Pemerintah Kota (Pemkot) Jogja sudah mengosongkan depo-depo di Kota Jogja. Mulai hari ini, sistem pembuangan sampah ke depo pun sudah diubah yakni berbeda jenis sampah per harinya.
Penjabat (Pj) Wali Kota Jogja, Sugeng Purwanto, menjelaskan pihaknya memiliki total 12 depo, dan satu TPS yang tersebar di kota Jogja. Sedangkan sampah yang tampak memenuhi depo-depo beberapa waktu terakhir adalah sampah-sampah lama.
"Ini sebenarnya adalah sampah-sampah sisa dari adanya desentralisasi, pada tahap awal (desentralisasi) kami kebingungan membuang," jelas Sugeng dalam jumpa pers di Balai Kota Jogja, Jumat (12/7/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sampah-sampah lama tersebut menumpuk di dalam depo. Saat desentralisasi sampah diberlakukan, sampah menuju depo tak terbendung. Hal ini, menurut Sugeng, membuat keadaan seakan sampah tak teratasi.
Titik terang akhirnya muncul, Sugeng menjelaskan Pemda DIY memberikan sedikit ruang di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Piyungan untuk mengatasi sampah lama tersebut. Dengan begitu, Pemkot Jogja bisa fokus menyelesaikan sampah di Jogja.
"Kebetulan kemarin ada tempat untuk kita membuang sampah yang ditentukan provinsi ke Piyungan," ungkapnya.
Kini, depo-depo tampak lebih longgar bahkan kosong. Seperti depo Mandala Krida, pantauan detikJogja sore ini depo tampak longgar. Hanya beberapa sampah yang nampak.
Sugeng mengatakan depo adalah tempat transit sampah menuju tempat pengelolaan selanjutnya. Untuk itu, sangat tidak mungkin di depo tidak ada sampah meski sudah dibersihkan.
"Sampah tidak bicara hari, tapi jam. Pengosongan bisa selesai malam Sabtu itu dini hari betul-betul kosong. Tapi pagi hari sudah ada lagi," jelasnya.
Untuk itu, lanjut Sugeng, pihaknya merombak sistem pembuangan sampah ke depo-depo. Sebelumnya, sistem pembuangan diatur berdasarkan jadwal buka depo. Kini diatur berdasarkan jenis sampah dengan jam buka depo yang sama dengan sebelumnya.
"Hari Senin untuk residu anorganik, Selasa organik, Rabu libur, Kamis-Jumat berulang seperti Senin-Selasa, kemudian Sabtu organik, Minggu libur," paparnya.
Selain itu, di tiap depo kini disiagakan paling tidak satu truk. Diharapkan sampah langsung bisa diantar ke tempat pengelolaan sampah tanpa harus memenuhi depo.
"Saya minta ke DLH tiap depo disediakan truk, kalau bisa sampah itu tidak turun ke depo, langsung naik ke truk, langsung lari ke tempat pengelolaan," pungkas Sugeng.
(apl/ams)
Komentar Terbanyak
Jawaban Menohok Dedi Mulyadi Usai Didemo Asosiasi Jip Merapi
PDIP Jogja Bikin Aksi Saweran Koin Bela Hasto Kristiyanto
Direktur Mie Gacoan Bali Ditetapkan Tersangka, Begini Penjelasan Polisi