Komunitas Bule Mengajar Raih detikJateng-Jogja Awards 2025, Begini Kiprahnya

Komunitas Bule Mengajar Raih detikJateng-Jogja Awards 2025, Begini Kiprahnya

Jalu Rahman Dewantara - detikJogja
Kamis, 24 Jul 2025 16:25 WIB
Aktivitas Bule Mengajar Kulon Progo. Foto diunggah Kamis (24/7/2025).
Para volunteer Bule Mengajar Kulon Progo.(Foto: dok. Bule Mengajar)
Kulon Progo -

Komunitas Bule Mengajar mendapat penghargaan detikJateng-Jogja Awards 2025 untuk kategori Anugerah Komunitas Penggerak Terdepan Pendorong Kemajuan Pendidikan. Komunitas ini turut serta memajukan dunia pendidikan lewat cara unik, yakni menggandeng Warga Negara Asing (WNA) ikut mengajar para siswa di sekolah-sekolah yang ada di Kulon Progo dan sekitarnya.

Komunitas Bule Mengajar pertama kali didirikan di Kulon Progo pada 2014 silam. Pencetusnya bernama Lia Andarina Grasia, wanita asli Kulon Progo.

Sesuai namanya, komunitas ini menjadi wadah bagi warga negara asing (WNA) yang ingin berkontribusi dalam dunia pendidikan di Indonesia khususnya Kulon Progo. Para WNA itu dilibatkan langsung dalam kegiatan belajar mengajar di berbagai sekolah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sang pencetus, Lia, punya peran besar bagi eksistensi komunitas ini. Lia kerap menyalurkan ide-ide segar agar Bule Mengajar terus berkembang.

Melalui Bule Mengajar pula, Lia berhasil meraih Juara I Pemuda Pelopor Berprestasi Tingkat Nasional Bidang Pendidikan tahun 2015. Kiprahnya turut mengharumkan nama Kulon Progo di tingkat nasional.

ADVERTISEMENT

Seiring dengan itu, nama Bule Mengajar mulai dikenal masyarakat luas. Termasuk para WNA dari berbagai negara yang akhirnya tertarik gabung dan sukarela jadi mentor dadakan bagi para pelajar di Bumi Menoreh.

Namun sayang, Lia harus berpulang akibat sakit pada 2021 lalu. Sepeninggal Lia aktivitas Bule Mengajar terseok-seok hingga nyaris vakum.

"Iya, kalau menurut kami terasa sekali. Karena Mbak Lia selama 2015-2016 kan salah satu founder sekaligus ketua di Bule Mengajar, yang mana ide-ide dan visi misinya kan selalu datang dari beliau. Sedangkan kita yang melanjutkan itu terkadang mungkin punya semangat yang agak berbeda," ucap Chairwomen Bule Mengajar, Safa Levina Sahda, dalam wawancara dengan detikJogja di Kulon Progo, beberapa waktu lalu.

Chairwomen Bule Mengajar Safa Levina Sahda saat menerima detikjateng-jogja Awards 2025. Safa hadir didampingi Vice Chairwomen Bule Mengajar Siti Kholifah.Chairwomen Bule Mengajar Safa Levina Sahda saat menerima detikjateng-jogja Awards 2025. Safa hadir didampingi Vice Chairwomen Bule Mengajar Siti Kholifah. Foto: Agung Pambudhy/detikcom

Tak ingin Bule Mengajar mati, Safa bersama para rekannya kembali mengumpulkan semangat untuk membangkitkan lagi komunitas ini. Dia ingin meneruskan tonggak estafet Lia, meski dengan visi dan misi yang baru.

Kebangkitan komunitas ini ditandai dengan kegiatan bertajuk Bule Mengajar Goes to School di SMA N 1 Temon, Kapanewon Temon, Kulon Progo, pada 2024 lalu. Dua WNA atau biasa disebut bule, yakni Sara Kalman asal Yordania dan Kumar Shubham asal India dilibatkan dalam acara tersebut.

Mereka menjadi guru sukarela bagi 70 siswa kelas XII SMA N 1 Temon selama satu hari. Materi yang diberikan meliputi Bahasa Inggris dan pengenalan sosial budaya sesuai dengan negara asal Sara dan Kumar yakni India dan Yordania.

Safa mengatakan kegiatan tersebut menjadi penting bagi pelajar Kulon Progo seiring dengan telah beroperasinya Bandara Yogyakarta International Airport (YIA) di Temon. Kehadiran YIA, memungkinkan banyak WNA masuk ke daerah ini sehingga dibutuhkan skill bahasa Inggris yang mumpuni bagi warga lokal.

"Menurut saya karena adanya YIA, itu sangat penting bagi warga Kulon Progo melatih bahasa Inggris. Karena kita ingin semua bisa berkomunikasi dengan lancar menggunakan bahasa Inggris," ujarnya.




(afn/ams)

Hide Ads