Menjaga kebersihan dan kerapian salah satunya dapat dilakukan dengan menggunting kuku. Namun memotong kuku saat berpuasa kerap dipertanyakan karena dikhawatirkan mampu mempengaruhi keabsahan puasa muslim.
Lantas, apakah menggunting kuku ketika menjalankan ibadah puasa diperbolehkan? Bagaimana penjelasan hukumnya?
Hukum Menggunting Kuku Saat Puasa
Memotong kuku saat berpuasa hukumnya diperbolehkan. Mengutip buku Fiqih Sunnah karya Sayyid Sabiq, menggunting kuku tidak termasuk perkara yang membatalkan puasa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Potong kuku bukanlah perbuatan memasukkan sesuatu ke dalam tenggorokan ataupun lubang tubuh yang terbuka secara sengaja, melainkan cara menjaga kebersihan diri.
Kebersihan sendiri merupakan hal yang sangat ditekankan dalam Islam. Sehingga hukum menggunting kuku yang disepakati ulama adalah sunnah, dilansir buku Tasyabbuh yang Dilarang dalam Fikih Islam oleh Jamil bin Habib Al-Luwaihiq.
Dalil sunnahnya gunting kuku dipaparkan oleh Rasulullah SAW melalui sabdanya:
الْفِطْرَةُ خَمْسٌ: الْخِتَانُ، وَالْإِسْتِحْدَادُ، وَنَتْفُ الْإِبْطِ، وَتَقْلِيمُ الْأَطْفَارِ، وَقَصُّ الشَّارِبِ
Artinya: "Lima perkara yang termasuk fitrah; mencukur rambut kemaluan, khitan, memotong kumis, mencabut bulu ketiak, dan memotong kuku." (HR Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah RA).
Maksud fitrah dalam hadits tersebut seperti dijelaskan Hasan Ayyub dalam buku Fikih Ibadah adalah, muslim yang melaksanakan kelima perkara tersebut dianggap telah menetapi fitrah atau sifat alami yang melekat pada manusia. Dengan begitu, muslim senantiasa berada dalam sifat sempurna dan berpenampilan terhormat.
Ahli tafsir Baidhawi menjelaskan bahwa fitrah dalam konteks hadits tersebut juga merujuk pada amalan sunnah para nabi terdahulu yang telah disepakati syariat. Salah satunya adalah semua upaya untuk menjaga kebersihan tubuh, termasuk menggunting kuku.
Selain menjaga kebersihan, disunnahkannya menggunting kuku juga bertujuan menghilangkan penghalang air wudhu sampai ke kulit. Penghalang ini bisa berupa kotoran dan najis yang berkumpul di bawah kuku yang panjang. Kotoran ini berisiko menjadi sarang kuman dan bakteri yang membawa penyakit bagi tubuh.
Sunnah Menggunting Kuku
Sunnah memotong kuku bisa diperhatikan agar merawat diri dapat membawa keberkahan. Berikut beberapa sunnah memotong kuku:
1. Waktu Baik Menggunting Kuku
Potong kuku disebut hendaknya dilakukan pada hari Jumat. Hal ini bersandar pada riwayat Abu Hurairah RA, ia berkata: "Sesungguhnya Rasulullah SAW memotong kukunya dan mencukur kumisnya pada hari Jumat sebelum beliau berangkat sholat." (HR Thabrani).
Mengutip buku Akhlaq an-Nabi wa Adabuhu karya Abu asy-Syaikh al-Ashbahani, ada hadits serupa dari Abdullah al-Aghar yang menyatakan Nabi SAW selalu mencukur kumis dan menggunting kukunya sebelum berangkat sholat Jumat. Hadits tersebut dinilai dhaif oleh Syaikh Al-Albani dalam buku Silsilah adh-Dhai'fah.
Di sisi lain, khabar riwayat Al-Baihaqi yang dianggap shahih menyebut sahabat Ibnu Umar RA senantiasa memotong kukunya dan mencukur kumisnya setiap hari Jumat. Sejumlah ulama juga telah mengungkap waktu baik menggunting kuku.
Syeikh Zainuddin Al-Malibari dalam kitab Fathul Mu'in menyebut potong kuku baiknya dilakukan pada hari Kamis dan Jumat pagi. Kalangan ulama Syafi'i juga menganjurkan gunting kuku di hari Senin.
2. Urutan Kuku yang Digunting
Menurut pendapat madzhab Syafi'i dalam buku Fikih Empat Madzhab Jilid 3 karya Syaikh Abdurrahman Al-Juzairi, menggunting kuku hendaknya diawali dari telunjuk tangan kanan hingga kelingking kemudian ibu jari. Dilanjutkan memotong kuku kelingking tangan kiri sampai ibu jarinya.
Untuk jari kaki, urutan menggunting kuku sedikit berbeda. Menggunting kuku kaki dimulai dari jari kelingking kanan sampai kelingking kiri secara berurutan.
3. Menggunting Kuku Kurang dari 40 Hari
Kuku hendaknya tidak dipanjangkan melebihi 40 hari. Sehingga dianjurkan dipotong dalam waktu kurang dari 40 hari. Sebagaimana anjuran Rasulullah SAW dalam riwayat Anas bin Malik RA:
"Kami diberi batas waktu dalam mencukur kumis, memotong kuku, mencabut bulu ketiak, mencukur bulu kemaluan, supaya kami tidak membiarkannya tumbuh lebih dari 40 hari." (HR Muslim dan Ibnu Majah).
(azn/row)
Komentar Terbanyak
Ada Penolakan, Zakir Naik Tetap Ceramah di Kota Malang
Sosok Ulama Iran yang Tawarkan Rp 18,5 M untuk Membunuh Trump
Respons NU dan Muhammadiyah Malang soal Ceramah Zakir Naik di Stadion Gajayana