3 Tokoh Reformasi Gereja dan Latar Belakang Terjadinya

ADVERTISEMENT

3 Tokoh Reformasi Gereja dan Latar Belakang Terjadinya

Azkia Nurfajrina - detikEdu
Senin, 24 Feb 2025 06:00 WIB
Ilustrasi gereja
Ilustrasi reformasi gereja Foto: Getty Images/Towasit Kongton
Jakarta -

Dalam sejarah Kristen pernah terjadi upaya pengembalian ajaran agama kepada kemurnian Alkitab yang dikenal dengan Reformasi Gereja. Peristiwa yang melahirkan aliran Protestanisme ini dimulai pada abad ke-15 di Eropa.

Reformasi Gereja merupakan sikap kritis terhadap penyimpangan-penyimpangan yang dilakukan pihak Gereja Katolik pada kala itu. Sebagian umat Kristiani merasa gerah dan menginginkan kembalinya kekristenan yang sesuai dengan prinsip-prinsip Wahyu Allah.

Upayanya berkembang dan memunculkan sejumlah tokoh penggerak reformasi. Siapa saja?

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Latar Belakang Reformasi Gereja

Mengutip publikasi Universitas Pendidikan Indonesia, Reformasi Gereja dilatarbelakangi oleh jeritan terhadap kondisi gereja-gereja di Eropa Barat yang dianggap sangat memerlukan pembaharuan secara menyeluruh, baik di bidang administratif, moral dan hukum.

Nilai-nilai kehidupan gerejawi yang sebenarnya telah hilang, moral para rohaniwan terlihat lemah dan kerap menjadi sumber skandal bagi jemaat. Penyalahgunaan dan imoralitas merajalela. Paus sebagai kepala gereja juga justru mengejar dan mengurus masalah keduniawian.

ADVERTISEMENT

Birokrasi gereja tidak efisien dan dipenuhi praktik KKN alias korupsi, kolusi, dan nepotisme. Jabatan di gereja tidak diperoleh atas kualitas kerohanian, melainkan berdasarkan hubungan keluarga, status politik, atau status keuangan.

Sebagian orang menambah tuntutan mengenai perlunya reformasi atas ajaran, teologi, dan paham-paham keagamaan Kristen. Sebab gereja kala itu dianggap telah kehilangan visinya, menyeleweng dari paham keimanan, dan gagal menangkap makna sebenarnya dari kekristenan.

Reformasi dinilai sebagai upaya yang tepat bagi gereja untuk meninggalkan karya abad pertengahan dan balik kepada ajaran gereja yang murni seperti pada masa awal. Bisa dibilang, reformasi gereja merupakan tindakan untuk memahami kembali arti sebenarnya dari kekristenan.

Tokoh-tokoh Reformasi Gereja

Karena latar belakang itulah, muncul sejumlah tokoh penggerak Reformasi Gereja. Setiap tokoh mempunyai motivasi dan inti reformasinya masing-masing. Mengutip buku Pendidikan Agama Kristen untuk Perguruan Tinggi oleh Drie Brotosudarmo, berikut beberapa tokohnya:

1. Martin Luther

Gerakan reformasi Martin Luther terjadi pada 31 Oktober 1517. Ia mengemukakan 95 dalil pemikiran mengenai ajaran dan kepemimpinan gereja dan menempelkan tulisannya di pintu gerbang Gereja Istana di Wittenberg, Jerman.

Martin Luther yang merupakan seorang Pastor Gereja Katolik Roma di Wittenberg dijatuhi sanksi dan akhirnya mengundurkan diri dari jabatannya. Langkahnya diikuti oleh rekan-rekannya yang juga melakukan gerakan pembaruan gereja atau reformasi.

Mereka ini kemudian dikenal sebagai kaum Protestan, kelompok yang melakukan protes terhadap Gereja Katolik Roma. Tanggal penempelan 95 dalil sebelumnya hingga kini diperingati sebagai Hari Reformasi Gereja.

Inti reformasi yang dilakukan kelompok Mennonite antara lain dibenarkan oleh iman (Sola Fide), amal bukan bertujuan untuk memperoleh keselamatan tapi perwujudan iman, dan penyederhanaan liturgi dan sakramen.

2. John Calvin

John Calvin yang berasal dari keluarga Katolik Roma tertarik dengan pembaruan gereja yang dilakukan Martin Luther. Karena pemerintah kala itu melawan para penganut Reformasi Gereja, kaum Injili tak berani menyatakan keimanannya.

Ia pun menulis buku bertajuk Institutio yang selanjutnya diakui sebagai ajaran resmi atau Dogma Reformasi. Usai diusir dari negerinya, Prancis, John Calvin menjadi pendeta di Swiss. Waktu itu, gerakan reformasi di sana belum punya organisasi kuat sehingga muncul berbagai macam ajaran dan liturgi gereja.

Inti reformasi yang dilakukan John Calvin antara lain hanya karena anugerah (Sola Gratia), penyederhanaan gereja yaitu dibebaskan dari ikon yang dianggap suci, relikwi, dan pakaian iman disederhanakan serta dibentuk pejabat negara.

3. Ulrich Zwingli

Reformasi yang dipelopori Ulrich Zwingli tak terlalu menonjol dalam catatan sejarah gereja tetapi dilanjutkan oleh beberapa pengikutnya. Meski begitu, ia memperjuangkan hal antara kesadaran teokrasi yang radikal, perubahan dan pembaruan bentuk hidup gereja, hingga semangat Injili dalam masyarakat.

Asisten Ulrich, Conradf Grebel, memisahkan diri karena menganggap ajaran Zwingli sangat lamban dan tidak konsekuen. Bersama teman-temannya, Conradf mempermasalahkan baptisan anak. Mereka kemudian melakukan upacara baptisan di Zurich, Swiss dan mendirikan jemaat Anabaptis pada 21 Januari 1525.

Jemaat Anabaptis selanjutnya bergabung dengan Mennonite, kelompok pembaruan gereja yang dipimpin oleh Menno Simons di Witmarsum, Belanda.

Inti reformasi yang dilakukan kelompok Mennonite antara lain mengenai baptisan orang percaya atau baptisan dewasa, persaudaraan ditingkatkan di antara jemaat, iman dan kasih, tanpa kekerasan, dan tanpa pembalasan.




(azn/fds)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads