Niat Mandi Keramas Sebelum Puasa Ramadhan Lengkap Hukum dan Tata Caranya

Niat Mandi Keramas Sebelum Puasa Ramadhan Lengkap Hukum dan Tata Caranya

Nur Umar Akashi - detikJateng
Jumat, 28 Feb 2025 11:35 WIB
ilustrasi mandi/mandi wajib/mandi junub
Ilustrasi mandi. (Foto: Getty Images/iStockphoto/torwai)
Solo -

Jelang Ramadhan, salah satu amalan yang kerap beredar di media sosial adalah mandi keramas sebelum puasa. Begini pembahasan lengkap yang perlu detikers ketahui, meliputi niat, hukum, dan tata caranya.

Diambil dari buku Fikih Muyassar yang diterjemahkan Fathul Mujib, mandi atau dalam bahasa Arab, ghusla, berarti mencuci badan secara sempurna. Adapun makna mandi secara syariat, adalah mengguyurkan air suci ke seluruh tubuh dengan cara khusus dalam rangka beribadah kepada Allah SWT.

Lebih lanjut, bila diniatkan untuk ibadah, maka seseorang wajib berniat terlebih dahulu. Pasalnya, niat adalah pembeda antara kegiatan yang dimaksudkan untuk ibadah dan bukan. Rasulullah SAW bersabda:

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

إِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ، وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى

Artinya: "Amalan itu hanyalah dengan niat, dan tiap-tiap orang akan mendapatkan apa yang ia niatkan." (HR Bukhari no 1 dan Muslim no 1907)

ADVERTISEMENT

Jadi, bagaimana bacaan niat mandi keramas sebelum puasa Ramadhan? Berikut ini lafal Arab, Latin, dan artinya plus uraian mengenai hukum dan tata cara mandi sunnah ini. Baca sampai tuntas agar tidak ada informasi yang terlewat, ya, detikers!

Niat Mandi Keramas Sebelum Puasa Ramadhan

Diambil dari NU Online, bacaan niat mandi sunnah sebelum puasa Ramadhan, bagi detikers yang mengikuti pendapat sunnahnya melafalkan niat, adalah:

نَوَيْتُ أَدَاءَ اْلغُسْلِ اْلمَسْنُوْنِ لِيْ فِيْ هَذِهِ اللَّيْلَةِ مِنْ رَمَضَانَ لله تَعَالَى

Arab Latin: Nawaitu adâ'al ghuslil masnûni lî fî hadzihil lailatil min romadh lillâhi ta'âlâ.

Artinya: "Aku berniat menjalankan mandi yang disunnahkan kepadaku pada malam ini di bulan Ramadhan karena Allah Ta'ala."

Sejatinya, niat letaknya dalam hati sehingga tidak mengucapkan bukanlah kesalahan. Diambil dari buku Catatan Fikih Puasa Sunnah oleh Hari Ahadi, Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah menerangkan:

فَإِنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَمْ يَكُنْ يَقُولُ قَبْلَ التَّكْبِيرِ شَيْئًا وَلَمْ يَكُنْ يَتَلَفَظُ بِالنِّيَّةِ لَا ! ا في الطَّهَارَةِ وَلَا فِي الصَّلَاةِ وَلَا : في الصيام وَلَا فِي الْحَجَ. وَلَا غَيْرِهَا مِنْ الْعِبَادَاتِ وَلَا خُلَفَاؤُهُ وَلَا أَمَرَ أَحَدًا ) أن يَتَلَفَظَ بِالنِّيَّةِ.. وَلَوْ كَانَ ذَلِكَ مُسْتَحَبًّا لَفَعَلَهُ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَلَعَلِمَهُ الْمُسْلِمُونَ.

Artinya: "Nabi Muhammad, beliau sebelum bertakbiratul ihram tidak membaca apapun, beliau juga tidak melafadzkan niat baik sebelum bersuci, sebelum sholat, sebelum berpuasa, sebelum berhaji, maupun ibadah-ibadah lain. Para Khulafaur Rasyidin juga demikian. Nabi Muhammad pun tidak pernah memerintahkan pada seorang pun untuk melafadzkan niat... Seandainya melafadzkan niat adalah hal yang dianjurkan maka tentunya sudah dilakukan oleh Nabi dan pasti itu diketahui oleh umat Islam." (Majmu' al-Fatawa XXII hal 221-222)

Hukum Mandi Keramas Sebelum Puasa Ramadhan

Dirujuk dari laman NU Jombang, mandi sebelum puasa Ramadhan bukanlah amalan wajib. Derajat amalan ini hanya sebatas sunnah saja sehingga tak mengapa bila ditinggalkan. Keterangan tentangnya tercantum dalam kitab Hasyiyah al-Bajuri oleh Syaikh Ibrahim al-Bajuri:

