Selokan Van Der Wijck Ditutup Hari Ini, Petani Bersiap Hadapi Krisis Air

Selokan Van Der Wijck Ditutup Hari Ini, Petani Bersiap Hadapi Krisis Air

Dwi Agus - detikJogja
Selasa, 01 Okt 2024 17:18 WIB
Kondisi Selokan Van Der Wijck di wilayah Sidomulyo, Godean, Sleman yang mulai mengering pasca penutupan Selasa (1/10/2024).
Kondisi Selokan Van Der Wijck di wilayah Sidomulyo, Godean, Sleman yang mulai mengering pasca penutupan Selasa (1/10/2024). (Foto: Dwi Agus/detikJogja)
Sleman -

Kondisi saluran selokan Van Der Wijck mulai mengering hari ini. Ini sebagai penanda pemeliharaan saluran irigasi oleh Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak (BBWSSO) telah dimulai hingga sebulan ke depan.

Kondisi ini tentu berdampak pada sejumlah lahan pertanian di kawasan Sleman Barat. Berdasarkan data Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan Sleman tercatat ada 1.500 hektare lahan terdampak. Dengan dampak terbesar di Kapanewon Godean, Minggir dan Moyudan.

"Mulai pagi tadi sudah kering aliran selokannya (Van Der Wijck). Ya pasti terdampak, karena sawah di sini mayoritas mengandalkan aliran Van Der Wijck," jelas petani Jering, Sidoluhur, Godean, Ponidi, Selasa (1/10/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ponidi menuturkan masih bisa sedikit bersyukur karena lahan sawahnya baru saja panen. Namun imbasnya, dia memilih untuk memulai masa tanam hingga sebulan ke depan. Ini karena pasokan air satu-satunya berhenti mengairi sawahnya.

Ponidi juga menuturkan belum ada sumur bor di wilayahnya. Alhasil setiap tahun kerap terdampak penutupan saluran Selokan Van Der Wijck. Jika diminta untuk beralih komoditi, dia tak bersedia karena karakter tanah tak cocok.

ADVERTISEMENT

"Tanahnya itu lendut (lumpur) tidak cocok kalau untuk palawija. Sumur bor juga tidak ada, jadi memang mengandalkan Van Der Wijck. Kalau saya baru panen tapi ada petani lain yang masih di tengah masa tanam," katanya.

Kondisi yang sama juga dirasakan oleh warga Dusun Denokan, Sendangsari, Minggir. Seluruh lahan pertanian mengandalkan sepenuhnya Selokan Van Der Wijck. Sama seperti Jering Godean, kawasan ini juga belum memiliki sumur bor.

Dukuh Denokan Budi Santoso menuturkan sebanyak 20 hektare lahan pertanian terdampak kebijakan penutupan selokan Van Der Wijck. Walau begitu para petani tetap ada yang nekat menanam dengan konsekuensi gagal panen.

"Dampak keluasan sekitar 20 hektare tapi beberapa petani tetap bercocok tanam dengan padi meski berkurang jauh hasilnya nanti. Ditambah memang belum ada sumur bor di wilayah kami," ujarnya.

Budi memastikan BBWSSO telah melakukan sosialisasi melalui Pemerintahan Kalurahan. Selanjutnya diteruskan ke setiap kelompok tani. Bahwa penutupan saluran Selokan Van Der Wijck akan berlangsung sejak 1 Oktober hingga satu bulan kedepan.

"Sosialisasi sudah hingga kelompok tani dari Kalurahan. Sementara yang sudah tanam memanfaatkan irigasi yang ada meski alirannya kecil," katanya.

Diwawancarai terpisah, Kabid Tanaman Pangan Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan Sleman, Siti Rochayah, mengatakan sebanyak 1500 hektare di Kapanewon Minggir dan Moyudan terdampak signifikan akibat penutupan selokan ini. Kondisi ini terus berulang setiap tahun saat masa pemeliharaan Selokan Van Der Wijck.

Bentuk mitigasi yang dikukan antara lain dengan penyediaan pompa air. Selain itu adapula sumur ladang, irigasi air tanah dalam dan irigasi perpompaan. Walau diakui olehnya belum ideal untuk mengairi seluruh lahan terdampak.

"Van Der Wijck ini terluas dampaknya ke Moyudan dan sebagian kecil Minggir, ada sekitar 1500-an hektare. Sumur bor belum ada tapi yang jelas 3 unit irigasi perpompaan dengan sumber air dari permukaan ada di wilayah barat," ujarnya.

Di satu sisi pihaknya juga akan mengoptimalkan sumber irigasi lainnya. Terlebih penutupan juga akan terjadi untuk saluran irigasi Selokan Mataram. Memanfaatkan pompa air, sumur ladang dan irigasi perpompaan hingga Sleman wilayah timur.

Diketahui, Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak (BBWSSO) juga akan menutup saluran Selokan Mataram. Bedanya saluran irigasi ini baru akan ditutup pada 16 Oktober 2024. Jangka waktunya lebih lama dari Selokan Van Der Wijck hingga 1,5 bulan.

"Kalau secara umum, tahun 2023 sudah ada pompa air 53 unit. Tahun ini tambah 17 unit, lalu sumur ladang lebih dari 37 unit. Sumur irigasi air tanah dalam tiap tahun ada penambahan 3 unit lebih lalu juga 3 unit irigasi perpompaan dengan sumber air dari air permukaan. Semoga cukup selama penutupan saluran irigasi," katanya.




(aku/cln)

Hide Ads