasi ditutup. Selain itu juga dengan peralihan jenis tanaman yang ditanam," ujarnya.

Para petani, lanjutnya, juga mengandalkan aliran sungai yang berada di sekitar Sedayu. Caranya dengan mengambil air dari sungai dengan pompa air. Untuk kemudian dialirkan ke petak sawah yang membutuhkan suplai air.

"Petani juga sudah mengantisipasi untuk suplai airnya. Di area yang ada sungai sebagian kelompok tani juga punya sarana pompa untuk ambil air dari sungai," katanya.

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Video: Tampang 'Mas-mas Pelayaran' yang Bentak Driver di Godean"
[Gambas:Video 20detik]
(apl/apl)

Hide Ads