Singo Mengkok, Motif Batik Lamongan Masterpiece Peninggalan Sunan Drajat

Singo Mengkok, Motif Batik Lamongan Masterpiece Peninggalan Sunan Drajat

Eko Sudjarwo - detikJatim
Selasa, 03 Des 2024 17:06 WIB
Batik Singo Mengkok
Camella dengan replika batik motif Singo Mengkok (Foto: Eko Sudjarwo)
Lamongan -

Salah satu motif batik di Lamongan yang terkenal dan menjadi salah satu legacy atau peninggalan Sunan Drajat adalah Batik Singo Mengkok. Motif Singo Mengkok ini juga adalah koleksi masterpiece dari Museum Sunan Drajat.

Batik Singo Mengkok saat ini tersimpan di Museum Sunan Drajat, Paciran, dan dipercaya digunakan oleh keturunan Sunan Drajat secara turun temurun. Koleksi ini memiliki nomor inventaris 78/LMG/2003 dan berukuran panjang 116 centimeter serta lebar 50 centimeter yang disimpan di atas pedestal yang ditutup kaca dengan kondisi terlipat.

"Batik Singo Mengkok ini menjadi salah satu koleksi yang ada di Museum Sunan Drajat sejak 2003 dan merupakan hibah dari Pak Sukandar di Bangkalan yang merupakan anak angkat dari Mbah Cokrokusumo yang masih anak turun Sunan Drajat," kata Arkeolog dan Direktur Kailasa Kreasi Nusantara, Camella Sukma Dara saat Seminar Hasil Kajian Koleksi Museum" yang digelar Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Lamongan, Selasa (3/12/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kondisi kain batik Singo Mengkok yang asli, menurut Camella, sudah sangat rentan. Bankan sudah mulai terdapat lubang dan sobekan karena termakan usia. Maklum, usia batik tersebut diperkirakan sudah ada sejak abad ke-18. Motif Singo Mengkok, yang tertera pada kain batik tersebut, kata Camella, memiliki nilai sejarah yang tinggi.

"Berdasarkan keterangan yang kami dapatkan, kain batik ini sudah ada sejak abad ke-18," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Oleh sebab itu, Camella yang juga terlibat dalam kajian koleksi ini mengatakan, pelestarian motif Batik Singo Mengkok sangat penting. Motif Singo Mengkok, jelas Camella, bukan hanya sekadar hiasan tapi juga adalah simbol dari tradisi yang melekat erat pada Sunan Drajat dan nilai-nilai lokal yang harus dilestarikan.

"Upaya kami tidak hanya berhenti pada pengkajian, tetapi juga mereplikasi motif ini agar tetap hidup di tangan para perajin batik. Oleh karena itu kita berusaha untuk mengkonservasi, tapi tidak secara fisik batiknya, tapi secara filosofis makna motif yang ada di dalam batik itu sendiri," tuturnya.

Sebagai bagian dari upaya pelestarian, tim pengkaji dari Museum Sunan Drajat melakukan identifikasi mendalam terhadap motif dan sejarah batik tersebut. Mereka bahkan mencoba mereplikasi motif Singo Mengkok agar bisa semakin dikenal dan dapat dikembangkan sebagai motif khas daerah dan dapat ditetapkan sebagai bagian dari warisan budaya yang lebih luas, tidak hanya di Lamongan, tetapi juga di tingkat nasional.

"Dari hasil kajian yang telah dilakukan, batik Singo Mengkok terdiri dari 4 motif utama, yaitu motif singa, motif mahkota, kubah masjid dan garuda," terang Camella.

Camella memaparkan makna motif singa diyakini diambil dari tinggalan Sunan Drajat berupa gamelan dengan ornamen Singo Mengkok sebagai simbol sifat kebijaksanaan sebagai penangkal watak dan perilaku jahat. Motif kubah masjid merupakan perlambang keyakinan, keimanan serta ke-Esa-an Tuhan, Motif mahkota mempunyai makna kekuasaan dunia dimana secara umum motif ini perlambang dari penguasa.

"Motif burung dalam ekspresi budaya Jawa merupakan bentuk penggambaran dari delapan sifat dari hasta brata yakni ajaran keutamaan yang bijaksana, lebih mementingkan negara di atas kepentingan pribadi," paparnya.

Camella mengaku bersyukur masih bisa melihat langsung dan melakukan konservasi benda bersejarah peninggalan Sunan Drajat ini. Meski, aku Camella, kondisinya sudah rentan mengalami kerusakan akibat termakan usia.

"Walaupun kondisinya sudah seperi itu, kita sudah tidak bisa konservasi lebih lanjut, tapi yang kita harapkan adalah dengan melakukan konservasi nilai yang ada di dalam batik itu, semoga ini nantinya bisa diusulkan menjadi tinggalan atau batik khas dari Lamongan," ucap Camella.

Dengan upaya pelestarian yang dilakukan, batik Sunan Drajat, khususnya motif Singo Mengkok, memiliki potensi untuk terus dihidupkan dan dikembangkan, menjadi ikon kebanggaan tidak hanya bagi masyarakat Lamongan, tetapi juga seluruh Indonesia.

"Harapannya, batik ini dapat menjadi inspirasi bagi generasi muda untuk terus melestarikan dan mengembangkan motif-motif batik tradisional yang sarat akan makna dan sejarah. Ini adalah bagian dari identitas kita yang harus kita jaga," pungkasnya.




(abq/iwd)


Hide Ads