Menyikat gigi atau bersiwak termasuk salah satu sunnah Nabi SAW sebelum menjalankan ibadah salat. Anjuran ini turut disebutkan dalam hadits yang berasal dari Abu Hurairah RA, ia mengatakan bahwa Nabi SAW bersabda,
لَوْلَا أَنْ أَشُقَّ عَلَى أُمَّتِي أَوْ عَلَى النَّاسِ لَأَمَرْتُهُمْ بِالسِّوَاكِ مَعَ كُلِّ صَلَاةٍ
Artinya: "Seandainya tidak memberatkan umatku, sungguh aku akan memerintahkan mereka bersiwak setiap hendak menunaikan salat." (HR Bukhari)
Baca juga: Bolehkah Puasa Rajab Tidak Sahur? |
Apakah Sikat Gigi Membatalkan Puasa?
Mayoritas ulama berpendapat bahwa sikat gigi tidak membatalkan puasa. Sikat gigi saat puasa dianjurkan untuk dilakukan pada pagi hari. Pendapat ini bersandar pada hadits yang dikeluarkan At-Tirmidzi dari Amir bin Rabi'ah yang pernah melihat Rasulullah SAW sikat gigi atau bersiwak dalam keadaan puasa.
Mengutip As-Sunnan wa al-Mubtada'at al-Muta'alliqah bi al-Adzkar wa ash-Shalawat karya Muhammad 'Abdus-salam Khadr Asy-Syaqiry, Ibnu Umar berkata, "Hendaklah bersiwak di awal atau akhir siang, dan tidak menelan ludah.' Atha mengatakan, "Jika ludah tertelan, maka aku tidak menganggapnya telah membatalkan puasa." 'Amir bin Rabi'ah mengatakan, "Aku melihat Rasulullah bersiwak saat puasa tanpa dapat dihitung bilangannya."
Disebutkan dalam At-Tadzhib fi Adillati Matn al-Ghayah wa al-Taqrib karya Musthafa Dib Al-Bugha atau penjelasan Kitab Matan Abu Syuja', pendapat tersebut didukung oleh mazhab Hanafi dan Maliki. Keduanya mengatakan bahwa hukum sikat gigi saat puasa adalah mubah atau diperbolehkan.
Hal ini turut dikatakan Imam asy-Syaukani sebagaimana dinukil Ahmad Syarifuddin dalam buku Puasa Menuju Sehat Fisik dan Psikis. Ia menyebut, pendapat yang benar dan dianjurkan bersiwak atau sikat gigi bagi orang yang berpuasa baik di pagi maupun sore hari adalah pendapat mayoritas ulama.
Sementara itu, mazhab Syafi'i berpendapat bahwa sikat gigi saat puasa khususnya ketika matahari telah tergelincir adalah makruh. Mazhab ini berpendapat, larangan tidak menyikat gigi pada waktu tersebut agar bahwa bau tidak sedap pada mulut orang yang berpuasa tidak hilang.
Disebutkan dalam salah satu hadits, Rasulullah SAW menggambarkan bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah SWT daripada wangi kasturi. Dari Abu Hurairah RA, ia mengatakan bahwa Rasulullah SAW bersabda,
"Sungguh, perubahan bau mulut orang yang berpuasa itu di sisi Allah lebih harum dari wangi kasturi." (HR Bukhari dalam Al-Shaum dan Muslim dalam Al-Shiyam)
Perubahan bau mulut bagi orang yang berpuasa ini umumnya terjadi setelah tergelincirnya matahari ke arah barat. Sehingga, ulama mazhab ini menghukuminya makruh apabila sikat gigi setelah tergelincirnya matahari.
Baca juga: Apakah Muntah Bisa Membatalkan Puasa? |
Simak Video "Astronaut Arab Klaim Tak Wajib Puasa Ramadhan Saat di Luar Angkasa"
[Gambas:Video 20detik]
(kri/erd)
Komentar Terbanyak
Kisah Nabi Isa dari Kelahirannnya-Ditugaskan ke Bumi Jelang Kiamat
Dijuluki Google Al-Qur'an, 2 Anak Yatim Ini Hafal 30 Juz Al-Qur'an dan Artinya
70 Ribu Pengikut Dajjal Jelang Kiamat akan Pakai Jubah Hijau