- Mandi Keramas Sebelum Ramadhan Apakah Wajib?
- Kapan Seorang Muslim Wajib Mandi Keramas? 1. Mengalami Junub 2. Setelah Haid dan Nifas 3. Masuk Islam
- Kapan Mandi Keramas Dianjurkan dalam Islam? 1. Mandi pada Hari Jumat 2. Mandi Sebelum Ihram 3. Mandi Sebelum Memasuki Mekah dan Saat Wukuf di Arafah 4. Mandi Setelah Memandikan Jenazah
- Tata Cara Mandi Wajib atau Mandi Keramas 1. Niat Mandi Wajib 2. Membersihkan Bagian Tubuh yang Kotor 3. Berwudhu Sebelum Mandi 4. Menyiram Air ke Seluruh Tubuh
Menjelang bulan suci Ramadhan, banyak masyarakat Muslim di Indonesia menjalankan tradisi padusan, yaitu mandi di kolam, sungai, atau pemandian umum pada bulan Syaban (ruwah). Tradisi ini dilakukan dengan tujuan menyucikan diri sebelum memasuki Ramadhan. Namun, muncul pertanyaan, mandi keramas sebelum Ramadhan apakah wajib?
Dikutip dari buku Memantaskan Diri Menyambut Bulan Ramadhan tulisan Abu Maryam Kautsar Amru, tidak sedikit yang meyakini bahwa mandi keramas sebelum Ramadhan merupakan bagian dari persiapan ibadah agar lebih maksimal dalam menjalankan puasa dan ibadah lainnya. Namun, dalam ajaran Islam, mandi besar atau mandi janabah masuk dalam kategori thaharah (bersuci) dan memiliki aturan tersendiri yang berkaitan dengan ibadah tertentu.
Lantas, bagaimanakah hukum mandi keramas sebelum Ramadhan yang banyak dipraktikkan oleh umat Islam? Berikut ini penjelasan lengkapnya!
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mandi Keramas Sebelum Ramadhan Apakah Wajib?
Dalam buku Risalah Shaum tulisan Wawan Shofwan Sholehuddin disebutkan bahwa sebagian muslim memiliki kebiasaan mandi junub sebelum masuknya Ramadhan. Namun, tidak ada dalil khusus dalam Islam yang mensyariatkan mandi wajib atau keramas secara khusus saat menyambut bulan suci ini. Praktik ini justru disebut sebagai pengaruh dari agama lain, terutama Hindu di India, di mana mereka mandi di Sungai Gangga sebelum melakukan ritual puasa (upawasa).
Dikutip dari buku 33 Pertanyaan Populer Seputar Puasa Ramadhan tulisan Ahmad Muhaisin B Syarbaini, mandi junub dalam Islam diwajibkan bagi mereka yang dalam keadaan hadas besar, seperti setelah berhubungan suami istri atau mimpi basah. Jika seseorang mengalami junub sebelum waktu subuh di bulan Ramadhan, puasanya tetap sah asalkan ia mandi sebelum melaksanakan sholat subuh. Hal ini sesuai dengan hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Tirmidzi:
ΩΨ§ΩΩ ΩΩΨ―ΩΨ±ΩΩΩΩΩ Ψ§ΩΩΩΩΨ¬ΩΨ±Ω ΩΩΩΩΩΩ Ψ¬ΩΨ¨ Ω
ΩΩΩ Ψ£ΩΩΩΩΩΩΩ Ψ Ψ«ΩΩ
ΩΩ ΩΩΨΊΩΨͺΩΨ³ΩΩΩ ΩΩΩΩΨ΅ΩΩΩ
Ω
Artinya: "Nabi SAW memasuki waktu subuh, sementara beliau dalam keadaan junub karena berhubungan dengan istrinya. Kemudian beliau mandi dan berpuasa." (HR Bukhari & Tirmidzi)
Imam At-Tirmidzi juga menjelaskan bahwa hadis ini menjadi pegangan mayoritas ulama dari kalangan sahabat Nabi serta imam besar seperti Imam Sufyan, Imam Syafi'i, Imam Ahmad, dan Imam Ishaq. Sebagian tabi'in memang berpendapat bahwa jika seseorang bangun dalam keadaan junub, ia harus mengqadha puasanya, tetapi pendapat pertama lebih kuat.
