Sejarah Terbentuknya TNI Lengkap: Latar Belakang, Tokoh, Tujuan, Tugas

Sejarah Terbentuknya TNI Lengkap: Latar Belakang, Tokoh, Tujuan, Tugas

Rheina Meuthia Ashari - detikJateng
Sabtu, 05 Okt 2024 08:28 WIB
Ilustrasi Kostrad TNI AD
Tentara Nasional Indonesia atau TNI. (Foto: Kostrad TNI AD (Pool/Penkostrad))
Solo -

Dalam perjalanan sejarah bangsa Indonesia, ada satu institusi yang memiliki peran krusial dalam mempertahankan kedaulatan dan keamanan negara, yaitu Tentara Nasional Indonesia (TNI). Sejak proklamasi kemerdekaan pada 17 Agustus 1945, TNI telah bertransformasi dari organisasi yang dibentuk secara mendesak menjadi angkatan bersenjata yang profesional dan terlatih.

Perjuangan bangsa Indonesia untuk meraih kemerdekaan tidak lepas dari latar belakang yang penuh liku-liku. Dalam menghadapi ancaman kembali dari penjajah, rakyat Indonesia menyadari pentingnya membentuk kekuatan bersenjata yang dapat menjaga dan melindungi kemerdekaan yang baru diraih.

Dalam artikel ini, kita akan membahas lebih dalam mengenai sejarah terbentuknya TNI, tokoh-tokoh kunci yang terlibat, serta tujuan dan tugas dari institusi yang sangat penting ini. Dengan mengutip dari laman resmi Tentara Nasional Indonesia, berikut merupakan sejarah lengkap terkait latar belakang, tokoh, tujuan, dan tugas TNI.

Latar Belakang

Latar belakang terbentuknya Tentara Nasional Indonesia (TNI) tidak terlepas dari sejarah panjang perjuangan bangsa Indonesia dalam meraih kemerdekaan. Setelah Proklamasi Kemerdekaan pada 17 Agustus 1945, Indonesia menghadapi ancaman dari penjajah yang ingin kembali menguasai negeri ini.

Belanda, yang sebelumnya diusir oleh Jepang, berusaha merebut kembali kendali atas Indonesia melalui berbagai upaya, termasuk diplomasi dan kekuatan militer. Dalam situasi yang penuh dengan ketidakpastian ini, bangsa Indonesia menyadari pentingnya memiliki kekuatan bersenjata untuk mempertahankan kedaulatan yang baru saja diperoleh.

Pada awal masa kemerdekaan, Indonesia belum memiliki angkatan bersenjata resmi. Namun, semangat juang rakyat yang tinggi melahirkan berbagai inisiatif pembentukan organisasi keamanan. Pada 22 Agustus 1945, Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) dalam sidangnya membentuk Badan Keamanan Rakyat (BKR), sebuah organisasi yang terdiri dari mantan anggota PETA (Pembela Tanah Air), Heiho, dan laskar rakyat.

BKR tidak sepenuhnya berfungsi sebagai tentara nasional, melainkan lebih sebagai badan keamanan lokal yang bertugas menjaga ketertiban di masing-masing wilayah. Namun, seiring dengan semakin intensifnya ancaman dari pasukan Sekutu yang berupaya merebut wilayah Indonesia, kebutuhan akan tentara nasional yang terorganisir semakin mendesak.

Pada 5 Oktober 1945, pemerintah Indonesia memutuskan untuk membentuk Tentara Keamanan Rakyat (TKR) sebagai angkatan bersenjata resmi. Pembentukan TKR merupakan langkah penting dalam menyusun kekuatan pertahanan nasional yang lebih terstruktur dan mampu menghadapi tantangan yang lebih besar.

Proses ini diikuti dengan pengangkatan Jenderal Soedirman sebagai Panglima Besar, yang kemudian menjadi simbol perjuangan militer Indonesia melawan penjajahan. Pembentukan TKR ini pada akhirnya berkembang menjadi Tentara Nasional Indonesia (TNI) melalui berbagai perubahan dan reformasi struktural.

Evolusi ini menggambarkan betapa pentingnya peran tentara dalam mempertahankan kemerdekaan dan menjaga stabilitas bangsa. TNI menjadi simbol kekuatan dan ketahanan Indonesia dalam menghadapi ancaman baik dari dalam maupun luar negeri.

Tokoh-Tokoh Penting

Setiap perubahan besar dalam sejarah selalu melibatkan individu-individu yang memainkan peran penting. Begitu pula dengan pembentukan dan perkembangan TNI. Sejumlah tokoh nasional memiliki kontribusi besar dalam merumuskan dasar-dasar pembentukan angkatan bersenjata Indonesia yang profesional.

Tokoh-tokoh ini tidak hanya memberikan arah bagi TNI, tetapi juga membangkitkan semangat nasionalisme di kalangan rakyat Indonesia. Berdasarkan laman resmi Tentara Nasional Indonesia, berikut ini merupakan daftar tokoh yang berpengaruh dalam sejarah TNI.

1. Soekarno

Sebagai proklamator dan Presiden pertama Indonesia, Soekarno memiliki peran penting dalam mendukung pembentukan tentara untuk melindungi kemerdekaan.

2. Mohammad Hatta

Sebagai wakil presiden, Hatta juga berperan dalam meyakinkan rakyat untuk berjuang dan membentuk angkatan bersenjata.

3. Jenderal Soedirman

Sebagai panglima TKR yang pertama, Soedirman memimpin perjuangan melawan Belanda dan menjadi simbol kepemimpinan TNI yang efektif.

4. Jenderal A.H. Nasution

Sebagai salah satu tokoh militer penting, Nasution berkontribusi dalam merumuskan strategi pertahanan TNI dan mengembangkan doktrin militer.

Tujuan dan Tugas TNI

Setiap lembaga militer dibentuk dengan tujuan yang jelas untuk melindungi dan melayani negara serta rakyatnya. TNI, sejak awal pembentukannya, memiliki misi yang berfokus pada perlindungan kedaulatan negara. Namun, seiring perkembangan zaman dan dinamika politik serta keamanan, tujuan TNI pun mengalami perkembangan.

Tidak hanya sebagai alat pertahanan, TNI juga memiliki tanggung jawab dalam menjaga keamanan domestik dan berkontribusi pada pembangunan nasional. Berikut adalah empat tugas TNI dikutip dari laman resmi Tentara Nasional Indonesia.

  1. Melindungi Kedaulatan Negara
  2. Menjaga Keutuhan Wilayah
  3. Mengamankan Rakyat
  4. Mendukung Pembangunan Nasional

Lebih lanjut, TNI memiliki tugas yang diamanahkan oleh Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004. Sebagai institusi militer utama di Indonesia, TNI tidak hanya berfungsi dalam konteks peperangan, tetapi juga memiliki peran strategis dalam menjaga stabilitas nasional, termasuk dalam penanggulangan bencana dan operasi kemanusiaan.

Tugas-tugas TNI terus berkembang sesuai dengan situasi dan kondisi yang dihadapi bangsa Indonesia. Mengutip dari Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004, berikut merupakan beberapa tugas pokok TNI.

  1. Operasi Militer untuk Perang
  2. Operasi Militer Selain Perang
  3. Pendidikan dan Pelatihan
  4. Kerjasama Internasional

Semoga dengan adanya artikel ini, kita bisa lebih memahami pentingnya peran TNI dan terus mendukung perjuangan mereka dalam menjaga Indonesia yang kita cintai bersama, ya!

Artikel ini ditulis oleh Rheina Meuthia Ashari, peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.




(sto/apl)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads