Doa-Niat Mandi Sunnah Sebelum Idul Adha Beserta Tata Caranya

Doa-Niat Mandi Sunnah Sebelum Idul Adha Beserta Tata Caranya

St. Fatimah - detikSulsel
Kamis, 05 Jun 2025 18:28 WIB
Fresh shower behind wet glass window with water drops splashing. Water running from shower head and faucet in modern bathroom.
Foto: Getty Images/iStockphoto/ben-bryant
Makassar -

Mandi sebelum melaksanakan salat Idul Adha adalah amalan sunnah yang dianjurkan dalam Islam. Amalan ini bertujuan untuk menyucikan diri lahir dan batin sebelum berkumpul dalam pelaksanaan sholat Idul Adha.

Amalan ini sebagaimana kebiasaan dari Rasulullah SAW. Dalam sebuah hadits, Ibnu Abbas berkata:

"Rasulullah biasa mandi pada Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha"[1]

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Oleh karena itu, bagi siapa saja yang ingin menghidupkan sunnah ini, sebaiknya mengetahui niat mandi sunnah Idul Adha, tata caranya, serta waktu pelaksanaannya. Simak informasi lengkapnya di bawah ini!

Niat Mandi Idul Sebelum Idul Adha

Mandi Idul Adha berbeda dengan mandi di hari-hari biasa. Hal ini lantaran untuk melaksanakan mandi Idul Adha terdapat niat khusus yang dilafalkan.

ADVERTISEMENT

Adapun niat mandi sebelum Idul Adha:

نَوَيْتُ سُنَّةَ الْغُسْلِ لِعِيْدِ الْأَضْحَى

Arab Latin: Nawaitu sunnatal ghusli li 'Idil Adlha

Artinya: "Saya niat sunnah mandi Idul Adha."[2]

Selain dengan niat di atas, seseorang juga dapat melafalkan niat untuk menghilangkan hadats besar. Berikut ini bacaan niatnya:

نَوَيْتُ الْغُسْلَ لِرَفْعِ الْحَدَثِ اْلاَكْبَرِ فَرْضًا ِللهِ تَعَالَى

Arab Latin: Nawaitul ghusla liraf'il hadatsil akbari fardhol lillaahi ta'aala.

Artinya: "Aku berniat mandi besar untuk menghilangkan hadas besar fardhu karena Allah Ta'ala."[1]

Doa Mandi Idul Adha

Dalam pelaksanaan mandi sunnah ini juga dianjurkan untuk membaca doa setelah selesai mandi. Bacaan doa setelah mandi Idul Adha tidak berbeda dengan doa yang biasa dibaca setelah mandi besar pada umumnya.

Berikut doa mandi sebelum Idul Adha:

أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ.

Artinya: "Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan sama sekali selain Allah semata, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya."[1]

Waktu Mandi Hari Raya Idul Adha

Waktu mandi Hari Raya Idul Adha memiliki rentang yang cukup fleksibel, dimulai sejak pertengahan malam kedua, hingga sebelum pelaksanaan sholat Idul Adha. Namun, waktu yang paling utama untuk melaksanakan mandi sunnah ini adalah setelah terbit fajar (waktu Subuh) dan sebelum berangkat ke tempat sholat Id.

Hal tersebut sebagaimana penjelasan Syekh al-Baijuri dalam kitabnya Hasyiyatu Asy-Syaikh Ibrahim al- Baijuri ala Syarh al-Allamah Ibn al-Qasim al-Ghazi 'ala Matn asy-Syaikh Abi Syuja' (Beirut: Dar al-Kitab al-Ilmiyyah, 1999) Cetakan 2, Juz I, hal. 153 sebagai berikut:

يُسَنُّ الْغُسْلُ لِلْعِيدَيْنِ، وَيَجُوزُ بَعْدَ الْفَجْرِ قَطْعًا، وَكَذَا قَبْلَهُ، ويختص بالنصف الثاني من الليل

Artinya: Disunnahkan mandi untuk salat dua hari raya. Boleh dilakukan setelah fajar, sebelum fajar, atau pada pertengahan malam.[2]

Tata Cara Mandi Sunnah Idul Adha

Dalam pelaksanaannya, mandi sunnah Idul Adha memiliki dua rukun utama. Yang pertama adalah niat.

Niat ini dibaca dalam hati sejak pertama kali seseorang mulai menuangkan air ke tubuhnya. Artinya, ketika air pertama kali mengenai sebagian anggota tubuh, saat itulah niat harus sudah terlintas dalam hati.

Lafal niatnya sebagaimana yang dijelaskan sebelumnya. Rukun kedua adalah menyampaikan air ke seluruh bagian tubuh, dari ujung rambut hingga ujung kaki.

Hal ini berdasarkan sabda Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah RA, bahwa Rasulullah bersabda,

تَحْتَ كُلِّ شَعْرَةٍ جَنَابَةً، فَاغْسِلُوا الشَّعَرَ, وَأَنْقُوا الْبَشَرَ .

"Di bawah setiap helai rambut ada junub. Maka basuhlah rambut, dan bersihkanlah kulit."

Hadits ini menunjukkan bahwa air harus merata ke seluruh rambut dan kulit, tanpa terkecuali. Jika rambut diikat atau dikepang hingga air tidak bisa menembus ke bagian dalamnya, maka wajib untuk menguraikannya terlebih dahulu.

Bahkan, jika ada satu helai rambut saja yang tidak terkena air, maka mandi dianggap tidak sah. Begitu juga dengan kulit, air harus sampai ke setiap bagian tubuh yang terlihat maupun yang tersembunyi.

Termasuk bagian-bagian seperti dalam pusar, sela-sela jari kaki dan tangan, lipatan perut, ketiak, belakang telinga, bagian antara dua pantat, serta bagian merah dari bibir yang kadang luput dari perhatian.[1]

Itulah doa-niat mandi sebelum Idul Adha serta tata cara pelaksanaannya. Semoga bermanfaat!

Referensi:

[1] Buku Fikih Ibadah Madzhab Syafi'i oleh Syaikh Dr Alauddin Za'tari
[2] Laman NU Online berjudul Lafal Niat Mandi Sunnah Shalat Idul Fitri




(edr/edr)

Hide Ads