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa mandi keramas atau mandi junub sebelum Ramadhan bukanlah amalan yang disyariatkan dalam Islam. Jika seseorang ingin mandi sebagai bentuk penyambutan bulan suci, itu termasuk kebiasaan yang baik dalam menjaga kebersihan, tetapi bukan kewajiban agama. Yang lebih penting adalah memastikan diri dalam keadaan suci saat menjalankan ibadah puasa dan sholat.
Dengan demikian, umat Muslim tidak perlu khawatir tentang kewajiban mandi sebelum Ramadhan. Fokus utama adalah niat yang tulus dan persiapan ibadah agar bisa menjalani bulan penuh berkah ini dengan maksimal.
Kapan Seorang Muslim Wajib Mandi Keramas?
Dikutip dari buku Panduan Muslim Sehari-hari tulisan Hamdan Rasyid dan Saiful Hadi El-Sutha, mandi wajib atau mandi janabah adalah kewajiban bagi setiap Muslim dalam keadaan tertentu agar kembali dalam kondisi suci. Kewajiban ini didasarkan pada Al-Quran dan hadis Rasulullah SAW. Berikut adalah beberapa kondisi yang mewajibkan seorang Muslim untuk mandi keramas:
1. Mengalami Junub
Junub adalah keadaan hadas besar yang terjadi akibat keluarnya air mani, baik karena mimpi basah maupun hubungan suami istri. Bahkan, meskipun tidak sampai orgasme, jika terjadi persetubuhan maka mandi wajib tetap diperlukan. Hal ini sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur'an:
"Dan jika kamu junub, maka mandilah..." (QS Al-Maidah: 6)
Selain itu, Rasulullah SAW bersabda:
"Jika dua khitan telah bertemu (bersetubuh), maka wajib mandi." (HR Muslim)
2. Setelah Haid dan Nifas
Wanita yang mengalami haid atau nifas wajib mandi setelah darahnya berhenti agar kembali dalam keadaan suci. Hal ini ditegaskan dalam Al-Qur'an:
"Haidh itu adalah kotoran. Oleh sebab itu, hendaklah kamu menjauhkan diri dari wanita di waktu haid, dan janganlah kamu mendekati mereka sebelum mereka suci. Apabila mereka telah suci, maka campurilah mereka di tempat yang diperintahkan Allah kepadamu." (QS Al-Baqarah: 222)
Rasulullah SAW juga bersabda:
"Diamlah sebanyak hari di mana haidmu menahanmu, kemudian mandilah." (HR Muslim)
3. Masuk Islam
Bagi seseorang yang baru masuk Islam, mandi wajib juga menjadi salah satu hal yang disyariatkan. Hal ini didasarkan pada perintah Rasulullah SAW kepada Tsumamah Al-Hanafi ketika ia memeluk Islam, yaitu untuk mandi terlebih dahulu sebagai tanda kesucian diri dari kekufuran.
Kapan Mandi Keramas Dianjurkan dalam Islam?
Masih dikutip dari buku yang sama, selain mandi wajib, ada juga kondisi tertentu di mana seorang Muslim dianjurkan untuk mandi. Beberapa di antaranya adalah:
1. Mandi pada Hari Jumat
Sebelum melaksanakan shalat Jumat, disunnahkan untuk mandi agar lebih bersih dan segar. Rasulullah SAW selalu mandi pada hari Jumat, sebagaimana disebutkan dalam hadis yang diriwayatkan oleh Abu Dawud.
2. Mandi Sebelum Ihram
Bagi siapa saja yang hendak melakukan ihram dalam ibadah haji atau umrah, disunnahkan untuk mandi terlebih dahulu. Hal ini sesuai dengan kebiasaan Rasulullah SAW saat hendak menunaikan ibadah haji.
