Serangan Umum 1 Maret 1949: Sejarah, Latar Belakang, Tokoh, Dampak-Lokasinya

Serangan Umum 1 Maret 1949: Sejarah, Latar Belakang, Tokoh, Dampak-Lokasinya

Agnest Aprillia - detikJogja
Kamis, 29 Feb 2024 18:20 WIB
Monumen Serangan Umum 1 maret 1949 di Yogyakarta
Ilustrasi Serangan Umum 1 Maret Foto: Usman Hadi/detikcom
Jogja -

Dalam perjalanan sejarah Indonesia, peristiwa Serangan Umum 1 Maret 1949 merupakan salah satu upaya masyarakat memperjuangkan kemerdekaan melawan Belanda. Adapun peristiwa ini terjadi di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Perlawanan tersebut berlangsung selama 6 jam dan berhasil menunjukkan kepada dunia bahwa semangat kemerdekaan rakyat Indonesia tetap menggelora meskipun kemerdekaan 17 Agustus 1945 belum diakui Kerajaan Belanda.

Terdapat sejumlah tokoh penting dalam memperjuangkan dan memperkokoh kemerdekaan Indonesia dalam peristiwa Serangan Umum 1 Maret ini. Untuk menghargai dan mengenang peristiwa ini, ketahui latar belakang sejarah hingga dampaknya terhadap Indonesia berikut ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sejarah dan Latar Belakang Serangan Umum 1 Maret 1949

Setelah Agresi Militer Belanda 1 yang selesai di 5 Agustus 1947. Serangan berlanjut yaitu Agresi Militer Belanda 2 yang terjadi pada 19 Desember 1948 dengan kota pertama yaitu Jogja yang merupakan benteng terakhir NKRI

Serangan Umum 1 Maret 1949 adalah suatu pembuktian kepada internasional bahwa Indonesia tetap ada. Serangan ini dilakukan selama 6 jam di Jogja, dipimpin oleh Letnan Kolonel Soeharto. Serangan umum dilancarkan tepat pukul 06.00 pagi seiring dengan bunyi sirine pertanda jam malam berakhir.

ADVERTISEMENT

Pada saat itu Belanda tidak siap dan tentara RI hanya membutuhkan waktu yang singkat untuk memukul seluruh pasukan militer Belanda. Akhir dari Serangan umum 1 Maret 1949 tepat pada pukul 12.00 ketika pasukan RI mundur. Saat pasukan Belanda datang, tentara RI sudah tidak ada di tempat. Dengan begitu Belanda hanya bisa menyerang daerah sepanjang pengunduran pasukan Republik.

Pada esok hari melalui radiogram, R. Sumardi menyampaikan peristiwa ini ke pemerintah PDRI di Bukittinggi. Lalu informasi tersebut disampaikan ke A. A. Maramis sebagai diplomat RI di New Delhi. Berita yang sama juga diinfokan kepada L. N Palar, diplomat RI di New York, Amerika Serikat. Serangan umum ini pun diberitakan ke luar negeri melalui siaran radio Wonosobo.

Tokoh Serangan Umum 1 Maret 1949

Sampai saat ini, perdebatan mengenai penggagas utama dari peristiwa Serangan umum 1 Maret 1949 masih terus berlanjut. Berdasarkan wawancara dengan Radio BBC London tahun 1986, Sri Sultan Hamengkubowono IX menyatakan bahwa dia penggagas Serangan Umum 1 Maret di mana dia menjelaskan bahwa dia melihat semangat rakyat melemah di akhir Januari 1949. Sedangkan pada saat itu, radio menyiarkan bahwa Dewan Keamanan PBB pada awal Maret 1949 hendak membahas persengketaan Indonesia-Belanda. Saat itulah hal tersebut dinilai sebagai alasan semangat dan harapan rakyat serta menarik perhatian dunia bahwa RI masih punya kekuatan.

Sedangkan, menurut Buku karya G Dwipayana dan Ramadhan KH yaitu Buku Soeharto, Pikiran, Ucapan, dan Tindakan Saya (2018), mengatakan bahwa penggagas Serangan umum 1 Maret adalah Letkol Soeharto.

Lebih lanjut, berikut tokoh yang ada pada Serangan Umum 1 Maret 1949:

1. Sri Sultan Hamengkubuwono IX

Bersama Letkol Soeharto merupakan tokoh yang membuat rencana penyerangan yang membuat Indonesia berhasil merebut kembali Ibu Kota Jogja.

2. Letkol Soeharto

Selain membuat rencana penyerangan bersama Sri Sultan Hamengkubuwono IX. Beliau juga merupakan salah satu petinggi militer TNI dan menjadi pemimpin pasukan TNI dalam memasuki medan peperangan dan mengalahkan pasukan Belanda pada saat itu.

3. Panglima Sudirman

Merupakan orang yang berperan besar dalam keberhasilan penyerangan Jogja. Beliau adalah salah satu petinggi TNI juga yang menyetujui penyerangan Jogja pada saat itu,

4. Bambang Soegeng

Merupakan tokoh yang memberikan masukkan bahwa kota yang diserang harus Jogja karena akan memberikan efek terbesar dalam kebangkitan Indonesia melawan Belanda. Beliaulah yang memberi instruksi pada para pemimpin pemerintah sipil untuk membantu dalam melakukan penyerangan.

Dampak Serangan Umum 1 Maret 1949

Walau hanya enam jam, dampak dari adanya Serangan Umum 1 Maret 1949 cukup besar, di antaranya:

  1. Menunjukkan kepada dunia bahwa Indonesia tetap ada dan TNI masih mampu menyerang
  2. Mendukung diplomasi RI di forum PBB
  3. Mendorong perubahan sikap Amerika Serikat yang akhirnya balik menekan Belanda agar berunding dengan RI
  4. Menaikkan mental rakyat dan TNI yang bergerilya
  5. Mematahkan mental dan semangat Belanda

Lokasi Serangan Umum 1 Maret 1949

Serangan Umum 1 Maret 1949 dimulai tepat pukul 06.00 WIB Ketika sirine dibunyikan sebagai tanda serangan dimulai. Serangan dilakukan serentak di wilayah Jogja seperti Benteng Vredeburg, Kantor pos, Istana Kepresidenan, Hotel Tugu, Stasiun Kereta Api, dan Kotabaru.

Nah, itu dia penjelasan mengenai Serangan Umum 1 Maret 1949 mulai dari sejarah, latar belakang, tokoh, dampak, dan lokasinya. Jangan lupakan peristiwa bersejarah ya!

Artikel ini ditulis oleh Agnest Aprillia, peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.




(par/apl)

Hide Ads