Tradisi Lebaran Ketupat: Sejarah, Makna Filosofi dan Waktu Perayaannya

Tradisi Lebaran Ketupat: Sejarah, Makna Filosofi dan Waktu Perayaannya

Nur Umar Akashi - detikJogja
Senin, 15 Apr 2024 10:00 WIB
Close-up shot stack of ketupats on glass bowl above dining table at home during ramadan.
Foto: Ilustrasi Lebaran Ketupat (Getty Images/iStockphoto/Kanawa_Studio)
Jogja -

Indonesia adalah negara yang kaya akan budaya, baik dari segi pakaian hingga tradisi. Salah satu tradisi yang terkenal adalah Lebaran Ketupat. Apa itu? Baca uraian tentang sejarah, makna filosofi, dan waktu perayaannya di bawah ini!

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Daring mendefinisikan Lebaran sebagai hari raya umat Islam yang jatuh pada tanggal 1 Syawal setelah selesai menjalankan ibadah puasa selama bulan Ramadhan.

Lebih lanjut, ketupat adalah makanan yang dibuat dari beras dan dimasukkan dalam anyaman pucuk daun kelapa. Bentuknya unik, yakni seperti kantong segi empat. Ketupat kemudian direbus dan dimakan sebagai pengganti nasi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tradisi Lebaran Ketupat hingga kini masih mudah dijumpai di pelbagai daerah yang didiami masyarakat Jawa. Supaya lebih paham, yuk, simak sejarah, makna filosofi, dan waktu perayaannya berikut.

Sejarah Tradisi Lebaran Ketupat

Dirujuk dari situs Madrasah Ibtidaiyah Swasta (MIS) Al-Falah Kuncung, ketupat sebagai makanan bukanlah hal baru. Sajian ini telah dikenal sejak 1700 Masehi berdasarkan informasi dalam Hikayat Indraputra.

ADVERTISEMENT

Lebih lanjut, tradisi Lebaran Ketupat diperkirakan masuk bersamaan dengan proses Islamisasi di Jawa. Sunan Kalijaga disebut-sebut sebagai orang yang pertama kali mengenalkan tradisi ini.

Sang Sunan mengenalkan dua kali Lebaran atau Badha, yakni Lebaran (Idul Fitri) dan Lebaran Ketupat. Dengan nama lain Kenduri Ketupat, tradisi ini juga dikenal dengan istilah Syawalan yang menyimbolkan kebersamaan.

Kala itu, tradisi Lebaran Ketupat menjadi sarana dakwah Islam. Di antara yang diajarkan adalah cara bersyukur kepada Allah, bersedekah, dan bersilaturahmi di hari fitri.

Makna Filosofi Tradisi Lebaran Ketupat

Diambil dari laman NU Online, ketupat berasal dari kata bahasa Jawa 'ngaku lepat' yang artinya mengakui kesalahan. Artinya, ketupat ini membawakan makna filosofis untuk saling mengakui kesalahan dan memaafkan.

Janur kuning yang membentuk ketupat diartikan sebagai penolak bala bagi orang Jawa. Sementara itu, anyaman rumitnya mencerminkan kesalahan-kesalahan yang diperbuat manusia. Ketika ketupat dibelah, warna putih yang tampak menggambarkan kebersihan dan kesucian usai mohon ampun dari kesalahan.

Beras sebagai bahan dasar yang dipakai menjadi lambang kemakmuran. Ketupat biasanya didampingi dengan sajian opor ayam. Nah, santan yang ada di opor ayam ini bermakna 'pangapunten' atau permohonan maaf.

Disadur dari jurnal berjudul Tradisi Lebaran Ketupat di Kampung Jawa Kota Tomohon oleh Zulkarnaen Me'akhir Yanus Putra Hulu, dkk, bentuk segi empat atau segi lima ketupat mencerminkan prinsip 'kiblat papat lima pancer'.

Maknanya adalah bahwa ke mana pun manusia pergi, pasti akan selalu kembali kepada Allah SWT. Istilah ini juga dapat berarti empat macam nafsu manusia, yakni amarah, aluamah, supiah, dan mutmainah.

Keempat nafsu ini telah ditaklukkan selama puasa. Alhasil, makan ketupat menyimbolkan bahwa keempatnya telah sukses dikekang.

Sementara itu, ketupat dengan segi lima berarti 'barang limo rak keno ucul' atau lima hal yang tidak boleh terlepas. Yang dimaksud adalah lima waktu sholat, yakni subuh, dhuhur, ashar, maghrib, dan isya.

Hadirnya ketupat dalam tradisi ini membawa makna tersendiri. Dikutip dari detikEdu, makna tradisi Lebaran Ketupat adalah momen penyucian dan saling memaafkan antarsesama.

Waktu Perayaan Tradisi Lebaran Ketupat

Ditilik dari Jurnal Madani berjudul Nilai Pendidikan dalam Tradisi Lebaran Ketupat Masyarakat Suku Jawa Tondano di Gorontalo karya Muh Arif dan Melki Yandi Lasantu, tradisi ini diselenggarakan seminggu setelah Hari Raya Idul Fitri.

Artinya, tradisi Lebaran Ketupat digelar pada tanggal 8 Syawal. Dikutip dari Kalender Hijriah Indonesia Tahun 2024, tanggal 8 Syawal ini bertepatan dengan Rabu, 17 April 2024.

Nah, itulah penjelasan mengenai tradisi Lebaran Ketupat, mulai dari sejarah, makna filosofi, dan waktu perayaannya. Semoga menambah wawasan detikers, ya!




(apu/apu)

Hide Ads