3. Mandi Sebelum Memasuki Mekah dan Saat Wukuf di Arafah
Rasulullah SAW juga dicontohkan melakukan mandi sebelum memasuki kota Mekah dan saat melakukan wukuf di Arafah. Oleh karena itu, para jemaah haji dianjurkan untuk melakukannya sebagai bentuk kebersihan dan kesucian.
4. Mandi Setelah Memandikan Jenazah
Bagi siapa pun yang telah memandikan jenazah, disunnahkan untuk mandi. Rasulullah SAW bersabda:
"Barang siapa yang memandikan jenazah, maka hendaklah ia mandi. Dan barang siapa yang memikul jenazah, maka hendaklah ia berwudhu." (HR Ahmad, An-Nasa'i, dan At-Tirmidzi)
Tata Cara Mandi Wajib atau Mandi Keramas
Berdasarkan buku Haid dan Kesehatan Menurut Ajaran Islam terbitan Majelis Ulama Indonesia (MUI), terdapat dua rukun utama dalam mandi wajib, yaitu niat dan mengalirkan air ke seluruh tubuh. Selain itu, kita juga dianjurkan melaksanakan beberapa sunnah. Berikut tata cara lengkapnya:
1. Niat Mandi Wajib
Niat adalah syarat utama dalam setiap ibadah, termasuk mandi wajib. Tanpa niat, ibadah tidak akan diterima. Niat ini dilakukan dalam hati sebelum memulai proses mandi. Berikut adalah bacaan niat mandi wajib setelah haid:
ΩΩΩΩΩΩΨͺΩ Ψ§ΩΨΊΩΨ³ΩΩΩ ΩΩΨ±ΩΩΩΨΉΩ ΨΩΨ―ΩΨ«Ω Ψ§ΩΩΨΩΩΩΨΆΩ Ψ§ΩΩΩΩΩΩ ΨͺΩΨΉΩΨ§ΩΩΩ
Nawaitul ghusla li raf'i hadathil haid lillahi ta'ala.
Artinya: "Saya niat mandi untuk menghilangkan hadas haid karena Allah Ta'ala."
2. Membersihkan Bagian Tubuh yang Kotor
Sebelum melakukan mandi wajib, dianjurkan untuk membersihkan area kemaluan dan bagian tubuh lain yang terkena kotoran. Hal ini bertujuan agar tubuh dalam keadaan bersih sebelum menyiramkan air ke seluruh tubuh.
3. Berwudhu Sebelum Mandi
Sunnah dalam mandi wajib adalah melakukan wudhu terlebih dahulu, seperti wudhu sebelum sholat. Hal ini sebagaimana yang dijelaskan dalam hadis yang diriwayatkan oleh Aisyah RA:
"Jika Nabi SAW mandi junub, beliau memulai dengan mencuci kedua tangannya. Kemudian beliau berwudhu seperti wudhu untuk sholat, lalu memasukkan jari jemarinya ke dalam air dan menyela-nyela pangkal rambutnya. Setelah merasa air membasahi kulit kepala, beliau menuangkan air ke atas kepalanya sebanyak tiga kali, lalu menyiramkan air ke seluruh tubuhnya." (HR Muslim, Abu Dawud, an-Nasa'i)
4. Menyiram Air ke Seluruh Tubuh
Air harus mengalir ke seluruh tubuh tanpa ada bagian yang terlewat, termasuk sela-sela rambut, kulit kepala, lipatan tubuh, hingga ujung kaki. Bagian tubuh yang sulit dijangkau harus dipastikan terkena air agar mandi wajib sah.
Itulah tadi penjelasan lengkap mengenai hukum mandi keramas sebelum Ramadhan. Semoga bermanfaat, detikers!
(par/par)
Komentar Terbanyak
Kebijakan Blokir Rekening Nganggur Ramai Dikritik, Begini Penjelasan PPATK
Kasus Kematian Diplomat Kemlu, Keluarga Yakin Korban Tak Bunuh Diri
Reunian Jokowi di Fakultas Kehutanan UGM demi Meredam Isu Ijazah Palsu