Bahasa Sunda Menolak Sirna

Bahasa Sunda Menolak Sirna

Rifat Alhamidi - detikJabar
Selasa, 07 Mar 2023 06:45 WIB
Bahasa Sunda
Bahasa Sunda (Foto: Erna Mardiana)
Bandung -

Bahasa Sunda kini mulai ditinggalkan. Meski jumlah penuturnya masih terbilang dominan terutama di Jawa Barat (Jabar), namun warga yang melestarikannya mulai memudar di kalangan generasi sekarang.

Fenomena menurunnya penggunaan Bahasa Sunda dikuatkan melalui data yang disajikan Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Barat.

Dalam dokumen bertajuk Hasil Long Form Sensus Penduduk 2020, generasi Pre Boomer (lahir 1945 dan sebelumnya) masih cukup tinggi menggunakan bahasa daerah, terutama Bahasa Sunda di Jabar dengan persentase 84,73% dalam komunikasinya di lingkungan keluarga.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tapi kemudian, persentase penggunaan Bahasa Sunda mulai menurun ke generasi Baby Boomer (lahir 1946-1964) menjadi 79,9 %. Terus menurun lagi ke generasi Millenial (lahir 1981-1996) menjadi 73,92 %, Gen Z (lahir 1997-2012) 72,44 % dan makin menurun tajam ke generasi Post Gen Z (lahir 2013 hingga sekarang) menjadi 63,99 %.

BPS juga mencatat persentase penduduk yang menggunakan bahasa daerah di lingkungan tetangga/kerabat mengalami penurunan dari generasi ke generasi selanjutnya. Generasi Pre Boomer yang paling tinggi dengan 83,06 %, kemudian Baby Boomer 78,16 %, Millenial 70,59 %, Gen Z 70,96 % dan menurun drastis penggunaan Bahasa Sunda ini di kalangan generasi Post Gen Z menjadi 63,20 %.

ADVERTISEMENT

Ada sejumlah alasan mengapa Bahasa Sunda kini ditinggalkan generasi sekarang di Jabar. Mulai dari minder karena masalah kepercayaan diri, faktor orang tua yang khawatir mengajarkan Bahasa Sunda karena dialeknya yang kasar, pernikahan beda etnis yang terjadi di kalangan warga Jabar, hingga faktor orang tua yang tidak lagi mengajarkan dan menggunakan bahasa Sunda ketika berkomunikasi di rumah.

Memudarnya penggunaan Bahasa Sunda di Jabar pun bisa memunculkan ancaman runtuhnya identitas budaya Sunda itu sendiri.

Meskipun menurut Guru Besar Universitas Padjajaran di Bidang Linguistik Prof Cece Sobarna, kondisi itu merupakan hal yang wajar dan alamiah terjadi.

Masalah utamanya, ini terjadi karena kedudukan Bahasa Sunda juga mulai tergerus oleh arus modernisasi yang tidak bisa dibendung. Ia mencontohkan, setiap orang menyaksikan tayangan televisi yang semuanya menggunakan Bahasa Indonesia dalam percakapannya.

Meski jumlah penutur Bahasa Sunda di generasi sekarang mulai berkurang, sejumlah pihak sudah berani untuk terus melestarikan bahasa daerah di Tanah Priangan. Misalnya dilakukan Rekha Agustina (24), seorang ibu yang konsisten mengajarkan Bahasa Sunda kepada anaknya Abidzar Zhianarsya Alhafidz (3).

Beda lagi dengan Muhammad Rijal Akbar Yelipele, pria kelahiran Wamena yang kini malah piawai Berbahasa Sunda. Kepiawannya juga banyak mengagetkan orang karena ia merupakan warga Papua yang fasih berbahasa Sunda.

Simak liputan lengkap khas detikJabar tentang 'Bahasa Sunda Menolak Sirna' di Jawa Barat:

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
(ral/yum)


Hide Ads