Penggunaan bahasa daerah saat ini telah memudar. Salah satunya Bahasa Sunda. Badan Pusat Statistik (BPS) telah memberikan catatan tentang penggunaan Bahasa Sunda di Jabar yang mulai berkurang dari generasi ke generasi.
Di Kota Bandung, pemkot mengaku telah berupaya menjaga identitas Sunda, salah satunya penggunaan bahasa. Pemkot Bandung telah menerbitkan aturan agar sekolah menerapkan pembelajaran Bahasa Sunda sebagai muatan lokal.
"Di sekolah sudah ada pelajaran Bahasa Sunda. Ini salah satu ikhtiar kita," kata Wali Kota Bandung Yana Mulyana saat ditemui detikJabar di Balai Kota, Jumat (3/3/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Bahasa Sunda yang Memudar di Jabar |
Selain menyiapkan generasi yang bangga menggunakan Bahasa Sunda melalui pendidikan muatan lokal, Yana mengaku program Kamis Nyunda yang menyasar kalangan pegawai juga bagian melestarikan bahasa Sunda. Yana menegaskan pemkot telah berupaya dalam dua sektor tersebut untuk merawat bahasa ibu.
"Itu kan akhirnya balik juga ke masyarakatnya. Di sisi kita sudah diingatkan melalui pendidikan sudah, di pemerintahan juga sudah ada Kamis Nyunda.
"Mudah-mudahan, jangan sampai budaya kita (Sunda) luntur. Kan budaya bukan sekadar bahasa," kata Yana menambahkan.
Sementara itu, dari data yang diterbitkan BPS menyebutkan 72,45 persen warga Jabar menggunakan bahasa daerah di lingkungan keluarganya. Kemudian, BPS juga mencatat 71 persen warga Jabar masih menggunakan bahasa daerah di lingkungan tetangga/kerabat.
Meskipun persentasenya masih tinggi, namun BPS memberikan catatan tentang penggunaan bahasa daerah, terutama Bahasa Sunda di Jabar yang mulai berkurang digunakan dari generasi ke generasi. Gap-nya pun cukup tinggi jika melihat data yang disajikan BPS itu.
Terlihat pada pembahasan bertajuk Kemampuan Berbahasa Indonesia dan Penggunaan Bahasa Daerah Menurut Generasi, BPS mencatat generasi Pre Boomer (lahir 1945 dan sebelumnya) masih cukup tinggi menggunakan bahasa daerah, terutama Bahasa Sunda di Jabar dengan persentase 84,73%. Dominasi Bahasa Sunda ini masih digunakan generasi Pre Boomer dalam komunikasinya di lingkungan keluarga.
Tapi kemudian, persentase penggunaan Bahasa Sunda mulai menurun ke generasi Baby Boomer (lahir 1946-1964) menjadi 79,9 %. Terus menurun lagi ke generasi Millenial (lahir 1981-1996) menjadi 73,92 %, Gen Z (lahir 1997-2012) 72,44 % dan makin menurun tajam ke generasi Post Gen Z (lahir 2013 hingga sekarang) menjadi 63,99 %.
Di pembahasan selanjutnya, BPS juga mencatat persentase penduduk yang menggunakan bahasa daerah di lingkungan tetangga/kerabat mengalami penurunan dari generasi ke generasi selanjutnya. Generasi Pre Boomer yang paling tinggi dengan 83,06 %, kemudian Baby Boomer 78,16 %, Millenial 70,59 %, Gen Z 70,96 % dan menurun drastis penggunaan Bahasa Sunda ini di kalangan generasi Post Gen Z menjadi 63,20 %.
(sud/mso)