و بقية الأغسال المسنونة مذكورة في المطولات منها الغسل لدخول المدينة الشريفة...ولكل ليلة من رمضان و قيده الأذرعي بمن يحضر الجماعة والمعتمد عدم التقييد بذالك

Artinya: "Dan sisa mandi-mandi yang disunnahkan telah disebutkan dalam kitab-kitab yang panjang pembahasannya. Di antaranya adalah membersihkan badan karena hendak memasuki kota Madinah,... dan setiap malam di bulan Ramadhan. Imam al-Adzra'i hanya membatasi pada orang yang hendak menghadiri berjamaah, sementara menurut pendapat yang kuat tidak ada pembatasan dalam hal itu."

Terdapat perbedaan pendapat mengenai mandi malam Ramadhan ini. Menurut Imam al-Adzra'i, mandi ini hanya diperuntukkan untuk orang yang siangnya akan melaksanakan sholat Jumat. Namun, pendapat yang lebih kuat adalah berlaku tiap malam. Wallahu a'lam bish-shawab.

Perlu dicatat, mandi bukanlah syarat wajib maupun sunnah dalam puasa. Pasalnya, Nabi Muhammad saja pernah memulai puasa dalam keadaan junub. Diambil dari buku Panduan Lengkap Puasa Ramadhan Menurut Al-Qur'an dan Sunnah oleh Abu Ubaidah Yusuf dan Abu Abdillah Syahrul Fatwa, Aisyah RA berkata:

كَانَ رَسُولُ اللهِ ﷺ لَيُصْبِحُ جُنَّبًا مِنْ جَمَاعِ غَيْرِ احْتِلام في رَمَضَانَ ثُمَّ يَصُومُ

Artinya: "Adalah Rasulullah SAW pernah memasuki fajar pada bulan Ramadhan dalam keadaan junub sehabis berhubungan badan dengan istrinya bukan karena mimpi. Kemudian beliau berpuasa." (HR Bukhari no 1926 dan Muslim no 1109)

Namun, bukan berarti detikers boleh menunda-nundanya sampai lama. Sebab, waktu puasa dimulai bersamaan dengan tibanya adzan subuh. Dan untuk mengerjakan sholat subuh, seorang yang junub mesti mandi wajib terlebih dahulu. Wallahu a'lam bish-shawab.

Tata Cara Mandi Sesuai Syariat Islam

Kembali dilihat dari buku Fikih Muyassar, terdapat dua cara mandi, yakni yang mencukupi dan disunnahkan. Untuk mandi yang mencukupi, adalah dengan mengguyurkan air ke badan dengan terlebih dahulu berwudhu. Landasannya adalah hadits berikut:

وَضَعَ رَسُولُ اللهِ ﷺ وَضُوءَ الْجَنَابَةِ، فَأَفْرَغَ عَلَى يَدَيْهِ، فَغَسَلَهُمَا مَرَّتَيْنِ أَوْ ثَلَاثًا، ثُمَّ تَمَضْمَضَ، وَاسْتَنْشَقَ، وَغَسَلَ وَجْهَهُ وَذِرَاعَيْهِ، ثُمَّ أَفَاضَ الْمَاءَ عَلَى رَأْسِهِ، ثُمَّ غَسَلَ جَسَدَهُ، فَأَتَيْتُهُ بِالْمِنْدِيلِ فَلَمْ يُرِدْهَا، وَجَعَلَ يَنْفُضُ الْمَاءَ بِيَدَيْهِ

Artinya: "Rasulullah SAW menyiapkan air untuk mandi junub. Beliau menuangkan air ke kedua tangan lalu mencuci tangan sebanyak dua atau tiga kali. Kemudian, beliau berwudhu, beristinsyaq, dan membasuh wajah serta kedua lengan. Setelah itu, beliau mengguyurkan air ke kepala dan memandikan badan. Lalu aku datang membawakan handuk, tetapi beliau tidak menginginkannya. Beliau menyeka air dengan kedua tangan beliau." (HR Bukhari no 249 dan Muslim no 317)

Adapun tata cara yang disunnahkan adalah:

  1. Berniat
  2. Mencuci kedua tangan.
  3. Mencuci kemaluan dan bagian badan yang terkena mani.
  4. Berwudhu seperti hendak sholat.
  5. Mengambil air, lalu gosok-gosokkan pada rambut kepala.
  6. Menyiram air sebanyak 3 kali ke kepala.
  7. Mengguyurkan air ke seluruh badan.

Demikian pembahasan lengkap mengenai niat mandi keramas sebelum puasa Ramadhan plus hukum dan tata caranya. Semoga bermanfaat, ya, detikers!




(sto/aku)


Hide Ads