Masjid Baitul 'Atiq di Desa Morodemak, Kecamatan Bonang, Demak, Jawa Tengah dipercaya berdiri sebelum Masjid Agung Demak. Masjid tersebut dibangun oleh Sunan Barmawi yang populer disebut Sunan Mumbul.
Tokoh Masyarakat Desa Morodemak, Murtadlo (72) mengatakan pendirian masjid tersebut ditandai dengan populernya cerita Sunan Barmawi saat diperintah Sunan Kalijaga untuk mencari tali di wilayah tersebut untuk mengerek saka tatal atau tiang kayu penyangga Masjid Agung Demak.
Cerita Sunan Barmawi
Dalam misinya mencari tali itu, Sunan Barmawi diceritakan sudah membangun masjid berupa welit atau dinding dan atap dari ilalang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ternyata (Sunan Barmwi) hanya dapat tali sak depo (sekitar 1,5 meter). Kemudian Sunan Kalijaga marah. 'Karepmu piye dikongkon wong tuwo kon golekke tali kok malah terus sak depo ki piye. Terus dijawab, Kanjeng sunan sak depo menawi cukup geh cukup'. (Bagaimana maksudmu, diperintah orang tua mencarikan tali kok dapatnya cuma 1,5 meter. Lalu dijawab, Kanjeng Sunan walau 1,5 meter kalau cukup ya cukup)," kata Murtadlo saat ditemui di rumahnya, Rabu (25/1/2023).
Ajaibnya, setelah saka tatal itu dikerek, talinya masih tersisa lebih dari satu depa.
"Ternyata setelah mengerek saka tatal, ternyata (talinya) masih lebih sak depo (satu depa). Akhirnya Sunan Barmawi terus mumbul (loncat terbang), sampai sekarang tidak tahu keberadaannya. Terus dinamakan Sunan Mumbul," cerita Murtadlo.
Menurut Murtadlo, Masjid Baitul 'Atiq dibangun sekitar tahun 1467. Sedangkan Masjid Agung Demak dibangun tahun 1479. Selama enam abad lebih, bangunan masjid yang diyakini peninggalan Sunan Mumbul itu sudah mengalami beberapa kali perubahan.
"(Menurut) Orang Batu-Karangtengah yang nyantri di Tulungagung, konon kataya Sunan Mumbul masih ada di sana. Namanya Ahmad siapa gitu, itu bilang kalau Masjid Morodemak dibangun pada tahun 1467, kalau Masjid Agung Demak tahun 1479. Iya, duluan Masjid Morodemak," ujar Murtadlo.
Tetenger Desa Morodemak
Masjid Baitul 'Atiq hingga kini menjadi tetenger atau penanda Desa Morodemak. Banyak peninggalan sejarah di masjid itu yang hingga kini masih terawat, seperti sumur keramat, beduk, mimbar, dan mustaka masjid.
Bahkan masjid tersebut pernah menjadi satu-satunya masjid di wilayah tridesa pesisir Kecamatan Bonang (Morodemak, Purworejo, Margolinduk), sebelum adanya pemekaran wilayah.
Keistimewaan Masjid Morodemak ada di halaman selanjutnya.
"Tridesa itu dulunya hanya Morodemak. Buktinya Tempat Pelelangan Ikan (TPI) itu namanya Morodemak, meski saat ini berada di wilayah desa Purworejo. Terjadi pemekaran karena semakin luas. Bahkan warganya sekarang banyak Purworejo," jelas Murtadlo.
"Dulu orang Margolinduk, Purworejo, Tambakpolo itu (salat) jumatan di sini semua," imbuh dia.
Keistimewaan Masjid Morodemak
Menurut Murtadlo suara beduk Masjid Morodemak bisa terdengar hingga ke wilayah Purworejo. Dia menambahkan, di Purworejo juga ada masjid peninggalan Sunan Barmawi.
Pada 1972, ungkap Murtadlo, pernah terjadi kebakaran besar. Dia menyebut saat itu api membakar semua rumah hingga jarak 1 kilometer. Meski begitu, Masjid Morodemak lolos dari kebakaran.
"Yang terbakar itu kira-kira 100 rumah lebih sedikit. Api masuk ke masjid, ternyata nggak kebakar. Hampir semua wilayah Margolinduk dan Morodemak terbakar. Hebatnya, satu-satunya yang tidak terbakar hanya masjid. Api itu hanya lewat, masuk terus keluar," ujarnya.
Selain itu juga ditemukan banyak kayu jati di bawah area perumahan warga sekitar pada tahun 1962. Murtadlo memperkirakan kayu-kayu itu dari era Kasunanan atau sumbangan dari Sunan Gunung Jati untuk pembangunan Masjid Agung Demak, namun tertinggal di desa tersebut.
"Ada kayu jati banyak sekali. Panjangnya lebih dari 10 meter, yang potongan karena mengenai rumah. Itu blok-blokan kayunya. Lebarnya 90 cm, tebalnya kira kira 25 cm," ujarnya.
"Pembicara dari Cirebon mengatakan bahwa Sunan Gunungjati pernah menyimpan kayu sebanyak-banyaknya di Morodemak sebagai sumbangan membangun Masjid Agung Demak," sambungnya.
Sementara itu pemandu Museum Glagahwangi dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Demak, Ahmad Widodo mengatakan Masjid Baitul 'Atiq di Morodemak tidak termasuk cagar budaya. Sebab, bangunan asli masjid tersebut sudah berubah.
"Tidak (cagar budaya), yang aslinya sudah ganti" kata Ahmad saat dimintai konfirmasi via aplikasi perpesanan, Kamis (26/1).